Chereads / Destinies : Origin / Chapter 25 - Speedster

Chapter 25 - Speedster

Elsa pov

Adzim membuat penghalang es tembus pandang yang memisahkan kami dengan mereka.

Qori:"kenapa dia juga marah kepadaku?"

Artha:"sepertinya Arvin memperburuk traumanya Adzim"

Elyas:"tapi bukankah Adzim masih baik baik saja setelah kita membahas   tentang kejadian itu di markas?"

Elsa:"dia tidak baik baik saja, apa kalian tidak menyadari kalau dia gelisah sejak sampai di ruangan ini?"

Elsa:"mental Adzim sudah terganggu, dan Arvin memperburuknya dengan menyalahkan Adzim dan menyebut nama Fadli"

Fian:"ah benar juga, selama ini kita tidak pernah menyebut namanya, itu sepertinya berdampak besar"

Elsa:"semua hal itu membuatnya kehilangan kendali pada emosinya, dan akibatnya dia menyakiti Falco, kemungkinan hal itu yang memberi dampak terbesar"

Qori:"jadi sepertinya hanya Falco yang bisa menenangkan Adzim"

Fian:"kalo Falco yang menangani ini kita tidak perlu khawatir"

Aku melihat Falco menatap kearah kami.

Falco:"apa yang harus aku lakukan?"

Fian:"huh? Bukankah kamu pandai dalam hal semacam ini?"

Falco:"aku tidak pernah berhadapan dengan seseorang yang sedang dalam kondisi seperti ini"

Falco:"dan juga kenapa aku yang harus menangani masalah yang dibuat oleh Arvin"

Adit:"karena kami tidak bisa kesana"

Ina:"cobalah melakukan sesuatu yang terpikir olehmu"

Fian:"entah kenapa aku seperti pernah melihat adegan seperti ini di film"

Tetron:"iya, biasanya cara menenangkannya adalah dengan menciumnya kan?"

Adit:"benar, tapi aku tidak yakin Falco akan mencium Adzim"

Elsa:"ini bukan waktunya bercanda"

Troublemakers:"ah iya kamu benar, maaf"

Falco mencoba bicara dengan Adzim memakai suara yang lembut.

Falco:"Dzim, hilangkan penghalang itu"

Adzim:"tidak, tidak mau"

Falco:"tapi kita harus kembali ke markas"

Adzim:"kamu punya alat untuk teleportasi bukan? Gunakan itu untuk menteleportasikan kita ke dekat mobilmu, dan kita bisa kembali ke markas berdua"

Falco:"bagaimana dengan yang lain? Kita butuh bantuan mereka untuk mengalahkan Zalgo"

Adzim:"huh, untuk apa? Kamu bilang markas kamu aman bukan? Selama ini belum ada Dementor yang menyerang kesana bukan? Kalau begitu kita tidak perlu melawan Zalgo, kita berdua bisa hidup bahagia di markas"

Dwiyan:"dia ingin lari dari kenyataan"

Veri:"pikiranya sepertinya benar benar kacau"

Falco:"tapi Dzim"

Adzim:"tapi apa? Apa kamu tidak mau hidup berdua denganku? Lupakan saja Zalgo, aku yakin ada seseorang yang lebih kuat dari kita yang bisa mengalahkan Zalgo"

Adzim:"kita bisa hidup berdua, jika bersama denganmu aku tidak takut akan menyakiti orang lain lagi, dan kamu tidak perlu terluka karenaku lagi"

Adzim:"lalu setelah semuanya aman, kita bisa membuka sebuah restoran, karena kamu pinter masak, aku juga akan membantu kamu, lalu kita bisa menikah dan mungkin saja mempunyai dua orang anak, dan beberapa hewan peliharaan"

Adzim:"kita bisa menghabiskan masa tua kita dengan damai, dikelilingi anak dan cucu kita, dan aku berharap aku meninggal sebelum kamu, karena aku tidak bisa kehilangan kamu, bukankah itu indah, semuanya sempurna, tidak ada lagi yang terluka"

Elsa:"sejujurnya itu memang indah"

Fian:"itu benar, tapi hanya jika mereka tidak meninggalkan kita disini"

Falco lalu sedikit menjauhkan dirinya dari Adzim, dan dia menatap wajahnya Adzim.

Falco:"Dzim, saat ini pikiranmu sedang kacau, dan kamu kehilangan keberanianmu"

Falco:"jadi, biarkan aku untuk membantumu menenangkan pikiramu, dan akan ku berikan sebagian keberanianku untukmu"

Falco:"tutup matamu"

Adzim langsung menutup matanya, dan Falco langsung mencium bibirnya Adzim, itu membuat kami semua terkejut.

Fian:"tidak kusangka dia benar benar melakukan itu"

Ciuman itu berlangsung selama beberapa detik, dan saat mereka selesai, wajah Adzim langsung memerah seperti kepiting rebus. Adzim lalu menghilangkan penghalang es nya. Arvin kemudian kembali mencoba untuk meminta maaf pada Adzim, tapi Falco menghentikannya.

Arvin:"Dzim..."

Falco:"jangan sekarang Arvin, kita bahas itu nanti saja, sekarang lwbih baik kita kembali ke markas"

Kami semua setuju dan kembali kemarkas. Arvin kembali mencoba untuk minta maaf, dan Adzim juga mencoba memaafkannya, lalu kami semua beristirahat sejenak.

Adzim pov

Kemarin benar benar hari yang buruk untuk ku, tapi untunglah aku bisa berbaikan dengan Arvin, dan tidak kusangka aku mengatakan semua hal itu kepada Falco, bahkan Falco menciumku, Kejadian kemarin benar benar tidak akan pernah kulupakan.

Hari ini kami berkumpul untuk membahas anggota selanjutnya.

Falco:"anggota selanjutnya adalah seorang speedster"

Arvin:"bagaimana kamu akan menangkap speedster?"

Falco:"aku punya alat untuk itu"

Fian:"woah, apa kamu punya apat untuk segalanya?"

Falco:"tentu saja tidak, ada beberapa hal yang tidak bisa di selesaikan dengan mesin"

Fian:"ya, seperti ciuman"

Fian menggumamkan itu dengan cukup keras dan aku mendengarnya.

Adzim:"FIANNN"

Fian:"maaf Dzim"

Setelah itu kami pun berangkat. Kami berhenti di sebuah rumah penyimpanan di kawasan yang cukup terlupakan. Falco lalu membuka rumah itu dan setelah dia menyalakan listrik di rumah itu, tiba tiba ada bayangan kuning yang melewati sampai sedikit mendorong kami, dan Falco hilang. Tak lama kemudian dia menghubungi kami melalui miphon.

Falco:'aku sedang mengejar speedster itu, kalian bersiaplah untuk membekukan sungai di depan kalian'

Kami semua keluar dan melihat dari kejauhan ada bayangan kuning yang tadi sedang berlari diatas sungai, dan ada bayangan hitam yang mengikuti dibelakangnya.

Falco:'bekukan'

Dengan cepat Elsa membekukan sungai itu, dan ada orang yang berpakaian serba kuning terjebak.

Fian:"sepertinya dia adalah si speedster itu"

Kami semua lalu turun dan mendekati si speedster itu, tapi speedster itu terlihat ketakutan.

Speedster:"tidak tidak, jangan menyakiti ku, aku mohon"

Fian lalu merangkul bahu speedster itu.

Fian:"kamu tidak perlu takut, kami tidak akan melakukan apapun padamu"

Speedster:"suara ini? Fian?"

Fian:"iya, aku Fian, darimana kamu tau namaku?"

Speedster itu lalu melepas topengnya, lalu dia melihat kearah kami, ternyata dia adalah Ramadhan.

Ramadhan:"teman teman, apa yang kalian lakukan disini?"

Adzim:"kami sedang mengumpulkan orang orang dengan kemampuan khusus untuk menyelamatkan dunia dari iblis dan pasukannya yang telah menginfeksi umat manusia, kami berharap kamu mau bergabung"

Ramadhan:"benarkah? Aku mau bergabung"

Adzim:"ngomong ngomong dimana Falco?"

Tak lama kemudian kami mendengar suara tembakan di belakang kami, dan menghancurkan es di belakang kami, Falco lalu melompat dari dalam sungai.

Adzim:"Falco, apa yang kamu lakukan di dalam sungai?"

Falco:"kepleset"

Kami langsung tertawa mendengar itu.

Ramadhan:"dia bersama kalian?"

Ina:"iya"

Ramadhan lalu mendekati Falco.

Ramadhan:"kamu yang mengejarku tadi bukan? Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam speedforce?"

Falco:"aku punya alat untuk itu"

Adzim:"jadi bayangan hitam tadi itu kamu?"

Falco:"yup"