Chereads / Demon Become Hero / Chapter 41 - Chapter 41

Chapter 41 - Chapter 41

Matahari mulai tenggelam dan Kira masih mengamuk.Chors melihat Kira yang masih mengamuk sangat terkejut.Chors terkejut dengan kapasitas mana yang dipunya Kira.Jika orang biasa mengamuk seperti Kira maka seharusnya hanya dalam 1 jam mereka akan pingsan.Namun ini sudah lebih dari 1 jam dan masih mengamuk.

"Kapan dia akan berhenti?Ini sudah mau malam hari dan dia masih seperti itu..."

Dengan amukan Kira,desa benar-benar tidak tersisa.Semua bangunan hancur berkat sihir Kira.Selain itu sisa-sisa bangunan juga terbakar karena Kira.Tepat saat matahari menghilang ledakan berhenti.Chors yang melihat itu dia menganggap ini sebagai kesempatan untuk mendekati Kira.Saat ini Chors berada di hutan untuk menjaga jarak dari sihir Kira.Saat Chors sedang berjalan dia terkejut dengan keadaan hutan di dekat desa.Tidak hanya desa hutan di sekitar juga terkena dampaknya.

"Aku beruntung karena masuk lebih dalam.Jika aku berada di sekitar sini pasti akan terkena dampak dari sihirnya."

Setelah melihat keadaan hutan,Chors segera berlari untuk melihat Kira.Chors melihat Kira terbaring pingsan diantara puing-puing desa.Chors yang melihat Kira seperti itu memutuskan untuk membiarkannya.Chors tahu Kira akan kelelahan.Karena itu Chors mencari kayu bakar dan daging untuk dimakan.

"Ema!"Kira terbangun dengan panik.

Kira terbangun dan melihat sekitar.Dia melihat api unggun tepat di sampingnya.

"Sudah bangun tukang tidur?"

Chors berjalan mendekati Kira.Chors terlihat sedang membawa daging.Chors menaruh daging-daging itu di api unggun untuk dibakar.

"Dimana Ema?!"Kira bertanya dengan panik.

"Aku masih tidak tahu.."Chors menggelengkan kepalanya.

"Begitu yaaa..."Kira terlihat kecewa.

"Tapi melihat orang-orang itu sepertinya ada kemungkinan Ema diculik."

"Darimana kau bisa tahu?"

"Dari kata-kata mereka.Sepertinya mereka mengetahui Ema dimana."

"Kalau begitu kita tanya saja pada mereka."

"Apa kau ingin bertanya pada abu itu?"

"Abu?"

"Apa kau tidak ingat?Kau menghabisi mereka semua bahkan hingga tak tersisa.Bahkan tulang-tulang mereka juga tidak tersisa."

"Maaaff.."Kira terlihat menyeseal.

"Lain kali sebaiknya kita mencari infomaai terlebih dahulu sebelum menghajar seseorang."

"Lalu sekarang bagaimana?"

"Kita harus mencari informasi terlebih dahulu.Mungkin saja guild petualang mempunyai informasi tapi aku tidak tahu mereka akan memberikannya atau tidak.Karena ada beberapa informasi yang dirahasiakan."

Saat Kira mendengar itu dia menjadi teringat dengan Agust.

"Aku tahu siapa yang bisa membantu kita."Kira menunjukan wajah seriusnya.

"Benarkah,siapa?"

"Aku mengenal seorang guild master petualang."

"Lalu dimana guild itu?"

"Di ibukota."

"Kita memerlukan waktu untuk kesana."

"Kalau begitu kita pergi sekarang."Kira segera bangun.

Setelah Kira bangun,dia segera berjalan.Namun hanya dalam beberapa langkah Kira menjadi tumbang.Setelah terjatuh Kira tidak dapat bergerak lagi.

"Sebaiknya kau beristirahat saja dulu.Kau tidak akan bisa bergerak dengan kondisi seperti itu."

"Aku masih bisa bergerak."Kira memaksakan dirinya.

"Manamu sudah benar-benar kering.Jangankan berjalan untuk berdiri seperti biasa saja kau akan kesulitan.Jika saat manamu sedikit kau akan merasa sedikit lemas.Tapi saat manamu benar-benar kosong kau tidak akan punya tenaga.Saat ini semua tenaga yang kau miliki dipakai untuk mengembalikan manamu.Duduk saja dan pulihkan tenagamu."

"Aku tidak bisa hanya duduk saja.Aku harus pergi mencari Ema."

"Kira,jika kau pergi dengan kondisi seperti itu.Lalu bertemu dengan musuh apa yang akan kau lakukan."

"Aku.."Kira tidak bisa menjawab dan hanya bisa menunjukan wajah sedih.

"Bahkan petualang rank E bisa mengalahkanmu jika kondisimu seperti ini."

Kira menyerah dan kembali.Kira duduk di sekitar api unggun.Chors yang melihat daging yang sudah matang.Diapun memberikan daging itu kepada Kira.

"Terima kasih."

Chors membuka topengnya dan memakan daging.Saat mereka sedang makan,Chorspun berbicara kepada Kira.

"Sepertinya kau sangat peduli ya kepada Ema."

"Tentu saja."

"Apa ada alasan khusus?Aku hanya sedikit heran saja kau sangat berjuang keras untuknya."

"Chors tidak Cyzen kau tahu aku tidak memiliki orang tua."

Chors menjadi terkejut karena Kira membahas masa lalunya.Setelah berbicara seperti itu Kira mulai menceritakan masa kecilnya.

Aku tidak memiliki orang tua.Mungkin lebih tepat aku dibuang oleh orang tuaku.Aku mendengar ini semua dari kakek dan nenekku.Walau aku mempunyai kakek dan nenek,mereka bukanlah keluarga kandungku.Kakekku mengatakan aku ditemukan di pinggir sungai.

Saat itu aku terbawa oleh arus sungai dengan sebuah keranjang.Saat itu kakek dan nenek melewati sungai.Mereka melihatku yang dibawah oleh arus.Pada awalnya mereka tidak berniat untuk mengambilku.Namun mereka menjadi kasihan dengan melihat bayi yang tidak tahu apa-apa dibawa arus.Karena itu kakek memutuskan untuk masuk ke dalam sungai untuk mengambilku.Walau dengan tubuh tuanya,kakek tetap berusaha.Dia berhasil mengambilku dan membawaku ke rumah mereka.

Mereka bukanlah orang kaya yang memiliki rumah mewah.Mereka hanyalah seorang penduduk desa yang tinggal di desa terpencil.Desa yang hidup dari pertanian.Mereka memberi nama untukku Kira.Ini bukanlah nama yang mereka berikan.Melainkan nama ini sudah tertulis di keranjang.Walau hanya seorang penduduk desa,nenek masih dapat sedikit membaca.

Walau mereka berdua bukanlah keluarga kandungku.Mereka tetap membesarkanku dengan penuh kasih sayang.Bahkan aku merasa tidak memerlukan orang tua.Menghabiskan hari-hariku dengan mereka adalah yang terbaik.

Namun itu semua hanyalah kebahagiaan sesaat.Saat aku berumur 10 tahun semua menjadi berubah.Saat itu hujan turun dengan deras disertai petir yang menyambar.Tanganku terasa sangatlah panas saat itu.Seperti dibakar oleh api.Tentu saja aku berteriak kesakitan.Nenek yang mendengar itu segera menghampiriku.Dia segera melihat tanganku dan menjadi terkejut.Setelah melihat itu dia menunggalkanku dan mengatakan aku tidak apa-apa.Lalu aku melihat tanganku muncul sebuah simbol aneh.

Setelah kejadian itu,hari-hariku berubah.Bila sebelumnya aku diperlakukan dengan hangat.Tapi saat itu aku diperlakukan tidak hangat lagi.Walau tidak hangat bukan berarti mereka memperlakukanku dengan buruk.Hanya saja aku merasa mereka seperti membuat dinding diantara diriku dan mereka.

Berbulan-bulan berlalu.Kakek dan nenek membawaku ke hutan.Kami berjalan cukup lama.Dan saat itu aku melihat sebuah rumah kecil.Mereka mengatakan aku akan tinggal di sini mulai hari ini.Tentu saja aku tidak ingin tingal sendirian di hutan.Akupun berlari ke mereka.Namun..

*wosh*

Suara lemparan batu yang mengarah kepadaku.Batu itu tepat mengenai kepalaku.Setelah melempar seperti itu mereka mengatakan aku adalah monster.

"Pergi kau monster!"Nenek membentakku.

"Kami tidak akan tinggal dengan monster sepertimu!"

Setelah berbicara seperti itu mereka meninggalkanku.Darah mulai mengalir dari keningku dan menutupi mata kananku.Ini sakit sangatlah sakit.Bukan di kepala namun di dadaku terasa lebih sakit.

Aku sudah tidak tahu berapa lama aku tinggal di hutan ini.Namun saat itu ada seorang gadis yang pingsan.Tentu saja melihat itu menjadi panik.Akupun mendekati gadis itu.Setelah melihat secara seksama gadis itu adalah salah satu anak warga desa.Mengetahui itu aku menggendongnya dan membawa ke desa.Saat tiba di desa aku menaruh gadis itu di depan gerbang desa.Warga desa yang melihatku segera melempariku dengan batu.Aku tidak dapat mendapatkan terima kasih hanya mendapatkan sebuah lemparan batu.Aku juga tidak melihat kakek dan nenekku.

Bertahun-tahun berlalu.Hari-hari yang kulalui di hutan entah kenapa terasa sangat gelap dan penuh rasa kesendirian.Tidak mempunyai teman,aku hanya dapat berbicara kepada binatang.Walau mereka tidak mengertiku,aku hanya dapat melakukan itu untuk mengisi kesendirian ini.

Sampai saat aku menolong seorang gadis demi human yaitu Ema.Hari-hariku terasa lebih terang.Dia mengajariku bagaimana menjalani hidup.Tidak hanya itu dia mengajari aku membaca dan berhitung.Karena itulah aku pasti akan menyelamatkan dia!Apapun bayaran yang harus aku lakukan.