Chereads / Demon Become Hero / Chapter 45 - Chapter 45

Chapter 45 - Chapter 45

Tepat di hari esok Kira dan Chors mencari anggota Schavio.Mereka pergi tepat pada saat malam hari.Saat ini Chors menuntun ke rumah bordil Kardia.

"Chors dimana rumah bordil ini?Apa akan melewati jalan-jalan sempit lagi?"

"Tidak rumah bordil tepat berada di utara kota.Kita tidak akan melewati jalan sempit malah sebaliknya kita akan melewati jalan yang besar."

"Aku masih tidak mengerti tentang rumah bordil."

Chors hanya bisa menelan ludahnya.

"Kau akan mengerti nanti.

Pada malam hari di ibukota Kardia akan sepi.Tidak banyak orang yang keluar pada malam hari.Hanya ada beberapa toko saja yang buka pada malam hari.Karena itu tidak banyak orang yang memutuskan keluar.Selain itu mereka sedikit merasa ketakutan saat malam hari.Ada rumor yang mengatakan pada malam hari demi human akan lebih agresif.Karena itu orang-orang membatasi aktivitas malam hari mereka.

Saat Kira berjalan menuju rumah bordil dia melihat sekitar.Kira melihat ke lorong jalanan.Dia melihat ada beberapa anak demi human.Mereka memakai pakaian yang sangat lusuh.Selain itu mereka sangatlah kurus.Tulang-tulang mereka saja sudah mulai nampak.Kira yang melihat demi human itu menjadi ingat Ema.

Kira melihat sekitar dan ada seorang pria yang berjualan roti.Kira berjalan menuju pedagang roti.Chors yang berjalan di depan tanpa dia sadari Kira menghilang.Chors melihat sekitar dan melihat Kira sedang berada di pedagang roti.Chors segera menuju Kira.

"Apa kau masih lapar?"

"Tidak."

"Lalu untuk apa kau membeli roti-roti itu?"

"Untuk anak-anak yang disana."Kira menunjuk lorong yang berisi anak-anak demi human.

"Jangan sampai kau menghabiskan uang kita."

"Nak aku beritahu saja sebaiknya kau urungkan niatmu untuk memberikan mereka roti-roti ini.Tidak ada gunanya kau memberi mereka makan.Selain itu mereka bukanlah makhluk hidup."

Kira yang mendengar itu sangatlah kesal.Tidak hanya kesal karena menghina anak-anak itu.Kira juga merasa seperti Chors dan Ema dihina.Bagi orang lain demi human dan manusia adalah eksistensi yang berbeda.Namun untuk Kira mereka semua sama dan tidak ada yang berbeda.

"Pa-"

"Hei pak tau jaga ucapanmu!Jika itu adalah anak-anakmu bagaiamana?Apa kau akan membiarkan dia begitu saja?"Chors berbicara dengan sangat kesal.

"Itu adalah hal yang berbeda.Mana mungkin anakku akan seperti itu!Jika anakku demi human aku tidak akan menganggapnya."

Chors sudah sangat kesal mendengarnya.Chors benar-benar ingin memukul wajah orang itu.Namun Kira menghentikan Chors dengan memegang bahunya.

Pria itu menyerahkan roti dengan wajah yang kesal.

"Aku sudah peringatkan kalian berdua."

Kira berjalan ke lorong-lorong.Kira merasa kasihan melihat mereka.Tidak hanya kurus dan lusuh.Tubuh mereka juga dipenuhi luka-luka.Saat Kira mendekat mereka secara reflek menaruh tangan mereka ke atas untuk melindungi kepala mereka.

Chors yang melihat itu dia bisa tahu dengan mudah kalau mereka mengalami siksaan.Chors tahu sepertinya orang-orang disekitar sini menghajar mereka berkali-kali.Kira menunduk dan mengarahkan kantong rotinya ke hadapan mereka.

"Ambilah ini."Kira berbicara dengan senyuman.

Mereka tampak terkejut.Salah satu dari mereka mulai berjalan ke depan.

"Benarkah?Kami boleh mengambil ini semua?"

"Tentu saja,apa ini masih kurang?"

Anak kecil itu terdiam sejenak.

"Terima kasih kak!"Dia menunjukan senyumannya.

Mereka semua tampak senang yang mengetahui itu.Mereka semua berlari bersama-sama.Kira hanya bisa tersemyum melihat mereka semua.Namun tidak semuanya berlari,masih ada seorang anak perempuan yang berdiri diam.Dia mendekati Kira dan menarik-narik baju Kira.Kira kembali menunduk dan berbicara.

"Ada apa?"

"Bisakah kami mendapatkan lebih?"

"Apa itu masih kurang?"

"Tidak,sebenarnya itu cukup jika kami bagi.Maaf sudah meminta lebih."Perempuan itu berlari.

"Tunggu kemarilah."

Perempuan itu berhenti berlari dan mendekati Kira secara perlahan-lahan.Mendengar itu semua Kira bisa tahu kalau jumlah mereka sangatlah banyak.

"Tunggu sebentar,aku akan segera kembali."

Kira berjalan dan mendekati pria penjual roti.

"Paman aku ingin semua rotimu."

"Aku tidak akan menjualnya jika kau membeli lagi hanya untuk para demi human."

*wosh*

Koin mengenai kepala pria itu dan dia menjadi terkejut.

"Ko-Koin Emas!"

"Aku ingin semua roti itu."

"Haha tentu saja,kenapa kau tidak bilang dari tadi."

Kira kembali dengan banyak kantong roti.Gadis kecil itu terlihat terkejut dengan jumlah kantong rotinya.

"Apa kau bisa membawa semua ini?"

"Bisa,teman-teman keluarlah."

Masih banyak anak-anak demi human yang bersembunyi.Mereka keluar satu-persatu.Jumlah mereka ada 10 anak dengan kondisi yang sama.Kira memberikan setiap anaknya 1 kantong roti.Merekapun berjalan ke arah yang sama dengan anak-anak sebelumnya.Gadis kecil yang Kira ajak bicara sebelumnya kembali berdiam diri.Dia berbalik dan melambaikan tangannya.

"Terima kasih kakak!"

Kira membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.

*pakk*

Chors memukul tepat di kepala Kira.

"Kenapa kau memukulku?"

"Koin emas!Itu emas Kira!Jangan dibuang seperti itu."

"Maaf aku hanya kesal dengan pria itu.".

"Lupakan saja kita harus segera pergi ke rumah bordil."

Dalam sesaat mereka tiba di tempat rumah bordil.

"Selamat datang di distrik merah Kardia Kira."

Kira terpana melihat distrik merah.Tidak seperti di jalan biasa,jalan di distrik merah sangatlah terang.Di distrik merah sangatlah banyak menggunakan batu mana.Tidak hanya itu,sangat banyak orang-orang di distrik merah.Terutama perempuan,ada yang berada di lantai atas dan ada juga yang berada di jalanan.Distrik merah sangatlah hidup pada malam hari.

"Tetap di dekatku Kira,jangan sampai tersesat."

Kira membututi Chors dari belakang seperti anak ayam mengikuti induknya.Setiap Kira melewati beberapa rumah selalu ada perempuan yang seperti memanggilnya.

"Pria tampan kemarilah."

"Chors sepertinya mereka memanggilku."

"Jangan hiraukan mereka tetap jalan saja."

*huft*

Kira ditarik oleh seseorang.Kira merasa seperti ada ditempat gelap.Selain itu Kira merasa seperti sedang tenggelam.Walau Kira merasa semakin tenggelam tapi itu sangatlah empuk.Kira sangatlah menikmatinya.Namun tiba-tiba Kira ditarik keluar.

"Kemari!"

Kira sedang tidak berada di laut lalu mengapa dia bisa tenggelam?Dan apa-apaan sensasi empuk itu?

"Kemarilah pria tampan kita akan bermain lebih lama lagi."

"Chors apa maksudnya?"

"Kau benar-benar tidak tahu kenikmatan duniawi."

Karena sudah bertemu dengan salah satu wanita rumah bordil.Chors memutuskan untuk bertanya.

"Apa kau pernah melihat seseorang dengan tato rantai?"

"Maaf informasi pelanggan harus dirahasiakan."

"Bagaimana dengan ini."Chors menunjukan beberapa silver.

"Kami tidak bisa disuap seperti itu.Disini tempat pelacur profesional."

Chors mengeluarkan satu koin emas.Mata perempuan itu menjadi melebar dan terkejut.

"Bagaimana dengan ini?Berikan aku informasinya."

"Baiklah jika kau memaksaku."Perempuan itu mengambil koin emas Chors.

Namun saat perempuan itu mencoba mengambil koin emas.Chors menghindarinya,wajah perempuan itu tampak kesal.

"Berikan uangku."

"Berikan aku nformasi terlebih dahulu."

"Baiklah,siapa yang kau cari?Berikan aku ciri-cirinya."

"Dia mempunyai tato rantai di tangan kiri."

"Jangan berpura-pura berikan semua yang kau tahu."

Perempuan itu berpikir dengan keras.Dia tidak begitu mengingatnya,tapi untuk koin emas dia akan berusaha sebaik mungkin.Namun dia sepertinya berhasil mengetahui identitas dari ciri-ciri tersebut.

"Sepertinya aku tahu dia."

"Benarkah?"Kira menjadi senang.

"Berikan ciri-cirinya."

"Aku tidak begitu mengingatnya namun dia kemari kemarin.Yang aku ingat hanya dia adalah orang botak.Aku tidak sengaja melihat tato rantai di tangan kirinya.Lalu tingginya hampir sama denganmu."Perempuan itu menunjuk Kira.

"Berapa lama biasanya dia disini?"

"Jika dia sama seperti kemarin seharusnya sampai pagi hari."

"Baiklah terima kasih informasimu.Ambil ini."Chors melempar koin emasnya.

Kira dan Chors kembali ke jalanan.

"Sepertinya ini akan memakan waktu Kira."

"Aku tidak peduli.Kita masih punya waktu hingga pagi hari."