Chereads / Destinies : Origin / Chapter 2 - The King Of Art

Chapter 2 - The King Of Art

Adzim pov

Falco dan aku sedang membahas anggota pertama yang akan kami ajak bergabung dalam tim ini.

Falco:"anggota pertama yang akan kita ajak adalah king of art"

Adzim:"woah seorang raja?"

Adzim:"apa kamu yakin dia bisa dipercaya?"

Falco:"sangat yakin"

Adzim:"baiklah, dimana kita akan mencarinya"

Falco:"dia berada di kerajaan lukisan"

Kami lalu naik ke mobil dan di depan kami aku melihat sebuah terowongan yang cukup gelap, Falco lalu menyetir masuk kedalam terowongan itu, dia juga menambah kecepatan sedikit demi sedikit. Tak lama kemudian, aku melihat cahaya di ujung terowongan, dan kamipun keluar dari terowongan itu. Saat kami keluar, kami berada di bukit di dekat sebuah kota.

Kamipun turun dari mobil dan aku dapat melihat pemandangan kota itu, dan pemandanganya sangat indah.

Adzim:"apakah ini adalah kerajaan lukisan?"

Falco:"benar"

Adzim:" woah, tak heran dinamakan seperti itu, pemandangan kota ini membuatku seperti melihat sebuah lukisan"

Kami lalu turun dari bukit dan mendekat ke kota, dan akupun melihat ternyata suasana di kota sudah sangat kacau, sepertinya para penduduk sudah dirasuki.

Adzim:"apa kamu yakin dia belum dirasuki oleh Dementor?"

Falco lalu menunjuk kearah gerbang masuk istanah.

Falco:"lihat itu, gerbang istana masih dijaga oleh dua buah golem, jadi masih ada kemungkinan kalau sang raja masih aman"

Aku melihat kearah gerbang, dan yang aku lihat hanya ada dua buah lukisan golem di samping gerbang itu.

Adzim:"bukankah itu hanya lukisan?"

Falco:"kekuatan king of art adalah dapat membuat gambar menjadi hidup"

Falco:"karena itulah dia diangkat menjadi raja"

Adzim:"meskipun begitu, lalu bagaimana cara kita pergi ke gerbang itu melalui semua kekacauan ini?"

Falco lalu memberiku sebuah benda yang sangat kecil.

Falco:"gunakan ini"

Adzim:"apa ini"

Falco:"pasangkan pada jam tanganmu, lalu tekan"

Falco kemudian langsung menghilang setelah menekan jam tangannya. Akupun melakukan apa yang diperintahkannya dan kemudian aku melihat seluruh tubuhku menjadi transparan. Aku juga dapat melihat Falco, tapi tubuhnya juga sedikit transparan.

Adzim:"woah keren"

Kamipun lalu berjalan menuju gerbang istana dengan berhati hati agar tidak terdeteksi oleh para penduduk. Kami berhasil sampai ke gerbang dengan aman, namun saat di depan gerbang, kedua golem itu hidup dan langsung menyerang kami. Untunglah kami berhasil menghindar.

Falco:"Dzim serang golem itu dengan kekuatan airmu"

Aku mengangguk dan menyerang golem itu.

Adzim:"aqua ball"

Aku menembakan bola air kearah golem itu lalu golem itupun meleleh dan kembali menjadi tinta. Aku langsung memeriksa sekitar dan syukurlah, ternyata para penduduk masih tidak menyadari kehadiran kami.

Kami lalu masuk melalui gerbang itu dan istana itu terlihat sangat sunyi.

Adzim:"Falco, kamu tadi bilang kalau sang raja mungkin masih aman"

Adzim:"seberapa besar kemungkinan itu?"

Falco:"entahlah, sekitar 60%"

Kami lalu masuk ke dalam istana, didalam sini benar benar sangat sepi. Aku bahkan dapat mendengar suara keributan di luar dari dalam sini. Kami berjalan menjelajahi istana hingga kami tiba di depan pintu yang besar dan terlihat sangat cantik dengan ukiran ukiran yang unik. Kami membuka pintu itu dan melihat ada sebuah tahta yang membelakangi kami. Sepertinya ruangan ini adalah ruang tahta.

Saat masuk kedalam ruangan itu aku mendengar ada yang langsung mengusir kami, sepertinya itu adalah suara king of art.

King of art:"pergilah!"

Aku mencari asal suara itu dan aku melihat ternyata ada seseorang yang duduk di tahta yang membelakangi kami.

Falco:"yang mulia dengarkan kami dulu"

King of art:"aku tidak mau"

King of art:"pergilah!"

Aku tidak suka dengan sifat raja ini, tapi entah mengapa aku mengenal suaranya.

Falco:"tapi yang mulia, ini sangatlah penting"

King of art:"aku tidak peduli"

King of art:"pergilah!"

King of art lalu menggambar sesuatu di bukunya. Tak lama kemudian muncul beberapa ekor singa dari buku itu.

King of art:"atau mereka yang akan mengusir kalian"

Singa singa itu mulai mendekati kami secara perlahan dan terlihat siap menerkam kami.

Falco:"kami mohon yang mulia, kami butuh bantuan anda"

King of art tidak menjawab sedangkan para singa makin mendekati kami.

Falco:"yang mulia, apakah anda akan membiarkan semuanya hancur begitu saja?"

Falco:"apakah anda akan membiarkan rakyat anda seperti itu selamanya?"

Masih tidak ada jawaban dari raja, sedangkan singa singa itu sudah sangat dekat. Falco lalu berteriak.

Falco:"RAJA ADITYA, JAWAB PERTANYAAN SAYA!"

Adzim:'jadi nama raja itu Aditya, mirip seperti nama temenku waktu smp'

Singa singa di depan kami berhenti.

Raja Aditya:"darimana kamu tau nama itu?"

Raja Aditya kemudian berdiri dari tahtanya, lalu berbalik kearah kami. Betapa terkejutnya aku, ternyata raja Aditya yang sedang berada di depan kami adalah orang yang sama dengan temanku saat smp, ku lihat Aditya juga menampakan wajah terkejut.

Adzim:"Adit?"

Adit:"Adzim, kamu Adzim kan"

Adzim:"kamu seorang raja?"

Adit:"eh.... iya, ceritanya panjang"

Adit:"apa yang kamu lakukan disini?"

Falco:"seperti yang saya bilang tadi, dunia sedang dilanda kekacauan, kami sedang mengumpulkan orang orang yang memiliki kekuatan melebihi manusia biasa, dan kami membutuhkan bantuan anda untuk menyelamatkan dunia"

Falco:"yang mulia maukah anda...."

Adit menyela perkataan Falco.

Adit:"bisakah aku bicara berdua dengan Adzim"

Falco mengangguk dan keluar dari ruangan itu.

Adit:"Dzim siapa orang itu dan kenapa kamu bersamanya?"

Adzim:"dia bilang namanya Falco, dan tenang saja, aku yakin kita bisa mempercayainya"

Adit:"bagaimana kamu bisa seyakin itu?"

Adzim:"dia sudah menyelamatkanku sebanyak dua kali di Italia"

Adit:"baiklah jika yang kamu bilang itu benar, aku juga akan mencoba untuk mempercayainya"

Tiba tiba kami mendengar suara kericuhan yang sangat keras, dan seperti ada suara dobrakan dan benturan.

Adit:"suara apa itu tadi?"

Tak lama kemudian Falco kembali masuk ke dalam ruang tahta sambil tergesa-gesa dan langsung menutup pintu ruangan itu dan menahannya.

Adzim:"Falco apa yang terjadi? dan suara apa yang barusan itu?"

Falco:"para penduduk sedang menerobos masuk ke istana"

Adzim & Adit:"APAA!"

Adzim:"bagaimana itu bisa terjadi"

Adit:"sepertinya aku tau, bagaimana cara kalian masuk ke istana?"

Adzim:"kami melelehkan golem yang menjaga gerbang"

Adit:"itu dia masalahnya, golem itu bertugas untuk mencegah para penduduk masuk"

Adzim:"maaf"

Para penduduk sudah menemukan keberadaan kami. Mereka langsung menggedor gedor pintu yang sedang ditahan oleh Falco.

Adit:"ini gawat, kita harus segera pergi dari sini"

Adzim:"tapi bagaimana caranya? Satu satunya cara adalah dengan melawan mereka"

Falco:"itu bukan satu satunya cara"

Falco:"Raja Adit, bisakah anda menggambar hewan yang cukup besar dan bisa terbang?"

Adit:"bisa"

Falco:"kita bisa kabur melalui langit dan mencegah pertarungan yang tidak berguna"

Adit:"kamu benar, tapi aku membutuhkan watu"

Falco:"kalau begitu lebih baik anda mulai menggambar"

Buku yang dibawa Adit berubah menjadi besar dan Adit mulai menggambar.

Falco:"Adzim, bantu aku menahan pintu ini"

Aku mengangguk dan menggunakan kekuatan tanah ku untuk menahan pintu itu. Kami berdua berhasil menahan pintu itu cukup lama, tapi sepertinya tidak lama lagi pintu itu akan hancur.

Adzim:"Adit, apakah masih lama?"

Adit:"maaf tunggu sebentar lagi"

Retakan di pintu mulai membesar, dan mulai terdengar suara suara decitan di pintu itu. Falco tiba tiba menarik tangan kanannya, lalu aku melihat ada beberapa bagian pintu yang mulai membeku.

Falco:"raja adit bisakah anda lebih cepat, para Dementor akan segera datang"

Adit:"tunggu sebentar lagi"

Tak lama kemudian seluruh bagian pintu sudah membeku sepenuhnya.

Adit:"sudah jadi, cepat naik"

Gambar yang dibuat Adit telah selesai, ternyata dia membuat seekor elang. Kami dengan cepat naik ke elang itu dan kamipun terbang melewati jendela. Saat itu juga pintu menuju ruang tahta telah hancur dan para penduduk dan Dementor berhasil masuk ke ruangan itu.

Para Dementor melihat kami, dan mereka kemudian mengejar kami. Namun saat mereka sudah sangat dekat, Falco menembak mereka.

Falco:"tidak kusangka peluru biasa bisa mempan terhadap mereka"

Falco berhasil menembak beberapa Dementor, tapi lebih banyak lagi Dementor yang datang dan mengejar kami.

Falco:"Adzim bantu aku"

Aku membantu dia dengan menembakan beberapa elemenku kearah para Dementor.

Falco:"yang mulia, apakah anda dapat melihat mobil di bukit di depan kita, mendaratlah disana"

Adit:"baik"

Tak butuh waktu lama, kami sudah sampai di bukit. Kami naik ke dalam mobil dan langsung kembali ke markas.

Saat sampai di markas, Adit terlihat kagum pada ukuran markas.

Adit:"woah, tempat ini lumayan besar juga"

Falco:"terima kasih yang mulia"

Adit:"oh iya kita belum berkenalan secara langsung"

Adit mengulurkan tangannya ke Falco, dan Falco menjabat tanganya.

Adit:"kamu bisa memanggilku Adit"

Falco:"panggil saja aku Falco"

Adzim:"baiklah Falco siapa selanjutnya?"

Aku melihat Adit duduk di sofa dan terlihat kelelahan.

Adit:"maaf, bisakah kita beristirahat sebentar,  menggambar elang tadi menguras cukup banyak tenagaku"

Falco:"anda bisa beristirahat dahulu, karena aku hanya butuh Adzim untuk mengajak yang satu ini"

Adit:"benarkah? Terima kasih"

Adzim:"memangnya siapa selanjutnya?"

Falco:"selanjutnya..."