Setelah mendapat informasi itu mereka mencoba mencari orang dengan ciri-ciri tersebut.Tentu saja mencari orang hanya dengan sedikit informasi akan sedikit sulit.
Selain itu semakin lama mereka di distrik merah semakin banyak orang yang datang.Ini menjadi semakin sulit.Karena semakin lama mereka mencari maka akan semakin sulit untuk menemukan orang yang mereka cari.
Tidak hanya mencari ke jalanan mereka juga mencari ke dalam rumah-rumah bordil.Namun tetap saja hasil masih nihil.Mencari selama berjam-jam namun masih belum dapat menemukan.Chors merasa sedikit putus asa.Karena mencari orang ini seperti mencari sebuah jarum di tumpukan jerami.
"Sepertinya kita butuh istirahat."
"Kita masih harus mencari lagi.Kita tidak boleh menyerah."
Tentu saja Kira sangat bersikeras.Setelah mendapat mimpi seperti itu siapa yang tidak khawatir?Karena itulah saat ini pikiran Kira hanya diisi menemukan Ema.
"Aku tidak bilang untuk menyerah.Aku hanya mengatakan untuk istirahat.Aku yakin saat ini kau sangat lelah tidak hanya tubuh tapi pikiranmu juga."
Tentu saja Chors tahu karena itu tampak jelas dari Kira.Udara pada malam hari sangatlah sejuk namun Kira sangat penuh dengan keringat.Selain itu wajahnya juga penuh dengan rasa khawatir.Karena itulah setidaknya Kira harus menjadi sedikit tenang.
"Baiklah tapi dimana kita akan beristirahat."
"Tenang saja walau ini di dominasi oleh rumah bordil.Namun di tempat ini juga ada tempat makan."
"Baiklah aku akan mengikutimu.
Kira mengikuti Chors dari belakang.Saat ini distrik merah sedang berada pada jam ramai.Bahkan untuk berjalan saja sulit dikarenakan banyaknya orang.Karena itu Chors berjalan harus berdesak-desak dengan orang-orang.Saat Chors sedang berdesak-desakkan dia ditabrak oleh seseorang.
Tentu saja saat ditabrak oleh seseorang kau akan melihat orang itu.Chors melihat orang yang mendesak dia adalah seorang pria botak.Walau hanya melihat sekilas Chors menaruh rasa curiganya pada pria yang menabraknya.
Chors yang melihat itu tidak dapat memberitahukannya kepada Kira.Saat ini pikiran Kira sangatlah kacau.Karena itu Chors tidak dapat memberitahukan rasa kecurigaannya.Dengan pikiran kacau Kira,Chors tahu Kira akan membuat kekacauan.Karena itulah Chors harus memastikannya.
Chors mengikuti pria itu tepat di belakangnya.Dilihat dari gaya berjalannya sepertinya pria itu mabuk.Terlihat pria itu berjalan dengan tidak seimbang selain itu dia menabrak semua orang.
"Chors disana ada tempat makan,kenapa kita melewatinya?"
"Disana tidak enak,aku akan membawa kita ke tempat yang enak."
Tentu saja itu bohong.
Sepertinya dia sudah sampai di tempat yang dia tuju.Tempat yang dia tuju adalah rumah bordil terbesar yang ada di distrik merah.Chors beruntung tepat di depan rumah bordil terdapat tempat makan.
Chors memasuki tempat makan dan memilih untuk duduk di lantai atas.Chors memilih lantai atas untuk memantau pria yang dia curigai.Rasa curiga Chors terhadap pria itu semakin besar.Karena untuk menyewa seorang pelacur tidaklah murah.
Selain itu tempat yang dia tuju adalah rumah terbesar.Semakin besar sebuah rumah bordil biasanya akan semakin mahal tarif pelacurnya.Selagi mereka menunggu makanan mereka sudah tiba.Kira memakan makanan itu tampak ragu namun dia terhenti.
"Makanan ini tidak begitu enak.Aku rasa makanan di penginapan lebih enak."
"Ini adalah yang terbaik disini.Disini bukan tempat untuk menikmati makanan.Disini tempat untuk menikmati wanita."
Chors tanpa sadar dia berbicara seperti itu.
"Huh?"Kira tampak kebingungan.
"Bukan apa-apa."
Chors fokus dengan rumah bordil yang ada disebrang dan mengabaikan Kira.Mata Chors tidak bergerak sama sekali walau sudah sangat lama.Setelah penantian yang lama orang itu keluar.Pria itu berjalan lebih sempoyongan dibandingkan sebelumnya.Ditambah dengan wajah yang sangat merah.Chors tidak bisa memastikan secara pasti.Karena dia tidak dapat melihat tato rantai dari jarak sejauh itu,namun dia ingin memastikan.Chora kemudian berdiri.
"Aku melihat orang yang memiliki seperti ciri-ciri yang perempuan itu bilang."
Kira yang sebelumnya mulai santai kembali menjadi panik.
"Dimana?!"
"Pelankan suaramu..Jangan terlalu menarik perhatian.Ikuti aku dan jangan tergesa-gesa."
Chors dan Kira berjalan keluar dari rumah makan.Pria itu terlihat dan masih belum jauh dari rumah bordil.
Chors dan Kira membuntuti secara perlahan-lahan dan berusaha untuk tidak menarik perhatian.Walau perlahan-lahan mereka juga mengubah tempo berjalan hingga dekat dengan pria itu.Lalu dengan cepat Chors menggerakan tangannya.Chors memukul tepat di lehernya hingga pingsan.Pria itu yang hampir terjatuh segera Chors pegang dan menggendongnya.Sebelum Chors menggendongnya Chors mengecek tangan kirinya.Dan benar kalau pria itu mempunyai tato rantai.
"Ini memang Schavio."
Kira menjadi terkejut dan menunjukan wajah marah.Selain terkejut dan marah,Kira juga bingung.Kira bingung karena Chors mengatakan untuk tidak menarik perhatian.Namun saat ini pasti mereka akan menarik perhatian dengan menggendong orang itu.
"Bukankah ini terlalu mencolok?"Berbisik kepada Chors.
"Tidak tenang saja ini distrik merah tidak ada yang akan curiga.Bertingkah seperti biasa saja."
Menggendong orang di distrik merah adalah hal yang normal.Tentu saja karena ini tempat yang penuh dengan alkohol dan wanita.Karena itu selalu ada saja pria yang menjadi mabuk berat.Dengan mabuk yang dia bawa dia tidak akan bisa berjalan.Karena itu biasanya temannya akan membantunya berjalan ataupun menggendongnya.
"Dibandingkan itu kita punya masalah lain."
"Apa lagi?"
"Kita tidak punya tempat untuk mengintrogasinya.Kita tidak mungkin melakukan ini di penginapan."
"Kita bisa bertanya pada Agust."
"Sepertinya memang hanya itu pilihan kita."
Mereka berjalan keluar dari distrik merah secara perlahan-lahan.Saat mereka keluar dari distrik merah matahari sudah mulai terbit.Langit malam yang gelap sudah menghilang dan menjadi terang.
Jarak guild petualang dan distrik merah cukup jauh.Karena itu mereka berjalan dengan cukup lama.Namun saat ini bukan lagi distrik merah,selain itu hari sudah pagi.Mereka berjalan dengan mencolok.Orang-orang tentu saja melihat mereka,siapa yang tidak melihat pria dewasa digendong seperti karung beras.Namun walau begitu tidak ada orang yang berani bertanya.
Mereka berjalan dengan dipenuhi tatapan orang-orang yang penasaran hingga di depan guild.Sampai di depan guild Chors memutuskan untuk menurunkan dan menyenderkan orang ini di depan guild.
"Kau saja yang masuk Kira.Aku akan menjaga orang ini di sini."
Kira berjalan dengan cepat.Lilia terlihat sedang menyiapkan meja resepsionis.
"Oh Kira pagi sekali kau datang."
"Aku ingin bertemu dengan master."
"Sepertinya master sudah datang,aku akan mengantarmu."
"Tidak perlu aku sedang terburu-buru."
Kira berjalan dengan cepat.Lilia tampak terkejut dan ketakutan.Dia terkejut kerana Kira tampak buru-buru sepagi ini.Selain itu yang membuat ketakutan adalah Kira memberikan tekanan yang kuat.
Kira membuka pintu tergesa-gesa.Agust seperti biasa masih melihat keluar jendela dan dia sudah menyadari Kira.
"Hei ini masih pagi apa kau ingin merusak pintuku?"
"Aku ingin sebuah tempat!"Kira berbicara dengan tergesa-gesa.
"Tempat?Sebelum itu tenanglah.Dan apa-apaan aura membunuhmu itu!Apa kau ingin membunuhku?"
"Huh?"Kira tampak tidak menyadari aura membunuhnya meluap-luap.
"Jangan bilang kau tidak sadar?Walau tidak terlalu memberikan tekanan tapi orang biasa pasti akan ketakutan.Bicaralah pelan-pelan."
"Aku menemukan anggota Schavio.Aku butuh tempat untuk mengintrogasinya."
"Lebih cepat dari dugaanku.Baiklah aku akan membantumu.Aku punya sebuah rumah kecil di daerah barat.Kau bisa memakai itu.Tunggu saja di luar guild aku akan mengantarmu."
Kira keluar dari ruangan Agust.Agust mengambil kunci rumahnya dan menunjukan senyumnya.
"Anak ini sellau mengejutkanku.Aku tidak sabar apa yang akan dia lakukan di masa depan."