Chapter 17 - Chapter 17

Pangeran Qing Wu dari kerajaan Qing utara melihat semua kegiatan yang ada di ruangan besar perjamuan itu dengan seksama ia juga memperhatikan tiap detail informasi yang bisa ia dapatkan. Tapi ketika melihat Qi Rui Wang yang terlihat kebosanan dan sangat terlihat jelas dari cara dirinya yang meminum anggur itu.

"Qi Rui Wang dari kerajaan Qi"sapa nya pada Qi Rui Wangye.

"Pangeran Qing Wu dari kerajaan Qing"jawab Qi Rui Wangye santai.

"Bukankah menyenangkan pesta ini ??"tanya pangeran Qing Wu.

"Haha sangat menyenangkan hingga membuatku ingin muntah bukankah begitu putra mahkota Gou Jin"jawab sinis Qi Rui Wangye memiringkan bibirnya sadis, melirik lelaki yang duduk disampinya sedang dikelilingi para penari tadi yang bisa dibilang menyenangkan mata.

"Hahaha kau benar sekali Qi Rui Wang... coba sekali kau nikmati para gadis-gadis ini dan bawa satu jadi selir kamar sampingmu bukankah itu menyenangkan..."jawabnya dengan genit dan berani tanpa rasa malu pun diwajahnya.

Putra mahkota Gou Jin dari kerajaan Gou Timur memang seorang yang sangat suka bermain-main dengan wanita bahkan menurut rumor yang berhembus sampai ke kerajaan Li , Putra Mahkota Gou Jin ini sudah hampir memiliki ratusan selir dikamar sampingnya dan bahkan setiap dia bertemu gadis cantik yang menarik matanya ia langsung merayu gadis iti setelah ia bosan hanya ia buang ke kamar sampingnya membiarkan mereka para selir bertarung satu sama lain untuk merebut posisi permaisuri Putri mahkota disampingnya dan itu merupakan tontonan yang menyenangkan untuknya.

Para gadis bangsawan Li melihat prilaku bejat dari Putra Mahkota Gou Jin langsung mengambil jarak aman yang jauh dari pandangan putra mahkota itu.

"Wah wah wah... kelakuan bejat mu membuat mata ku kesakitan"ucap suara seorang gadis yang dengan berani menghina calon kaisar masa depan kerajaan Gou itu.

"Hahaha... Qing Lang ku yang manis sekarang sudah besar ternyata ..."jawabnya genit pada putri satu-satunya kerajaan Qing.

"Berani kau melirikku... ku potong sumber kehidupanmu"sahut putri Qing Lang sadis.

"Ouw ouw ouw ... Benwang sangat takut"jawab Putra mahkota Gou Jin bermain-main.

Putri Qing Lang yang mengenakan gaun merah muda dengan jahitan emas dan hiasan rambut khas dari kerajaan Qing membuatnya terlihat sangat halus dan segar dipandang mata bahkan para pria bangsawan dari waktu ke waktu banyak yang menunjukkan ketertarikkan mereka dan banyak juga gadis bangsawan yang iri dengan kecantikannya.

Sedangkan itu di sisi lain terlihat seorang wanita dengan gaun kuning diantara kumpulan gadis bangsawan itu sangat kontras dan mencolok karena kehadirannya.

"Salam kami kepada putri mahkota Yan Ning"ucap para gadis itu dengan serempak.

"Ya ... Ning Ning kemari Da Jie ingin berbicara kepadamu"ucapnya lembut dan berwibawa.

Hiasan emas burung phonix delapan ekor itu bergemerincing dengan juntaian yang berada dikedua sisi wajahnya. Gaun kuning dengan selendang merah remang yang diapit dipinggang rampingnya dan Matanya yang besar serta bibir merah dengan rouge merekah membuat penampilannya sangat indah sebagai putri mahkota sekaligus wangfei dari putra mahkota Li Xui.

Yan Ning merupakan saudari kembar Ning Ning.Wajah mereka hampir sama, yang menjadi perbedaan dari mereka berdua hanya pada tanda lahir air mata yang berada diujung mata Ning Ning.

"Ya Yang Mulia"jawab Ning Ninh dengan etiket sopan santun.

Setelah kepergian mereka berdua udara sedikit lebih lega dan tidak berat seperti tadi.

"Yu Xe seharusnya kau melawan dia, kau tau aku sangat membenci gadis liar itu"bisik Lian Qing marah.

"Tii...tidak qing'er aku hanya tidak merasa enak jika Da jie ku dihina orang lain... jika aku yang dihina tidak apa-apa"sahut Yu xe dengan suara yang sengaja ia besarkan sedikit agar banyak telinga yang mendengar ucapannya.

"Xe'er seharusnya kau tidak mengurusi da jie mu yang sombong itu... kau tau dirinya sudah buruk rupa dan kau !!?"jawab Lian Qing emosi dan para gadis bangsawan itu mulai menguping.

"Xe er apa yang terjadi...."tanya Selir An yang tiba-tiba saja datang menghampiri Yu Xe tapi ketika melihat kedipan aneh dimata anaknya ini Selir An ikut dalam permainan anaknya.

Mata Yu Xe memerah dan berair seolah-olah jika ia mengedipkan kedua matanya, air mata nya akan jatuh menganak sungai dengan menyedihkan.

Semua orang yang melihatnya mungkin akan berfikir jika selama ini dirinya selalu di perlakukan tidak adil oleh kakak atau Nona Utama kediaman Lu yang buruk rupa itu semakin kuat juga dugaan mereka bahwa Nona Utama kediaman Lu itu tidak punya kebajikan seperti Nona kedua yang menjadi tunangan pangeran Li Bai.

Pangeran Li Bai saja sudah membuktikannya dengan memutuskan pertunangannya dengan gadis buruk rupa itu dan lebih memilih menyelamatkan teratai putih yang menyedihkan.

"Nyonya, mungkin anak mu butuh hiburan jika bosan kalian bisa datang berkunjung kekediamanku"kata salah seorang nyonya dengan tersenyum ramah.

"Iya terimakasih nyonya Liu aku juga akan merasa senang jika engkau juga menyempatkan diri datang kekediaman kami"kata selir An sopan.

Sekarang semua tamu undangan berada di taman kekaisaran yang Rimbun dengan bunga serta pohon langka yang ditanam berjejeran rapi.

Ditengah-tengah taman ada sebuah sumber air mancur yang sudah di pahat dari bebatuan dengan detail yang rumit memberikan perasaan sejuk bagi mereka yang melihatnya.

Selir An banyak disapa para nyonya bangsawan walaupun sebagian dari mereka ada yang sedikit enggan tapi yang pasti selir An bangga dengan hal itu pasalnya mereka menurunkan derajat mereka demi menjilat dirinya.

Yu Xe yang sekarang berada di sebelah ibunya hanya diam saja dan terlihat malu-malu.

Dan karena kaisar beserta permaisuri dan para selir turun untuk beristirahat terlebih dahulu semua tamu undangan baik itu laki-laki atau perempuan bercampur menjadi satu dengan jarak yang wajar dari mereka masing-masing.

Pangeran Li Bai dan juga adik lelaki sekaligus pewaris satu-satunya kediaman Lu, Lu Yu Xi sedang berjalan menuju kearah taman tapi ditengah-tengah lorong mereka berpas-pasan dengan Tuan Lu.

"Hamba menyapa pangeran Li Bai"kata Tuan Lu hormat

"Ohh tidak apa-apa Tuan Lu.... sebentar lagi aku akan menjadi menantu mu dan dimasa depan tolong jangan bersikap formal padaku"ucap pangeran Li Bai rendah hati.

Ia sengaja bersikap seperti itu karena ia tau dibalik lorong ini ada beberapa orang yang memperhatikan gerak-geriknya.

"Terima kasih atas kelonggaran anda yang mulia, tetapi akan tidak sopan jika saya tidak memberi hormat kepada anda didepan umum"jawab Tuan Lu lagi tapi dari arah kanan dirinya melihat sebuah sepatu dengan corak emas berdiri tepat di sebelah kanannya dalam jarak dua meter.

"Salam hamba kepada putra mahkota"ucap Tuan Lu dan Yu Xi bersamaan ketika melihat siapa yang datang.

"Pangeran, apa yang kau lakukan hingga terlambat datang keperjamuan hmm"tanya putra mahkota santai

"Aku sedang melakukan bisnis menggiurkan kakak kekaisaran... mungkinkah kau sangat ingin ikut campur dalam bisnisku bersama dengan para antek-antekmu ?"jawab pangeran Li Bai arogan dengan sombong menunjuk Ming Xue dan Mo Xue Min yang berada di belakang putra mahkota.

"Hahaha kau memang orang yang bisa menebak isi pikiranku dengan pikiran bodohmu"jawab putra mahkota dengan sinis kemudian berjalan dengan dua orang kepercayaannya itu menuju taman.

Pangeran Li Bai hanya mendengus dingin dan mulai mengikuti putra mahkota dibelakangnya dengan gusar.

"Pangeran tenanglah kita akan balas dengan lebih menyakitkan..."ucap Yu Xi yang berada disebelah pangeran Li Bai dengan lirih dan hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.

"Perintahkan Yi Shi untuk menjalankan rencanaku"kata pangeran Li Bai dingin.

Tuan Lu yang melihat punggung dua pemuda ini sedikit puas dengan didikannya pada Yu Xi karena bisa menjadi orang kepercayaan pangeran Li Bai yang dimasa depan sudah menjanjikan banyak hal menguntungkan.

Putri mahkota Yan Ning sedang berbincang dengan Ning Ning disudut istanah lain.

"Kau harus cepat dalam hal mencari calon suami mu, Ning'er mei"ucap putri mahkota santai

"Yan Jie aku hanya menginginkan Qi Rui Wang, aku tak ingin pria atau lelaki lain"jawab Ning Ning tetap pada pendiriannya.

"Kau tau aku sangat menyayangi mu... tapi bisakah kau kubur perasaan mu itu Ning'er mei ?"tanya putri mahkota lagi dengan suara yang serius mengingatkan Ning Ning akan konsekuensi yang diterimanya dimasa depan.

Ning Ning hanya terdiam memikirkan kata-kata dari kakak kembar perempuannya ini dengan hati-hati.

"Jika kau masih tetap pada pendirian mu jie jie takut kau hanya tinggal nama dimasa depan Ning'er mei.... kau juga tau bagaimana tidak berperasaannya Qi Rui Wang dan sepak terjangnya yang aku saja sebagai seorang wanita merinding ketakutan"jelas Putri mahkota lagi

Ning Ning yang masih tenggelam dalam pikirannya tetap diam dan sepertinya ada kilatan licik dimata beningnya.