Chereads / Demon Become Hero / Chapter 43 - Chapter 43

Chapter 43 - Chapter 43

"Bagaimana ini?Bahkan Agust master guild petualang juga tidak mempunya informasi tentamg Schavio."Kira berbicara dengan penuh kekecewaan.

"Aku tahu yang bisa membantu kita.Kebetulan dia juga ada di ibukota."

"Benarkah?"

"Tentu saja benar,tapi kau harus menyiapkan uang yang banyak."

"Aku tidak peduli masalah uang.Lalu dimana dia sekarang?"

"Ini masih siang kita bisa bertemu dengannya hanya saat malam hari."

"Jadi apa yang harus kita lakukan?"

"Kita cari penginapan terlebih dahulu."

"Aku tahu penginapan yang bagus."

Kira mengajak Chors ke sebuah penginapan yang dia kenal.Ucapan Chors tidak semuanya benar.Chors membohongi Kira agar dia mau beristirahat.Kira membawa Chors ke penginapan Viola.Kira membuka pintu dan Viola melihatnya.Tentu saja Viola segera menyapanya.

"Kira!Kapan kau kembali ke ibukota?"

"Aku baru saja kembali."

"Oh dan dimana Ema?Aku tidak melihatnya."

"Emmm."Kira tidak dapat menjawab Viola.

"Ema melakukan misi terpisah dengan kami."Chors berusaha membantu Kira.

"Benarkah?Dan siapa kau?Kenapa kalian tidak melakukan bersama-sama."

"Aku adalah member baru di party mereka.Kebetulan kami membutuhkan uang yang banyak.Lalu Ema mengatakan dia akan melakukan misi sendiri.Dia ingin menjadi lebih kuat."

"Untuk apa kalian mencari banyak uang?"

Chors menjadi terdiam dan berpikir.

"Kami ingin membeli rumah besar."

"Begitu ya."

"Haha iya,omong-omong apa masih ada 2 kamar untuk kami?"

"Tentu saja."

Kira membayar kamar penginapan dan bergegas menuju kamarnya.Saat mereka berada di lantai 2 Kira berhenti saat sedang berjalan.

"Terima kasih untuk yang tadi."

"Tidak apa-apa.Sepertinya dia deket dengan Ema ya."

"Mereka adalah teman baik."Kira memberikan senyum kecil.

Setelah memberikan senyumnya Kira masuk ke dalam kamarnya.Walau kamar ini berbeda dengan kamar sebelumnya.Akan tetapi Kira masih bisa merasakan Ema.Kira mengingat saat kejadian dia baru saja tiba di ibukota.Kira yang merasa lelah melemparkan dirinya ke ranjang.Kira memejamkan matanya untuk sesaat.

Beberapa saat kemudian Kira membuka matanya.Kira membuka matanya.Dia terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang.Saat Kira menatap ke atas yang dia lihat hanya sebuah langit berwarna merah.Kira menjadi kebingungan dan segera bangun dari kasur.Saat dia menginjakkan kaki dia tidak merasakan lantai penginapan.Melainkan sebuah cairan hitam lengket.Kira menjadi bertanya-tanya dimana dia sekarang?Kira melihat sekeliling dan hanya melihat sebuah pohon kering tanpa daun.

Kira yang penasaran memutuskan untuk berjalan ke sekitar.Semakin lama Kira berjalan kakinya menjadi semakin berat.Seolah-olah dia sedang menyerat sebuah batu besar.Kira berjalan dengan kaki berat hingga dia tidak bisa berjalan lagi.

"Tolong,tolong aku Kira."

Kira mendengar suara Ema dan melihat ke sekeliling.Saat Kira berbalik badan dia melihat Ema.Ema terlihat terjatuh di tanah dan berusaha menggapai tangan Kira.

"Kira tolong aku."

"Ema!"

Kira melihat itu berusaha untuk berjalan.Namun dia tidak mempunyai kekuatan untuk mengangkat kakinya.Kira berusaha sekuat tenaga.Namun dia hanya membuat dirinya terjatuh.Kira yang baru saja terjatuh berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendekati Ema.Karena tidak bisa berjalan Kira memutuskan untuk merayap mendekati Ema.Namun tidak bisa dan dia melihat pemandangan mengerikan.

*crrrt*

Kepala Ema baru saja terpenggal.Kira yang melihat itu menjadi shock.Tidak hanya shock,kira juga menjadi berkeringat dingin.

"Kira tolong."

Suara Ema kembali terdengar.Suara ini berasal dari langit.Kira melihat ke langit dan Ema terlihat dalam ukuran yang besar.Tidak hanya satu namun muncuk berkali-kali hingga memenuhi langit.Dan mereka mengatakan 2 kata secara bersamaan.

"Tolong aku."

*crrtt*

Kepala mereka semua terpenggal secara bersamaan.Darah mereka bercucuran kemana-mana hingga memenuhi tubuh Kira.Cairan hitam yang berada tepat di bawah Kira berubah warna menjadi merah darah.Ema kembali muncul dari dalam cairan merah tersebut.Ema muncul dalam jumlah banyak dan mereka semua manarik Kira ke bawah.

"Tolong aku Kira."

"Tolong Kira."

"Selamatkan aku."

"Jangan tinggalkan aku Kira."

Semua kata itu terdengar terus menerus.Kira tertarik semakin dalam dan dia menjadi tegang.Kira yang tidak tahu harus berkata apa hanya bisa berteriak memanggil-manggil Ema.

"Ema,Ema,Ema!"

Kira mencoba menggengam Ema namun dia hanya menyentuh cairan merah.Tangannya masuk ke dalam cairan merah tersebut dan tidak dapat ditarik lagi.Kira tertarik hingga semakin dasar dan menjadi semakin gelap.Saat Kira mencapai dasar,Kira terbangun.Kira terbangun dengan keadaan terkejut.Tidak hanya itu Kira juga berkeringat sangat banyak.Namun Kira masih bersyukur karena itu semua hanyalah sebuah mimpi.

Setelah mendapat mimpi mengerikan itu Kira menjadi semakin tidak tenang.Kira bangun dari kasurnya dan melihat keluar jendela.Hari sudah menjadi gelap dan ini sudah waktunya pergi ke tempat yang Chors ceritakan.

*tuk..tukk..tukk..*

Tepat waktu sepertinya Chors sudah berada di depan pintu.

"Kira apa kau sudah bangun?Jika belum Ak-"

Pintu terbuka tepat di depan Chors.Chors melihat Kira dan menunjukan wajah yang tegang.Tidak hanya itu wajah Kira juga nampak lelah.

"Apa kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja.Sebaiknya kita bergegas."

Kata baik-baik saja justru membuat Chors menjadi khawatir.Chors dapat melihat Kira sedang berkeringat dingin.Namun Chors hanya bisa membiarkan saja.Chors dan Kira berjalan keluar penginapan.Mereka berjalan menuju tempat yang Chors bicarakan.Tempat ini terletak cukup jauh dari penginapan Viola.Selain itu Mereka juga melalui jalan-jalan sempit.Kira menjadi ragu dengan jalan yang Chors lewati.

"Apa kau yakin ini jalannya?"

"Tenang saja aku masih mengingat dengan jelas tempatnya.Itu dia tepat di depan kita."

Tempat yang mereka tuju adalah sebuah bar.Bar itu tampak sangat tua.Selain itu bar itu terbuat dari kayu yang sudah sangat tua.Hanya dengan mendorong saja sepertinya bangunan ini akan hancur.Chors membuka pintu bar dan disana sudah ada pria tua yang sedang membersihkan gelas.Chors berbicara dari pintu.

"Aku ingin sebuah bir dengan kadar alkohol paling tinggi."

"Kenapa tidak wine saja?"

"Bir mempunyai cita rasa sendiri."

"Silahkan lewat sini."

Kira tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Chors.Pria tua itu terlihat membawa Kira dan Chors ke sebuah gudang.Gudang ini dipenuhi dengan tong-tong alkohol.Pria tua itu mendekati sebuah tong dan mendorongnya ke dalam.Tiba-tiba dinding bergeser dan sebuah tanggal muncul.Kira yang melihat itu menjadi teringat dengan labirin.

"Silahkan lewat disini.Saya harap kami dapat membantu anda."

Kira dan Chors menurini tangga.Saat mereka sedang turun,Kira menjadi penasaran dengan bar ini.

"Apa ini bukan bar?"

"Tidak ini memang bar.Namun tempat ini mempunyai rahasia yang dapat membantu orang-orang."

"Jadi karena itu kau memintaku membawa banyak uang?"

"Ya berapa banyak kita punya?"

"15 koin emas."

"Bagus aku rasa itu cukup.Kira aku ingatkan nanti kau jangan berbicara sedikitpun.Kau cukup dengarkan saja nanti.Aku akan menanganinya nanti."

Kira yang tidak mengerti hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya.Mereka sampai di ujung tangga.Saat mereka sampai disana terlihat sebuah meja.Selain itu ruangan ini hanya diterangi dengan lilin.Kira melihat seorang pria gemuk duduk di belakang meja.

"Selamat datang,aku harap kalian sudah membawa uang."Pria itu menunjukan senyumnya.