Adzim pov
Falco:"anggota selanjutnya adalah Strom"
Fian:"nama itu sepertinya tidak asing, bisa kamu beritau siapa identitas si Strom itu?"
Falco:"kalian mungkin mengenalnya dengan nama RJ"
Ina:"jadi sekarang RJ"
Elsa:"tunggu, bukankah RJ selalu bersama Arvin?"
Falco:"benar, mereka berdua adalah sasaran kita"
Dwiyan:"tapi bagaimana? , semenjak mereka pergi, tidak ada yang bisa melacak keberadaan mereka"
Falco:"itu mudah, aku sudah tau dimana mereka"
Tetron:"bagaimana caramu menemukan mereka?"
Falco:"apa kalian tau tentang Jester?"
Ryan:"Jester yang salah satu hacker paling berbahaya di dunia itu?"
Falco:"dia adalah Arvin"
Ryan:"tidak mungkin"
Dwiyan:"memangnya ada apa?"
Ryan:"salah satu alasan kenapa dia disebut salah satu hacker paling berbahaya adalah karena dia bisa meretas hampir apapun, dan dia selalu mempermainkan semua korbannya, dan jika korbannya gagal maka mereka akan mati"
Ryan:"sampai saat ini masih belum ada yang bisa melacak Jester"
Ryan:"Falco, bagaimana kamu bisa melacaknya"
Falco:"rahasia"
Adzim:"hei, apakah kita harus menemui mereka?"
Teman teman yang lain langsung berbalik kearahku.
Ina:"ada apa Dzim?"
Adzim:"apa kalian ingat bagaimana Arvin menatapku sebelum dia pergi?"
Adzim:"aku tidak akan kuat jika dia menatapku seperti itu lagi"
Ina:"jadi kamu masih kepikiran ya"
Adzim:"tentu saja"
Falco:"memangnya apa yang terjadi?"
Adit:"apa kamu masih ingat kejadian yang dulu pernah kami ceritakan?"
Falco:"yang tentang kebakaran dan salah satu dari kalian menjadi korban itu?"
Fian:"benar, saat kejadian itu sebenarnya kami semua berhasil keluar dari kafe itu tepat waktu dan hanya Adzim yang masih terjebak di dalam kafe"
Adit:"lalu salah satu teman kami yang mendengar kalau Adzim masih di dalam dengan cepat masuk ke dalam kafe yang terbakar itu untuk menyelamatkan Adzim"
Tetron:"lalu....."
Aku langsung menghentikan Tetron.
Adzim:"Tetron, biar aku saja yang melanjutkannya"
Tetron:"tapi Dzim"
Adzim:"tak apa, semua ini salahku, jadi biarkan aku saja yang menceritakannya"
Adzim:"saat aku sadar kalau hanya aku saja yang masih berada di dalam kebakaran itu, aku langsung pasrah dan bersiap menerima kematianku, tapi tak lama kemudian aku mendengar suaranya"
Adzim:"dia langsung menarik tanganku dan menuntunku ke pintu keluar, tapi saat kami hampir sampai di pintu keluar, kami melihat langit langit kafe sudah mau runtuh"
Adzim:"dia dengan cepat melemparku keluar, dan tepat setelah aku berhasil keluar langit langit itu langsung rubuh dan dia masih terjebak di dalam"
Adzim:"dan kemudian aku melihat hal yang tidak akan pernah bisa aku lupakan sepanjang hidupku, dia tersenyum"
Adzim:"walaupun dia terperangkap di dalam kafe yang terbakar hebat, tapi dia tidak panik ataupun takut, dia malah tersenyum, dia tersenyum saat melihatku berada diluar dengan selamat"
Adzim:"dan sedetik kemudian kafe itu meledak, dan itulah terakhir kalinya kami melihat dia"
Adzim:"dan saat Arvin tau kalau temannya mati dalam kebakaran itu, dia melihatku dengan tatapan yang mengerikan, lalu mengajak RJ untuk pergi"
Aku langsung menundukan kepalaku dan mulai menangis.
Adzim:"andai saja saat itu aku tidak datang, andai saja saat itu aku yang mati dalam kebakaran itu, pasti semuanya masih bersama sama"
Fian:"Adzim, tenanglah, ini bukan salahmu"
Tetron:"itu benar, semua itu hanya kecelakaan, kami tidak menyalahkanmu"
Falco lalu mencubit kedua pipiku dan menariknya hingga mulutku terlihat seperti tersenyum, dia lalu mengarahkan wajahku hingga menatap ke wajahnya.
Falco:"tersenyumlah, aku memang tidak tau apapun tentang teman kalian itu, tapi aku yakin dia pasti tidak ingin melihat kalian menangis"
Falco:"dia tersenyum di akhir hidupnya bukan? Aku yakin dia juga ingin kalian untuk terus tersenyum apapun yang terjadi, tidak peduli sesulit apapun, sesakit apapun, atau bahkan ketika kalian merasa tidak ada harapan, kalian harus tetap tersenyum"
Falco:"dan untuk masalah dengan Arvin, kita akan menyelesaikannya secepat mungkin"
Mendengar kata katanya Falco membuatku merasa senang dan lega, aku pun langsung tersenyum, teman teman yang lain juga ikut tersenyum.
Adzim:"Falco, terima kasih"
Falco:"sama sama"
Setelah itu kami langsung berangkat untuk mencari Arvin dan RJ. Kami sampai di depan hutan yang terlihat cukup menakutkan.
Fian:"hutan yang menakutkan, apakah ini aokigahara?"
Falco:"bukan, kita bahkan tidak berada di Jepang"
Kami lalu memasuki hutan itu. Selama perjalanan di dalam hutan, aku merasa kalau suasana di sini sangatlah dingin, dan langit terlihat mendung seperti akan datang hujan.
Fian:"disini benar benar dingin, Falco, apa kamu yakin ini bukan aokigahara"
Falco:"sudah kubilang bukan"
Falco:"jika ini aokigahara, kita pasti sudah menemukan banyak mayat"
Falco:"lagipula aokigahara lebih menyeramkan dari tempat ini"
Dwiyan:"kamu pernah kesana?"
Falco:"beberapa kali"
Adzim:"ngapain?"
Falco:"rahasia"
Tiba tiba ada petir yang menyambar kearah kami, tapi Ina berhasil membuat kubah pelindung tepat waktu.
Artha:"kerja bagus Ina"
Ina:"terima kasih, tapi bagaimana dengan Falco? Aku tidak bisa menjangkaunya tadi"
Falco:"aku baik baik saja"
Kami melihat Falco jongkok disamping sebuah pohon.
Kami lalu mendengar suara dari atas.
??? :"itu tadi hanya sebuah peringatan, cepat pergi atau aku akan menjadi serius"
Kami melihat keatas, dan ternyata itu adalah RJ yang terbang dan diselimuti petir.
Adzim:"RJ apa yang kamu lakukan? Kami bukan musuhmu"
RJ:"aku tidak peduli, cepat tinggalkan hutan ini"
Saat kami sedang berbicara, aku melihat Falco sudah melompat, dan hampir mengenai RJ, tapi RJ berhasil menghindar.
Adzim:"Falco, apa yang kamu lakukan?"
Falco:"jika kita menangkapnya, kita bisa membuatnya memberitahukan dimana Arvin berada"
RJ lalu dengan cepat kabur dari kami, dan Falco mengejarnya. Artha lalu ikut mengejar RJ.
Artha:"Falco, biarkan aku membantumu, petir tidak mempan terhadap karet"
Falco mengangguk dan mereka melanjutkan pengejaran, sedangkan kami mengikuti mereka menggunakan kubah yang dibuat Ina.
Saat kami sudah berhasil mengejar mereka, kami melihat Artha sudah memanjangkan dirinya dan berhasil menangkal RJ.
RJ:"Artha lepaskan aku atau kau akan kusetrum"
Artha:"coba saja kalo bisa"
Di depan Artha lalu muncul sebuah peluncur roket yang menembak kearah Artha, Artha yang terkejut langsung melepaskan RJ, dan RJ langsung pergi. Falco dengan cepat menendang roket itu kearah atas, dan roket itu meledak di langit. RJ yang belum terlalu jauh, terkena efek ledakan itu dan jatuh ketanah, dengan cepat Falco mrnangkapnya dan mengikat tanganya RJ dengan sebuah alat.
Falco:"kami menangkapmu"
Falco:"dan walaupun kamu mencoba menghancurkan alat itu dengan petirmu, itu sia sia, karena alat itu bisa menahan listrik hingga 1000 triliun volt"
RJ:"tch"
Fian:"sekarang beritau kami dimana Arvin berada"
Saat RJ mau menjawab, kami mendengar suara "ting" seperti notifikasi pada hp.
Falco:"sepertinya kita tidak perlu lagi bertanya padanya"
Falco menunjukkan hpnya pada kami, dan di layar hpnya ada tulisan "bisakah kalian mengembalikan wanitaku"
Falco:"ini dari Arvin, dan aku sudah melacak asal sinyalnya"