So Ah entah kenapa menunggu kehadiran lelaki yang mengaku sebagai suami masa depannya itu, Yuan yang tak terlihat dari hari terakhir meraka bertemu setengah bulan yang lalu tepatnya tapi ditengah pikirannya secara tiba-tiba dia dipanggil oleh ayah nya.
Mama Wei dengan cekatan membuat penampilan Nona mudanya menjadi indah tapi So Ah dengan enggan berkata bahwa dirinya tak perlu berdandan cantik. Toh antara dirinya dan ayah nya tak ada kasih sayang, itu yang ia pikirkan.
Berjalan dengan Mama Wei dibelakangnya. So Ah dengan anggun berjalan menuju Aula pertemuan mansion dengan arahan Mama Wei.
Melihat pintu Aula pertemuan terbuka dan seisi Aula memperhatikan sosok yang memasukinya. Terlihat seorang gadis dengan kerudung yang menutupi setengah wajahnya dan pakaian sederhana Biru muda berjalan anggun kearah depan dan memberi salam kepada semua orang yang berada di Aula tersebut. Dan reaksi mereka semua berbeda-beda seperti Selir An dan juga anak-anaknya menatap tidak suka kearah So Ah.
"Salam kepada ayah... semoga ayah diberi umur panjang dan selalu sehat"ucap So Ah lirih tapi masih terdengar di Aula tersebut.
"kau tau kenapa kau ku panggil di aula ini ?"tanya Tuan Lu acuh.
"Aku tidak tau ayah ..."jawab So Ah yang duduk ditengah aula menunduk.
Pangeran ke dua, Li Bai menatap gadis yang menunduk ditengah aula dengan gadis pujaannya, Lu Yu Xe. membandingkan keduanya yang berbeda jauh seperti langit dan bumi. Yu xe yang memakai gaun indah bersulam bunga mawar timbul emas yang sangat pas di tubuh rampingnya itu tersipu malu saat pangeran kedua menatapnya lama. Tuan Lu yang melihat interaksi antara putri nya dengan pangeran Kedua menjadi puas dan mulai membiaskan kehadiran So Ah, putri sulungnya yang terlihat hanya memakai pakaian ala kadarnya dan sangat sederhana tanpa sulaman atau bordiran indah apalagi ditambah dengan kerudung yang menutupi wajah buruk rupanya membuat Tuan Lu sangat malu dengan pangeran kedua.
"Tak usah menjelaskan apapun.... kehadiranku kemari ingin membawa surat keputusan pembatalan pernikahan diantara kami... ibunda dan ayahanda kekaisaran sudah setuju dengan permintaanku dan secara langsung juga memberikan dekrit kekaisaran"kata Li Bai tersenyum sinis kepada gadis ditengah aula yang menatapnya dengan bingung.
"Maafkan hamba yang mulia... atas alasan apa pernikahan saya dibatalkan ?"tanya So Ah bingung dan lagi siapa calon suaminya ini ??!..
"Aku tak menginginkan gadis buruk rupa seperti mu untuk menjadi permaisuri kediamanku !!... dan juga aku sudah mengajukan pertunangan untuk Yu xe... jadi jangan harap aku akan menjadikan mu permaisuri ataupun selir yang lebih rendah saja tidak akan pantas untukmu !!!"kata Li Bai dingin.
So Ah mendengar hal itu sangat kaget. Kenapa ayahnya tak memberitahu dirinya bahwa ia sudah punya calon suami ? Dan juga kenapa calon suaminya ini lebih memilih Yu xe ??!... berpikir ulang lagi kebelakang ia secara samar tau apa yang sudah dilakukan pasangan ibu dan anak itu padanya. Ironisnya.
Mata So Ah menjadi sangat dingin dan tanpa berkata-kata banyak, So Ah mengambil dekrit kekaisaran dan mengucapkan terimakasih kemudian langsung mengundurkan diri.
Li Bai yang melihat reaksi So Ah hanya mendengus dingin.
"Nona...Nona... apakah anda tidak apa-apa ???"tanya mama wei khawatir.
"Tidak apa-apa bibi... aku baik-baik saja"tanya So Ah tanpa emosi diwajahnya.
"Bibi, bisakah hari ini jangan datang ke paviliun ku ?? Aku ingin menenangkan diri "lanjutnya lagi.
"Baik Nona..."kata Mama wei kemudian mengundurkan dirinya bersiap-siap membuat kebutuhan nona sulungnya ini.
Setelah So Ah tak ada di aula, terdengar suara tawa riang yang berasal dari dalam aula. Semua orang bersuka cita dengan pengumuman pertunangan Nona Yu Xe dan pangeran Li Bai.
"Yu Xe, ajak pangeran berkeliling kediaman sekarang"kata Tuan Lu senang.
"Terima kasih, ayah "kata Yu Xe lembut dan tersipu malu lagi yang disambut godaan dari orang-orang yang berada didalam aula tersebut.
"Mari pangeran..."kata Yu Xe mengajak pangeran Li Bai.
"Iya ..."kata Li Bai tersenyum.
Mereka berdua berjalan dan bercengkrama satu sama lain dengan akrab dan mesra di taman. Yu xe memerintahkan para dayang untuk menyiapkan cemilan yang ia buatkan khusus untuk pujaan hatinya ini.
"Kau tidak perlu menyiapkan cemilan-cemilan ini Yuyu.... lihat tangan giok mu tak pantas untuk bermain di dapur biar para pelayan yang menyiapkannya"ucap Li Bai penuh kasih.
"Aku hanya ingin menyiapkan ini khusus untukmu Bai ge"kata Yu xe lembut.
Yu xe hanya memerah malu saat melihat Li Bai melambaikan tangan pada para pelayan agar pergi meninggalkan mereka berdua.
So Ah melihat dua pasangan yang sedang memadu kasih itu dengan pandangan datar. Berjalan dengan santai meninggalkan area taman menuju paviliunnya.
Yu Xe melihat So Ah yang berbalik berjalan pergi diam-diam menyeringai.
"Bai ge, lihat So Ah jie ada disana... mungkinkah dirinya sakit hati karena aku dekat dan sudah menjadi tunangan mu ?"tanya Yu Xe sedih.
Melihat bulu mata Yu Xe yang turun dengan sedih, Hati Li Bai menjadi sakit untuknya.
"Sudahlah... aku hanya mencintai mu Yuyu"kata Li Bai tegas dan langsung membungkus Yu Xe dalam pelukannya.
So Ah dengan santai menikmati udara diluar paviliunnya untuk pertama kali. Walaupun hanya sekilas ia sudah senang tapi sebagian hatinya sangat sedih dan dingin.
Duduk di bawah pohon sakura, So Ah melihat ikan-ikan koi yang berenang hilir mudik di kolam teratai paviliun sakura. So Ah melamun tenggelam dalam dunianya sendiri. Alisnya willownya berkerut dan bulu mata lentiknya jatuh berkibar sedih dengan setengah wajah yang masih ditutup kerudung, ia tak menyadari yuan memperhatikannya dalam diam, menggosok-gosok tangannya karena kedinginan So Ah kaget ketika jubah hitam membungkus tubuhnya dengan hangat.
"Yuan... "kata So Ah kaget reflek menoleh dan melihat Yuan.
Di sore hari ini, So Ah melihat fitur yuan lebih jelas daripada ketika malam hari datang. Walaupun setengah wajahnya tertutup topeng perak itu tak mengurangi ketampanannya dan menambah aura misterius pada dirinya.
"Kapan kau datang ??"ucap So Ah gugup ketika ditatap yuan.
"Kenapa kau sedih ?"tanya balik Yuan lembut.
"Aku... aku tidak apa-apa" So Ah mengalihkan tatapannya dan melihat ikan-ikan dikolamnya.
Tanpa berkata-kata Yuan mendekap So Ah.
"Menangislah... jangan kau tahan aku disini"
Setetes demi setetes mulai keluar dari mata merah So Ah, entah kenapa ia merasa sedikit mulai ketergantungan dengan lelaki didepannya ini. Ia masih bingung kenapa lelaki ini mau membantunya, merawatnya, memberikan semua yang ia butuhkan walaupun ia tau dirinya hanyalah seorang putri sulung sah yang dibuang keluarganya, dipandang buruk para bangsawan ibukota dan diputuskan pernikahannya. Dirinya hanya merasa bahwa ia tidak dibutuhkan siapapun.
Yuan memeluk So Ah lebih erat dengan tangan yang satunya membelai lembut rambut So Ah. Ia merasakan kesedihan yang di alami gadis kecil nya, calon istri masa depannya ini. Ia merasakan bahwa hati jiwa dan pikiran So Ah terluka sangat dalam.
Tak memperdulikan baju nya yang basah karena air mata So Ah, ia semakin erat memeluk dan memanjakan gadis didepannya ini dengan lembut dan lembut.
"Maaf... aku aku hiks aku tak tau akan memulainya dari mana.... hiks hiks... ta..tapi jangan pergi meninggalkan ku Yuan"ucap So Ah yang suara terbata-bata didada Yuan.
"Tidak... bagaimana aku akan meninggalkan istri ku yang manis ini hmm ..."ucapnya lembut sembari mengusap air mata So Ah.
So ah langsung melihat mata Yuan dan melihat tidak ada kepura-puraan didalam matanya itu membuat jantungnya berdetak mengirimkan sebuah rasa yang terasa asing tapi menyenangkan.
Melihat baju Yuan yang basah, So Ah merasa bersalah kemudian mengajaknya memasuki ruangan karena udara sore yang semakin mendingin ini.
Yuan memberhentikan langkah So Ah kemudian mengikat erat jubah besarnya ditubuh mungil So Ah. Dari jarak dekat ia mencium wangi alami So Ah yang sejuk seperti hujan.
Menarik tangan mungilnya dan berjalan perlahan-lahan memasuki ruangan. So Ah melihat tangan besar Yuan yang melingkupi seluruh tangannya menjadi hangat, mendongak melihat punggung tinggi tegap didepannya ini.
Yuan menikmati tiap detik bersama calon istri manis masa depannya ini.
Tak terasa matahari mulai tenggelam dan menyinari bilik-bilik melewati jendela besar diruangan itu.
Suasana tenang membuat So Ah nyaman meminum teh hangatnya. Yuan yang melihat gadis didepannya tenang menjadi sedikit lebih rileks.
Yuan membacakan sebuah buku pengetahuan tentang medis yang sangat disukai So Ah. Melihat ia yang terlelap tidur hati Yuan menjadi lembut. Mengangkatnya perlahan dan membawanya menuju ranjang. Setelah meletakkan dan menyelimutinya ia melihat koin-koin emas di ruang penyimpanan So Ah yang hanya berkurang sedikit kemudian menaruh banyak koin emas lagi didalamnya hingga penuh sesak.
Perlahan Yuan menghilang dalam kegelapan.