"Pergi hikss kumohon pergi....."
"Ttiidakk ... apa salahku ???..."
"Siapapun tolong akuu .... ttoollooonggg hikss keluarkan aku dari sini hikss .... aku takutt ...."
"Kumohonnn"
"Siapapun ituu !!!!! Tolonggg ....."
"Tiiiidddaaakkkkkkk...."jerit So Ah yang terbangun tengah malam, keringat membasahi sekujur tubuhnya, muka nya pucat pasi dengan bulir-bulir besar keringat yang basah menuruni dahinya melepekkan untaian rambut disisi wajahnya.
So Ah meringkuk disudut kamar ketakutan dengan mimpi yang setiap kali selalu menghantuinya. Tergesah ia mengambil seluruh selimut tebal dan membalut dirinya sendiri dengan selimut itu.
Naga mungil yang biasanya selalu terbangun ketika dirinya bangun juga entah kenapa tetap terlelap tidur dari tadi sore dan itu sudah cukup membuatnya sedikit ketakutan dan ditambah lagi dengan mimpi buruk yang menghantuinya lagi ini cukup membuat sekujur tubuhnya menjadi gemetaran hebat.
"Hikss ... hikss ... hiks"isak tangisnya menyedihkan dengan tangan dan badannya yang terus bergemetaran.
***
Xuan diam-diam keluar, ia penasaran dengan calon pengantin Yuan dan ingin membuat jiwa Yuan yang berada ditubuhnya menjadi lebih tersiksa dengan dia yang ingin menyiksa tubuh calon pengantin Yuan itu.
Merasakan hawa keberadaan dari naga tunggangannya, dahi Xuan mengerut dan langsung menghilang menuju ketempat naga tunggangannya itu.
Setelah menghindari para pengawal yang berjaga malam, Xuan terus berjalan ke sudut kediaman yang penuh dengan pohon sakura dan juga plum serta maple dibeberapa sudut Xuan menajamkan penglihatannya. Melihat ada setapak jalan dengan pagar pembatas kayu dikedua sisinya ditengah-tengah rimbunnya pepohonan itu dirinya berjalan dengan santai.
"Sungguh pintar kau mencari tempat bersembunyi naga bodoh"ucap Xuan sinis dan terus berjalan santai sampai ia berhenti didepan sebuah paviliun yang hanya diterangi beberapa lilin temaram ditengah gelapnya malam.
Ia mendengar suara isakan menyedihkan dari salah satu bilik kamar di paviliun itu, mengerutkan keningnya ia mulai berjalan kearah suara itu dan juga bertepatan dengan aura dari naga tunggangannya itu juga berada diarah isakan tangis itu.
Krriiieeettt ...
"Hikss ...."
"Ssiiapa itu ???" Ucap So Ah dengan suara parau kaget.
"Bibi .... bibi wei ?? Apakah itu dirimu ??? Jjangan menakutiku hikss"ucap So Ah masih dengan suara parau bercampur gemetar.
Sedikit beringsut kearah Bao Bao, So Ah langsung cepat-cepat memeluk naga mungil itu kedalam pelukannya.
So Ah yang masih disudut ranjang melihat kearah jendela kamarnya yang tiba-tiba saja terbuka dan memperlihatkan langit malam gelap tanpa bintang.
Hawa dingin langsung merebak masuk membuat ketakutan So Ah semakin menjadi-jadi dan perlahan Ia mengintip dari balik selimut yang menutupi semua tubuhnya itu. Bulu mata lebatnya yang basah akibat air mata dan juga matanya yang sedikit sembam dengan bibir basah berkilat serta hidung mungil mancung yang sedikit kemerahan dibalik setengah selimut yang menutupi setengah wajahnya.
Dari arah jendela dirinya melihat bayangan sesosok tinggi tegap dalam kegelapan karena semua lilin yang tiba-tiba padam.
"Yu...Yuan apakah itu dirimu ??"tanya So Ah memastikan pasalnya sosok tinggi yang berjarak sekitar dua meter didepannya ini hanya diam saja dan itu sudah cukup membuatnya ketakutan.
Xuan melihat gadis didepannya ini memanggil nama Yuan sedikit menyeringai sadis, apalagi ketika melihat naga tunggangannya yang agung itu berada dipelukan gadis didepannya membuatnya sedikit kesal.
"Ya aku Yuan ...."jawab Xuan dingin, entah kenapa ia ingin berpura-pura sebagai Yuan sepertinya tidak buruk juga untuk berpura-pura kemudian secara perlahan ia kusiksa... sepertinya sangat menyenangkan pikirnya kejam.
"Ke..kenapa kau datang tiba-tiba ??"tanya So Ah pelan.
"Aku ada urusan ... kenapa naga itu ?"tanya Xuan datar.
"Aku takut Yuan sepertinya Bao Bao sakit ... Bao Bao tidak bangun sejak tadi sore ..."jawab So Ah sedih.
Pelan-pelan dirinya mulai beringsut duduk di pinggir ranjang dengan Yuan(Xuan) yang masih berdiri didekat jendela.
Xuan memperhatikan gadis yang bisa dibilang mungil didepannya ini dengan seksama dari sudut matanya. Rambut panjangnya sedikit lepek dengan keringat yang seperti nya sudah ia keluarkan mungkin karena dirinya membukus dirinya sendiri, ia juga melihat mata merah sembamnya dan juga hidungnya yang sedikit memerah walaupun ditengah kegelapan ia bisa melihat paras indah dari gadis mungil didepannya ini.
Perlahan ia berjalan mendekati gadis didepannya ini. Dirinya juga menarik satu kursi disampingnya dan langsung mendudukinya tepat didepan gadis ini.
"Kemarikan ...."kata Xuan dan So Ah langsung memberikan Bao Bao kepadanya.
"Apakah ia tak apa-apa yuan hiks ... aku takut ia mati ...jika ia mati selain dirimu siapa yang akan menemani ku disini ... hikss maafkan aku ..."kata So Ah dengan suara bergetar parau.
"Tidak apa-apa kau tenanglah"jawab Yuan(Xuan) ketika melihat gadis didepannya ini menangisi naga agung tuggangannya.
"Dia tak sakit dirinya hanya sedang hibernasi"kata Xuan sembarangan dan kemudian langsung melempar naga tunggangannya itu keruang dimensinya.
Ia tau bahwa naga tunggangannya ini sedikit terpengaruh karena kedatangannya yang tiba-tiba dan Juga sudah pasti membutuhkan penyesuaian, jika di dunia atas para makhluk tunggangan takkan terpengaruh tapi berbeda jika mereka berada dibumi itulah sebabnya kenapa ia dengan tak berperikemanusiaan melempar naga itu ke ruang dimensinya.
So Ah sedikit was-was dengan sosok didepannya ini, ia merasakan bahwa sosok didepannya ini memang Yuan tapi kenapa hawa dan aura yang dirinya keluarkan lebih berdominasi dan lebih gelap menakutkan tapi pikiran itu ia sisihkan jauh-jauh karena Ia mengkhawatirkan Bao Bao mungkinkah mahluk mungil itu tidak cocok dengan keadaan lingkungan dikediamannya ini.
"Maaf...."kata So Ah menunduk dirinya merasa bersalah.
"Hikss ...."isak So Ah tertahan saat ia masih rasa khawatir serta ia juga masih merasakan mimpinya yang membekas dipikirannya.
Secara naluriah Xuan mengusap air mata gadis didepannya ini dengan lembut. Entah bagaimana itu terjadi tapi ketika melihat bulu mata lentik lebat yang basah dengan air mata itu membuat ada satu rasa yang tak bisa dirinya deskripsikan disudut hatinya itu luluh dengan sosok rapuh didepannya ini.
"Kemari ...."ucap Xuan lembut dan langsung membawa So Ah kedalam pelukannya.
Sontak saja So Ah langsung menangis dalam pelukan hangat sosok didepannya ini.
Ketika dirinya tersadar dengan apa yang telah dilakukannya tanpa sadar, Xuan langsung melepaskan secara kasar pelukannya dan kemudian dengan kasar mendorong So Ah .
So Ah yang tiba-tiba saja didorong menjadi terkejut serta kesakitan karena tenaga yang dikeluarkan Yuan(Xuan) membuat dirinya terdorong dengan keras dan menabrak dinding disudut kamarnya.
"Akhh...."suara kesakitan yang So Ah tahan akibat rasa ngilu dipunggungnya yang menabrak dinding dan tanpa dirinya sadari tali pengait gaun tidurnya bagian depan dadanya secara tak sengaja terlepas dan memperlihatkan sedikit belahan dadanya.
Disaat So Ah yang masih kesakitan, tiba-tiba saja Yuan(Xuan) yang entah kapan sudah melepaskan topengnya atau mungkin dirinya tidak memakai topeng ketika mendatangi paviliun So Ah dengan paksa mencium dirinya dengan kasar dan agresif.
"Lephass... pffftthhh...."ucapan So Ah tertahan karena ciuman dari Yuan(Xuan) ini semakin agresif dan karena dirinya yang terus berontak secara membabi buta gaun yang dipakainya semakin merosot mempertontonkan setengah dari dadanya.
Xuan semakin memperdalam ciumannya dan menarik So Ah kedalam pelukannya, dengan erat Xuan memeluk So Ah dan melahap habis bibir mungil merah merekah yang ia rasakan sangat manis melebihi madu itu seolah-olah jika ia melepaskan bibir dan wanita yang ada di dalam pelukannya itu dirinya akan menyesalinya seumur kehidupannya yang abadi.
So Ah yang baru pertama kali dicium seseorang, kaki nya seakan lemah seperti air seakan dirinya tak sanggup untuk berdiri karena ciuman dari lelaki didepannya. Jika tidak karena pelukan lelaki didepannya dan secara spontan dirinya juga meremat baju Yuan mungkin dirinya sudah terjatuh dilantai dingin. Merasa bahwa nafasnya sudah mulai menipis tangan kiri So Ah mulai menarik baju Yuan dan tangan kanannya memukul-mukul dada Yuan. Perlahan Xuan melepaskan ciumannya dan melihat wajah gadis didepannya ini memerah seperti buah apel dan itu terlihat sangat menggoda dimatanya. Menelusuri kebawah lagi hidung mungilnya kembang kempis meraup udara dan ia juga melihat bibir mungil nya bengkak dan bertambah merah indah merekah matang seperti darah dan harum seperti bunga mawar merah. Semakin kebawah menelusuri dari sudut matanya ia melihat sesuatu yang mengintip indah dari balik gaun malam tidurnya yang sangat kontras dengan kulit putih gadis ini. Mempesona sangat berbeda dengan ribuan ah atau jutaan wanita yang menggodanya dan hanya gadis ini yang sanggup membuatnya tak bisa menahan diri.
"Hah...hah...hah...hah..."lirih So Ah ketika ia meraup habis-habisan udara disekitarnya dan tak memperhatikan bahwa ia masih ada didalam pelukan lelaki didepannya ini.
"Xuan .... panggil aku Xuan"kata Xuan Lirih dengan tatapannya yang menghujam langsung kedalam mata So Ah.
"Xu... Xuan"Jawab So Ah lirih dan langsung di bungkam dengan ciuman lagi dari Xuan.
Merasa risih dengan tangan So Ah yang tak beranjak dan tetap di dada bidangnya, Xuan menarik kedua tangan So Ah tanpa melepaskan ciumannya dan mengalungkan kedua tangan So Ah di lehernya karena jarak tinggi antara dirinya dan gadis mungil itu sangat jauh Xuan perlahan mengangkatnya dan mendudukan So Ah dipangkuannya.
Setelah puas Xuan melihat gadis didepannya ini sedikit kelelahan dengan hanya berciuman dengannya. Sedikit terkekeh dan memberhentikan dirinya sendiri. Xuan mengelus-elus surai So Ah dan sedikit membenarkan gaun tidur So Ah yang berantakan.
"Apakah aku yang pertama ..."lirih Xuan.
"Iya ..."jawab So Ah lirih karena rasa kantuk nya ia langsung terlelap tidur dipangkuan hangat lelaki itu.
Xuan sepanjang malam hanya menatap wajah So Ah dan perlahan ia menurunkan bibirnya sedikit meminumkan darahnya pada So Ah kemudian didirinya menyeringai ditengah gelapnya malam.