Chereads / Destinies : Origin / Chapter 26 - Diamond Head

Chapter 26 - Diamond Head

Adzim pov

Falco:"anggota terakhir kita adalah diamond head"

Ina:"kamu bilang terakhir?"

Falco:"setelah mengajak diamond head, kita akan melawan Zalgo"

Fian:"apakah dia Robi?"

Falco:"siapa?"

Fian:"si diamond head itu, apakah dia Robi?"

Falco:"benar"

Tetron:"tau darimana kamu?"

Fian:"ya karena hanya Robi yang belum ada disini"

Adit:"benar juga"

Setelah itu kami langsung berangkat dan kami berhenti di depan sebuah mansion yang sebenarnya cukup terawat, tapi entah kenapa mansion itu terlihat cukup mengerikan.

Adzim:"huft, kenapa kita harus ke tempat yang seperti ini lagi sih?"

Fian:"kenapa Dzim, takut?"

Fian mencoba menggodaku, tapi aku langsung membalasnya.

Adzim:"hmm, seingatku dulu saat kita bertemu dengan Edno, ada seseorang yang berteriak lebih kencang dari aku, kira kira siapa ya?"

Teman teman yang lain langsung tertawa dan mukanya Fian langsung memerah.

Ina:"owh, hahaha aku ingat itu"

Fian:"hei sudah sudah"

Qori:"makanya, jangan jailin Adzim lagi"

Kami lalu berjalan kearah pintu depan mansion, dan bahkan sebelum kami membuka pintu itu, aku merasakan perasaan yang tidak enak.

Elyas:"perasaanku tidak enak"

Veri:"sama, aku juga"

Falco lalu membuka pintu itu secara pelan pelan, dan kami melihat interior mansion itu ternyata sangat indah, dari karpet hingga lampu gantungnya semua terlihat sangat mewah, hanya saja cukup berdebu.

All:"woah"

Ina:"tempat ini cukup bagus juga"

Adit:"iya, walupun tidak sebagus mansion milik Falco, tapi tetap saja lumayanlah"

Saat kami sedang asik mengagumi interior mansion ini, tiba tiba pintu di belakang kami tertutup dengan sendirinya dan cukup keras hingga membuat kami cukup terkejut.

Dwiyan:"woah, bikin kaget aja"

Elsa:"tapi kok pintunya bisa nutup sendiri ya?"

Falco:"mungkin kena angin, pintu itu cukup ringan, jadi kalau terkena angin sedikit bisa langsung menutup"

Kami semua mengangguk, lalu mulai berjalan mengikuti Falco. Saat kami menaiki tangga utama, kejutan keduapun muncul.

Kami mendengar suara "dung dung" yang menggema cukup keras, dan membuat kami merinding.

Devi:"suara apa itu?"

Falco:"tenang lah, itu suara dari jam kuno yang ada di rumah ini, setiap satu jam, jam itu akan berbunyi seperti itu, dan sepertinya ruangan ruangan disini membuatnya bergema"

Arvin:"ah, aku juga pernah melihat jam seperti itu dirumah nenekku"

Tetron:"iya, aku juga"

Falco:"kalian berhentilah keyakutan pada hal hal yang sepele, di mansion ini tidak ada apa apa kok"

Saat kami memasuki ruang rekreasi di lantai dua, tiba tiba seluruh listrik disini mati, dan kami semua langsung teriak.

All:"WAAAAAA"

Kami semua langsung berpelukan dengan pasangan masing masing, ada juga yang berpelukan dengan teman yang ada di dekatnya. Aku langsung memeluk Falco, karena dia yang dekat denganku, tapi aku merasa ada yang aneh. Karena yang aku peluk kali ini sangat keras, dan dingin, biasanya Falco itu sangat lembut.

Fian:"Dzim, ngapain kamu meluk pilar?"

Saat aku lihat, ternyata aku memang memeluk pilar.

Adzim:"aku kirain tadi Falco, pantesan keras"

Mendengar komentarku yang seperti itu membuat teman teman yang lain langsung tertawa.

Fian:"owh, pengennya meluk Falco ternyata"

Adit:"wah, Adzim sekarang jadi lebih berani ternyata"

Tetron:"iya nih, semenjak di cium ama Falco, Adzim jadi makin berani"

Mereka semua kembali tertawa, sedangkan aku hanya bisa menahan malu, dan tidak bisa melawan komentar mereka.

Dwiyan:"ngomong ngomong, si Falco kemana? Ngilang lagi tuh anak"

Dela:"iya juga, sering banget ilang dia"

Adzim:"kita cari dia nanti saja, saat ini kita fokus mencari Robi dulu, aku yakin Falco pasti baik baik saja"

Fian:"iya, dia pasti mengurus hal yang penting di suatu tempat di mansion ini"

Kami semua melanjutkan perjalanan, tapi tiba tiba ada beberapa balok berlian terlempar kearah kami. Ina dengan cepat membuat kubah pelindung.

Fian:"siapa disana?"

Tapi tidak ada yang menjawab, dan makin banyak balok berlian yang dilempar kearah kami.

Elsa mencoba menembak orang itu dengan es miliknya, tapi es milik Elsa langsung hancur saat menganai orang itu. Begitu juga api milik Anjas tidak berpengaruh padanya. Orang itu lalu meninju lantai, lalu muncul pilar pilar berlian yang menuju kearah kami. Aku lalu langsung membuat tembok batu untuk menahannya. Dan tepat saat pilar itu menghantam tembok batu ku, kami mendengar suaranya Falco.

Falco:"hentikan"

Setelah itu listrik kembali menyala dan kami bisa melihat orang yang menyerang kami.

Fian:"Robi?"

Robi:"Fian? Teman teman? Tenyata itu kalian, maaf aku sudah menyerang kalian"

Adzim:"tidak apa"

Robi:"apa yang kalian lakukan disini?

Adzim:"kami sedang mengumpulkan orang orang dengan kemampuan khusus untuk menyelamatkan dunia, maukah kamu bergabung?"

Robi:"aku mau"

Ina:"apakah ini rumahmu?"

Robi:"tidak, aku bersembunyi di rumah ini, dan aku heran padahal semua perabotan dirumah ini masih bagus, tapi kenapa tidak ada penghuninya"

Fian:"jadi rumah ini kosong sudah lama, aku penasaran kenapa"

Falco:"itu karena rumah ini berhantu"

Adzim:"ha?"

Falco:"rumah ini dihuni oleh makhluk makhluk ghaib"

Robi:"benarkah?"

Fian:"kamu bilang rumah ini aman? Dan juga darimana saja kamu?"

Falco:"rumah ini memang aman, karena mereka tidak ingin mengganggu kita"

Falco:"aku tadi berbicara pada mereka"

Falco lalu berjalan keluar mansion, dan kami mengikutinya. Saat diluar gerbang, Falco membungkuk pada mansion itu sebelum kami pergi, dan saat itu kami melihat banyak sekali banyak sekali bayangan orang di semua jendela di mansion itu melambaikan tangannya kearah kami, dan setelah itu mereka menghilang.

Fian:"teman teman"

Ina:"jangan tanya"

Fian:"tapi kalian tadi juga melihat bayangan itu kan?"

Ina:"sudah kubilang jangan tanya"

Setelah itu kami kembali ke markas dengan perasaan takut