Chapter 9 - Chapter 9

Yuan menunggang Naga nya yang sudah berubah ukuran turun ke bumi didekat hutan perbatasan negara Qi, Yuan turun dari naga tunggangannya dan berjalan perlahan kembali kekediamannya tapi berhenti ketika melihat naganya ini menatapnya ingin ikut serta mungkin saja naga nya ini kesepian didunia atas dan mungkin juga sudah tidak betah dijadikan bahan eksperimen Hui Lan didunia atas, biasanya Hui Lan walau tidak berani dekat-dekat dengan Naga ini ia selalu punya cara untuk membuat naga ini terusik.

"Baiklah..."ucap Yuan datar.

Ggrrrrr

Geraman senang terdengar rendah dan naga raksasa milik yuan ukurannya mulai menyusutkan diri menjadi ukuran kecil hampir menyamai seekor ular kecil.

Naga mungil itu melingkar lengan Yuan dengan erat seolah takut tuan nya ini berubah pikiran.

Wuusshhh ....

Hanya hembusan angin yang terdengar ketika sosok Yuan menghilang di tengah-tengah hutan belantara perbatasan negara Qi itu.

Chui yang baru saja sampai di Kediaman Wangye menjadi kaget akibat informasi yang diberikan bawahannya karena Wangye mereka sudah kembali.

Chui langsung bergegas tergesah-gesah dan ternyata Wangye nya sudah duduk dikursi tertinggi ditengah-tengah aula pertemuan kediaman Qi Rui Wangfu.

"Hormat hamba kepada Rui wangye semoga diberi berkah kehidupan ....."ucap Chui kepada Wangye nya ini.

"Kenapa kaisar memanggilmu ..."ucap Yuan datar.

"Wangye, Yang mulia kaisar menanyakan keberadaan wangye selama sebulan lebih ini setiap hari hamba diharuskan datang ke istana kekaisaran untuk memberikan informasi keberadaan wangye"ucap Chui sopan sambil memikirkan beberapa minggu yang lalu ketika putri bungsu kekaisaran menerobos masuk ingin melihat keadaan wangfu yang sudah dirombak habis ini.

Memikirkan itu hanya membuat kepala Chui serasa ingin pecah karena ulah putri bungsu kekaisaran yang tidak pernah berhenti mengejar wangye mereka ini.

"Baiklah, aku akan menemui kaisar.... siapkan kereta"perintah Yuan

Didalam kereta, Yuan melihat dari balik tirai tipis jendela kereta kehidupan manusia yang hiruk pikuk harmonis.

Melihat kereta mewah yang mempunyai ciri khas perpaduan antara warna hitam dan emas ini melintas dijalanan ibukota negara Qi para rakyat langsung menghentikan aktivitas mereka dan langsung bersujud memberi hormat kepada seseorang yang jelas mereka ketahui sebagai satu-satunya wangye di negara Qi.

Walaupun tak terlihat sosok Qi Rui wangye mereka semua menggigil gemetaran kerena aura yang dipancarkan wangye mereka.

Sedangkan didalam istana kediaman putri, putri Qi Lang seperti orang kesetanan dan semua dayang ia buat kalang kabut gemetaran ketakutan.

"Mama , kenapa semua gaun-gaun ini terlihat sangat usang !!.... bagaimana paman kekaisaran akan terpesona jika bertemu dengan kuu ....!! Bakar semua !!!..."ucap Putri Qi Lang geram.

"Tuan putri, Qi Rui wangye pasti menyukai tampilan sederhana tuan putri"ucap mama menenangkan Putri Qi Lang dengan mengambil sebuah kotak kayu mewah yang berisikan gaun berwarna merah jambu lembut.

Putri Qi Lang yang mendengarkan ucapan dari dayang senior nya ini menjadi sedikit tenang dan mulai memperhatikan isi dari kotak tersebut.

"Bagus bagus tak sia-sia aku memerintahkan mama untuk langsung membelinya"kata Putri Qi Lang senang.

Yuan yang berada di taman paviliun kaisar Qi sedang berbincang ringan membahas persoalan negara.

"Dari mana kakak kekaisaran mendapatkan bunga itu ?"tanya Yuan tertarik pada sebuah bongsai sakura mungil berwarna keemasan.

"Ohh itu kudapatkan dari seorang abadi yang berasal dari utara ... sebenarnya aku bingung kenapa ia memberikannya padaku"jawab kaisar santai

Aura dari bunga sakura itu mengingatkan Yuan akan So Ah.

"Permaisuri Shui Lan dan putri bungsu kekaisaran Qi Lang datangg ....."ucap seorang kasim memberitahukan kedatangan dua wanita yang paling dihormati diseluruh penjuru negara Qi.

Putri Qi Lang yang berada dibelakang permaisuri Shui sedikit salah tingkah ketika sekilas menatap paman kekaisarannya itu.

"Duduk saja Shui er .... kita sedang berkumpul dalam keluarga"ucap kaisar Qi

"Terimakasih yang mulia"jawab permaisuri  Shui malu-malu tapi masih dengan menjaga wibawanya.

Permaisuri Shui dan Putri Qi Lang duduk di seberang berhadapan langsung dengan Yuan dan kaisar yang berada di kursi tertinggi disebelah kanan mereka.

"Apakah Paman kekaisaran benar-benar akan datang ke negara Li ??"tanya Putri Qi Lang memastikan

"Iya, aku juga akan membawa wangfei ku"jawab Yuan singkat yang sukses membuat ketiga orang dihadapannya itu kaget bahkan putri Qi Lang hampir tersedak makanannya.

"Hahahaha hebat hebat aku tau kenapa beberapa tahun  belakangan ini kau sering menghilang tiba-tiba ....."ucap kaisar bersuka cita.

"Rui Wangye gadis bangsawan mana yang menarik perhatianmu ??"tanya permaisuri Shui.

Putri Qi Lang hanya menahan emosi dengan meremat gaunnya hingga tak berbentuk ketika mendengarkan perbincangan  ketiga orang dewasa dihadapannya ini.

Setelah beberapa jam perbincangan mereka akhirnya Yuan mengundurkan diri dan putri Qi Lang yang sudah terus menerus menahan emosinya itu sesampainya dikamar, dirinya mengamuk dan langsung memecahkan semua porselin serta semua perabotan dikamarnya menjadi imbas dari emosinya itu.

Praangggg

Crriinggg

Brakkk brakkk

"Tuan putri ....."ucap dayang tua yang merawat putri Qi Lang dari bayi mengingatkan dirinya.

Bukannya tenang putri Qi Lang semakin emosi dan menghancurkan semua perabotan yang berada di istanah peristirahatannya.

Para dayang-dayang muda hanya diam tak berani menegur tuan putri mereka.

"Astaga, anakku ada apa dengan kamar mu ini ??!!!...."tanya Consort Ruo ketika diberitahu dayang bahwa putri nya mengamuk.

"Niang hiks hiks kenapa yuan gege ingin mengambil seorang wangfei.... aku sangat mencintainya niang"jawab putri Qi Lang sedih.

"Gadis bangsawan mana yang akan ia ambil sebagai wangfei ??"tanya Consort Ruo sambil menenangkan Putri Qi Lang dan melirik dayang tua kepercayaannya.

"Gadis bangsawan Negara Li , Yang mulia"jawab dayang tua tersebut.

Consort Ruo membawa Putri Qi Lang ke paviliun peristirahatannya dan langsung memerintahkan para dayang membersihkan semua keributan serta menutup mulut agar jangan sampai kaisar mendengar kekacauan yang dibuat Putri Qi Lang.

Didalam istanah peristirahatan permaisuri, istanah teratai.

Seorang dayang datang dengan tergesah-gesah dan langsung membisikkan sesuatu ke telinga seorang dayang tua.

"Yang mulia, apakah hal ini akan kita sampaikan kepada Yang Mulia Kaisar"tanya dayang tua kepercayaan permaisuri.

"Biarkan saja mama, akan tetapi jika Consort Ruo berulah lebih dan berencana ingin membahayakan wangfei masa depan Rui Wang mungkin aku sebagai Kakak perempuan kekaisarannya takkan terima"kata permaisuri Shui Lan santai.

"Hanya saja aku sangat penasaran dengan gadis bangsawan itu .... bagaimana ia bisa menarik perhatian Rui Wang"lanjut permaisuri lagi sambil meminum teh Mawarnya.

"Atau mungkin Rui Wangfu yang sejuk itu tahun depan akan terdengar suara anak-anak yang riuh"kata permaisuri lagi menatap kolam teratai dari dalam jendela kamarnya.

"Semoga saja yang mulia"jawab dayang tua tersebut ikut mendoakan kesejahteraan satu-satu nya Wangye di kerajaan mereka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Takdir pilu yang mulai berjalan mengombang-ambingkan rasa ketakutan  ...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Darah menjadi hutang jiwa yang memberontak kejam ...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tangisan Luka berbaur jadi satu ego yang menggiurkan merobek tubuh ringkih tanpa harapan .....