Dalam ruangan yang gelap tanpa penerangan dan hanya mengandalkan sinar rembulan sebagai penerangan remang-remang dalam ruangan itu terlihat satu sosok mungil ringkih meringkuk dengan menyedihkan disudut ruangan.
Terlihat untaian kain yang compang camping dengan beberapa bercak darah yang sudah mengering dikulit putihnya yang pucat sangat kontras dengan warna darah dipunggungnya.
"Siapa yang melakukan hal itu !!!"kata Tuan Lu geram karena sesampainya dirumah salah seorang pengawal tangan kanannya melaporkan hal yang terjadi setelah kepergian dirinya.
"Se..selir An Tu...Tuan"jawab pengawal itu tergagap-gagap menjelaskan kejadian yang terjadi dikediaman.
"Dimana selir An !!"tanya Tuan Lu geram.
"Maaf tuan tapi selir An beserta Nona Yu Xe dan juga Tuan Muda baru saja berangkat menuju perjamuan"jawab pengawal itu gugup.
"Apa kau bilang !!!"ucap Tuan Lu bertambah marah dan menggebrak meja dengan keras.
"Pergi dan tunggu sampai mereka datang ... perintahkan Selir An datang ke ruanganku jika dia pulang dari perjamuan nanti"kata Tuan Lu berusahan menahan luapan emosinya.
Yang ia takutkan jika bekas luka yang diperbuat Selir An membekas di kulit aib itu dan membuat semua rencananya hancur total.
Tuan Lu sedikit menarik nafas dan menghembuskannya kemudian memerintahkan seseorang untuk menyiapkan kereta dan ia pun bergegas untuk pergi lagi menuju istana kekaisaran untuk mengahadiri perjamuan.
Di istana yang sudah dihias sedemikian rupa dengan banyak bunga-bunga dan meja yang sudah disusun dengan urutan derajat masing-masing bangsawan, serta beberapa meja yang memisahkan antara para lelaki dan wanita bangsawan rerlihat hiruk pikuk bahagia yang terdengar.
Musik iringan dari para penari ikut meramaikan suasana dimalam perjamuan yang meriah itu.
Serta para putri bangsawan yang saling menunjukan keahlian mereka masing-masing demi mendapat perhatian yang lebih dari para calon suami mereka dimasa depan dan lebih beruntung lagi mungkin ada orang penting yang berkuasa tertarik kepada mereka dan membuat derajat mereka juga naik dihormati bangsawan lain itu yang diajarkan ibu-ibu mereka dan sudah tertanam dipikiran mereka sehingga mereka para gadis bangsawan berlomba-lomba belajar keahlian seperti bermain alat musik guqin, seruling kemudian puisi-puisi indah serta permainan catur yang cermat dan lukisan yang indah. Selain mengandalkan kecantikkan dan status bangsawan mereka juga harus melengkapi dengan keahlian itu.
Kaisar dan permasuri serta beberapa consort dan selir duduk di ruang perjamuan.
Di tempat paling tinggi duduk kaisar dan mereka yang sesuai dengan status kedudukan mereka dari yang tertinggi hingga ke yang paling rendah di perjamuan itu dengan para tamu undangan kehormatan dari kerajaan-kerajaan tetangga mereka juga yang setingkat duduk dibawah mereka serta para menteri dan bangsawan yang mereka undang untuk merayakan perjamuan tahunan setiap kerajaan yang berlangsung hanya 5 tahun sekali.
Sedangkan para rakyat diluar kerajaan hanya bisa ikut merayakan dengan memakan-makanan buatan mereka sendiri atau mereka yang mampu membelinya di kios-kios penjualan makan serta restoran besar dan bahkan dijalanan pun tampak penuh sesak.
Banyak lampion indah yang terang benderang memenuhi langit dengan banyaknya bangunan terang yang juga dihias dengan sedemikian rupa menambah kesan meriah dan indah di malam perjamuan kekaisaran.
Dalam ruang perjamuan tak ada yang berani berbicara pada Qi Rui Wang yang duduk santai di tempatnya.
Banyak para gadis bangsawan yang melirik dirinya dengan muka memerah kemudian berbisik-bisik pada gadis satunya.
Gadis-gadis bangsawan itu terpesona dengan penampilan gagah dari Qi Rui Wangye yang setengah wajahnya tertutup topeng hitam dengan baju hitam bercorak mawar hitam dengan garis-garis emas kontras dengan kulit putih bersih yang menambah kesan menawan serta ada bulu hitam di pundaknya menjadikan penampilan wangye kerajaan Qi ini sangat agung.
Mata persik phonixnya yang malas hanya menyeruput enggan anggur kualitas tinggi yang disediakan para dayang kerajaan Li disisinya tak membuat dia tertarik ataupun menoleh apalagi ditambah fakta bahwa dirinya sudah membuat berita yang menghebohkan akibat ulahnya yang sangat sembrono bagi mereka yang berada dikerajaan Li berfikir bahwa Wangye dari kerajaan Qi ini sangat tidak rasional dengan kedatangannya yang tiba-tiba tanpa pandang bulu langsung melamar seorang gadis bangsawan.
Yu Xe yang sekarang ini yang di kelilingi para gadis bangsawan yang ingin menjilatnya hanya tersenyum anggun menahan emosinya dengan apa yang diucapkan para gadis bangsawan itu tepat dibawah hidungnya.
"Oh iya ... dimana calon wangfei masa depan Qi Rui Wang ??"tanya anggun salah seorang gadis.
"Xe er jie, apakah engkau tau dimana Nona utama kediaman Lu"tanya lagi gadis itu dengan menekankan kata-katanya di kalimat akhir.
"Aahh... iya benar... pantas saja aku merasakan hal yang berbeda... kira-kira dimana Nona Utama yang digosipkan hari ini hihihi aku penasaran bagaimana kecantikannya bisa melelehkan hati Qi Rui Wang atau mungkin ia sama seperti yang dirumorkan"jawab centil dan sinis gadis lain yang merupakan cucu dari jendral kerajaan Li, dirinya sering mendengar sepak terjang Qi Rui Wang yang amat sangat ditakuti musuh-musuhnya. Hanya dengan mendengar atau menyebut namanya saja para tentara sudah lari tunggang langgang hanya tentara kerajaan tertentu saja yang berani berhadapan dengan dewa perang yang amat sangat kejam dan juga tak punya belas kasihan dimedan tempur itu.
Dirinya pernah melihat lukisan Qi Rui Wang yang berada di jejeran jendral agung kerajaan di ruangan kakeknya.
Dua warna mata berbeda yang terlihat dalam sorot mata tajam yang ditutupi topeng dalam setengah wajahnya. Hidungnya yang mancung dengan bibir tegas dan dagu yang elegen terlihat sangat nyata didalam sebuah lukisan itu. Baju zirah perang nya yang berwarna hitam menambah kesan bahaya dengan sekali pandang saja aura yang dikeluarkan sosok lelaki itu seperti dewa perang yang kejam.
Wajar saja sebagai cucu perempuan satu-satunya di keluarga jendral dirinya sangat dimanjakan dari puncak kepala hingga ke ujung kakinya hingga membuat sikapnya sangat arogan dan sombong.
Sekali melihat lukisan gagah Qi Rui Wangye ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dan bersikeras ingin kakeknya melamarkan pria itu untuknya.
Tapi kini ketika mendengar Qi Rui Wang yang ia kagumi dan ia cintai dengan sepenuh hati memilih gadis bangsawan lain yang bisa dibilang merupakan aib dari kerajaan Li sangat membuat geram hatinya ketika mendengar berita itu dari para pelayan kepercayaannya.
Dan lagi orang yang menjadi titik pergunjingan tidak terlihat batang hidungnya di acara ini.
Yu Xe menahan emosinya ketika melihat para gadis bangsawan itu membicarakan So Ah dengan menyebutnya Nona Utama yang sudah pasti membuat dirinya selalu sadar bahwa ia hanyalah putri Selir samping rendahan karena status itulah yang selalu melekat padanya selama sisa hidupnya.
"Da Jie sedang tidak enak badan akhir-akhir ini ... Da jie sebenarnya ingin menghadiri acara ini tapi niang takut dirinya tak kuat dan membahayakan tubuh nya sendiri"jawab Yu Xe halus seakan tak terpancing emosi dirinya tetap mempertahankan raut wajah polosnya.
"Ohh begitukah... aahh sayang sekali aku sangat ingin mengenal lebih dalam Nona Utama kediaman Lu"jawab Ning Ning, Cucu jenderal kerajaan Li.
"Niang ?? Ah aku hampir lupa bukankah itu hanya selir rendahan... kenapa dirinya kau panggil niang didepan umum ?? Astaga mungkinkah Nona Kedua kediaman Lu tidak tau tata krama bukankah sebagai calon wangfei masa depan pangeran Li Bai atau mungkin Nona Utama Kediaman Li juga sama tidak punya tata krama seperti adiknya"lanjutnya lagi dengan suara mencemooh.
Para gadis bangsawan langsung melirik satu sama lain mendengar ucapan Ning Ning.
Muka Yu Xe langsung memerah malu mendengar ucapan dari Ning Ning yang terus memprovokasi dirinya.
"Maaf Nona Ning, Nona Yu Xe hanya belum terbiasa dengan kata-kata mu yang seliar hutan rimba"sahut sinis suara putri bangsawan, Lian Qing yang merupakan teman akrab Yu Xe dengan sengaja menjatuhkan martabat Ning Ning didepan para bangsawan.
Tiba-tiba datang seorang wanita dengan gaun kuning cerah dan banyak hiasan mewah diatas surai rambutnya yang suasana yang kian memanas tadi menjadi sedikit canggung dan mulai khidmat lagi dengan kedatangannya yang tiba-tiba itu.