Elsa pov
Kalajengking api? Itu berbahaya, aku lalu melihat kearah Fian, tapi ternyata dia masih bermain air dengan yang lain dan sepertinya tidak mendengarkan.
Elsa:'fiuh syukurlah, sekarang hanya tinggal memikirkan bagaimana caranya untuk menjelaskan ke Adzim tanpa membuatnya panik'
Adzim tiba tiba muncul di samping ku dan bertanya.
Adzim:"kamu kenapa El? Kok kaya bingung gitu?"
Elsa:"gapapa Dzim, aku cuma agak gasuka sama kalajengking"
Adzim:"iya, aku juga"
Aku menghembuskan nafasku karena sepertinya Adzim percaya pada alasanku. Tapi tanpa aku sadari, ternyata Adzim bertanya tentang kalajengking api ke Triya.
Triya:"APA? KALAJENGKING API??"
Fian dan yang lainya terdiam dan melihat ke Triya.
Elsa:'sial'
Adzim:"memangnya ada apa dengan kalajengking api?"
Fian dan Triya berniat untuk menjelaskan kepada Adzim, Triya paham dan diam, tapi Fian tetap saja menjelaskan.
Fian:"kalajengking api adalah salah satu kalajengking paling berbahaya di dunia, apabila tersengat dan tidak di periksa selama 5 menit, orang yang tersengat akan langsung mati"
All:"APAAA??"
Teman teman yang lain dan Adzim langsung panik
Adzim:"kita harus mencari Falco secepatnya"
Aku langsung menjitak Fian.
Fian:"aw sakit Sa"
Elsa:"kamu sih malah bikin yang lainya panik"
Elsa:"Dzim tenang Dzim kita tidak boleh gegabah atau kita malah akan terjebak di tengah badai"
Adit:"iya Dzim, aku bisa mengirim gambar tikus tikus ku untuk mencari Falco, kemudian Fian akan menjemputnya, itu akan lebih cepat"
Triya:"iya, aku juga punya penawarnya kok disini"
Adzim:"tetap saja aku khawatir, aku juga akan ikut mencarinya"
Adzim berlari keluar oasis, tapi dia menabrak seseorang, dan orang itu adalah Falco.
Adzim:"Falco kamu baik baik saja? Bagaimana dengan racunnya?"
Falco:"tenang saja, tubuhku memiliki anti racun alami kok"
Adzim:"tapi tetap harus diperiksa"
Falco:"tidak usah, aku baik baik saja"
Adzim:"dasar keras kepala"
Adzim lalu memeluk Falco tapi tangan kanannya mengepal dan memukul Falco.
Falco pingsan di pelukannya Adzim.
Adzim:"maaf Falco, kalau gk gini, kamu gamau dengerin"
Kami semua terdiam melihat Adzim memukul Falco. Adzim lalu melihat kearah Triya.
Adzim:"dimana aku letakan dia?"
Triya lalu menunjuk ke sofabed yang ada di dekatnya dan Adzim meletakan Falco disana.
Adzim:"bagaimana dengan badainya?"
Triya:"tidak perlu khawatir"
Triya:"sand dom"
Oasis tiba tiba tertutupi oleh pasir yang membentuk kubah dan tanaman tanaman didalam oasis lalu mengeluarkan cahaya yang indah.
All:"woah"
Aku dan Fian lalu langsung memeriksa keadaanya Falco, kami melepaskan jaket dan pakaiannya Falco, tapi saat Fian ingin membuka topi dan kacamatanya Falco, Adzim mencegahnya.
Adzim:"periksa badanya saja"
Kami membalikan tubuhnya Falco dan mencari bagian mana yang tersengat, tapi kami malah menemukan sebuah kejutan.
Fian:"ini aneh?"
Adzim:"ada apa?"
Fian:"Falco sudah tersengat sekitar 4 menit yang lalu, tapi racunnya sama sekali belum menyebar"
Adit:"mungkin tubuhnya benar benar punya anti racun?"
Elsa:"kalau memang benar, itu sangat menakjubkan"
Elsa:"tapi lebih baik kita tetap memberinya penawar racun untuk jaga jaga"
Triya lalu mengambilkan penawar racun kepada kami, dan kami menyuntikannya ke Falco. Setelah itu kami membahas tentang masa masa SMP sambil menunggu badai reda dan menunggu Falco untuk bangun.
Adzim pov
Sudah hampir 10 menit berlalu dan badai pasir di luar juga sudah mulai mereda, tapi Falco masih saja belum sadar.
Fian:"sepertinya kamu memukulnya terlalu keras Dzim"
Adzim:"um...."
Tak lama kemudian badai pasirnya berhenti, namun tiba tiba hawa sekitar menjadi sangat dingin dan kami dikelilingi oleh para Dementor.
Artha:"bagaimana mereka bisa menemukan kita?"
Kami semua bersiap untuk bertarung, tapi Triya maju di depan kami.
Triya:"tenang saja, biar aku yang urus"
Triya membungkuk dan menghentakan pasir dengan tangannya.
Triya:"sand coffin"
Pasir di sekitar kami tiba tiba terlempar keatas dan membentuk seperti gelombang, yang lalu menyapu dan mengubur para Dementor.
All:"woah"
Kami semua lalu berjalan ke tempat kami mendaratkan jet kami. Karena Falco masih pingsan, jadi para laki laki bergantian menggendong Falco.
Saat kami sudah sampai di jet, kami bingung karena tidak ada dari kami yang bisa mengendarai jet.
Elsa:"sekarang gimana?"
Fian:"benar juga, biasanyakan Falco yang menyetir, tapi sekarang dia pingsan"
Dwiyan:"gimana dengan Adzim?"
Dwiyan:"kalau tidak salah tadi Falco mengajari kamu bukan?"
Adzim:"iya sih, tapi aku tadi dibantu ama...... Owh benar juga"
Qori:"benar juga apanya?"
Adzim:"bukankah kita punya CRISH"
Elsa:"owh benar juga"
Adzim:"CRISH, aktifkan autopilot, tujuan : markas"
CRISH:"baik"
Dan kemudian jet yang kami naiki terbang ke arah markas.
Tak lama kemudian Falco akhirnya sadar.
All:"FALCO!!"
Falco:"dimana ini?"
Adzim:"kita berada di jet dalam perjalanan kembali ke markas"
Falco:"ugh, kenapa perutku sakit?"
Falco:"tunggu, aku ingat"
Falco:"Adzim....."
Adzim:"maaf, aku benar benar minta maaf untuk itu, aku ga bermaksud melakukan itu"
Falco:"sudahlah lupakan saja"
Falco lalu melihat Triya di antara kami.
Falco:"sepertinya kalian berhasil mendapatkan anggota baru"
Triya lalu menjulurkan tangannya kearah Falco.
Triya:"hi, kita belum berkenalan secara langsing, namaku Triya"
Falco lalu menjabat tangan Triya.
Falco:"aku Falco"
Tidak butuh waktu lama, akhirnya kami sampai dan mendarat di markas. Falco bertanya kepada Triya.
Falco:"kalau tidak salah, kamu itu Arkeolog kan?"
Triya:"iya benar?"
Falco:"biaakah kamu membaca bahasa kuno?"
Triya:"beberapa"
Falco:"ikut aku"
Falco lalu mengajak Triya untuk melihat ramalan di goa"
Falco:"bisakah kamu membaca ini?"
Triya lalu mencoba untuk membacanya, tapi tidak lama kemudian wajahnya berubah menjadi tegang, dan terlihat ketakutan.
Triya:"apa apaan ramalan ini? Pangeran kegelapan? Itu mustahil"
Falco:"itu juga ekspresiku saat pertama kali membaca ramalan ini"
Triya:"kamu bisa mrmbacanya?"
Falco:"iya, dan menurutku ramalan ini tidak mengacu pada Zalgo"
Triya:"benar"