Chereads / Destinies : Origin / Chapter 7 - Sirens

Chapter 7 - Sirens

Adzim pov

Saat kami sampai di markas, ruang tengah menjadi sangat kacau, Anjas dan Adit sudah berlumuran bahan bahan makanan dan debu hitam. Aku juga mencium bau gosong dari arah dapur.

Adzim:"apa yang terjadi disini?"

Agus lalu keluar dari dapur dengan membawa alat pemadam api, dia juga tertutupi oleh debu hitam.

Agus:"owh kalian sudah kembali"

Fian:"jadi ada apa ini?"

Agus:"um jadi begini"

3ps pov

Kembali ke sekitar setengah jam yang lalu. Adit dan Anjas berada di ruang tengah.

Anjas:"Dit, laper nih"

Anjas:"kau masak sana"

Adit:"kenapa gk kamu aja yang masak?"

Anjas:"aku lagi males buat masak"

Adit:"lagi males atau emang gak bisa masak?"

Anjas:"enak saja, aku bisa masak kok"

Adit:"buktikan"

Mereka lalu pergi ke dapur dan memasak sesuatu. Tidak perlu waktu lama, apapun yang dimasak Anjas, kini sudah terbakar habis.

Adit:"DASAR BODOH, JANGAN MENYALAKAN KOMPOR DENGAN KEKUATANMU"

Adit:"JANGAN MENCAMPURKAN BAHAN BAHAN SECARA ASAL JUGA"

Anjas:"BISAKAH KAU DIAM? AKU SEDANG MENCOBA BERKONSENTRASI UNTUK MEMASAK"

Adit:"TIDAK, KAU SEDANG MEMBAKAR DAPUR INI"

Tak lama kemudian Agus, Qori, dan Ina datang ke dapur.

Qori:"uhuk uhuk, sebenarnya apa yang sebenarnya kalian lakukan?"

Ina:"dan juga KENAPA DAPUR BISA SAMPAI TERBAKAR?"

Agus lalu pergi untuk mencari alat pemadam, sedangkan yang lainya mencoba mematikan apinya.

Adzim pov

Agus:"dan begitulah ceritanya"

Artha:"ANJAS, KAMU PIKIR APA YANG KAMU LAKUKAN?"

Adzim:"KAMU JUGA ADIT, BUKANKAH KAMU SEORANG RAJA?"

Aku dan Artha membungkuk secara bersamaan di depan Falco.

Adzim & Artha:"Falco, kami minta maaf sebesar besarnya atas apa yang telah mereka perbuat"

Falco:"tenang saja"

Adzim:"jangan khawatir, kami akan menghukum mereka, untuk membersihkan tempat ini"

Galuh:"itu tidak perlu Dzim, serahkan saja semua padaku"

Galuh lalu menjentikan jarinya dan seluruh ruangan menjadi beraih, bahkan Adit dan Anjas juga.

Falco:"terima kasih"

Galuh menjawab demgan anggukan.

Falco:"ngomong ngomong, dimana Ina dan Qori"

Agus:"mereka sedang membersihkan dapur, dan memasak sesuatu"

Galuh:"ayo Dzim, kita bantu mereka"

Aku dan Galuh lalu pergi ke dapur dan membantu Qori dan Ina untuk membuat makanan. Sedangkan dapur sudah dibersihkan oleh sihirnya Galuh.

Setelah itu kami makan bersama sama (selain Falco), lalu setelah kami selesai makan, Falco membahas anggota selanjutnya.

Falco:"apa kalian tau tentang Sirens?"

Adit:"aku tau, kalau tidak salah, bukankah mereka adalah kelompok penjahat"

Adit:"tapi sebelum itu apakah kamu tidak makan?"

Falco:"aku tidak lapar"

Adzim:'itu aneh, aku sama sekali tidak pernah melihat dia memakan sesuatu'

Falco:"kembali ke pembahasan"

Falco:"mereka bukanlah penjahat,  mereka menjadi seperti itu karena mereka diperlakukan seperti penjahat"

Adzim:"apa maksudmu?"

Falco:"jika ada polisi dan seseorang yang terlihat seperti berandal berada di satu tempat, siapa yang akan lebih kalian percayai?"

Adzim:"tentu saja polisi... owh aku paham"

Fian:"aku masih belum paham"

Adzim:"seseorang cenderung akan bertingkah sesuai cara mereka diperlakukan, jika kamu memperlakukan seseorang seperti penjahat, maka orang itu akan menjadi penjahat sungguhan"

Fian:"owh"

Falco:"misi kali ini cukup berbahaya, jadi aku ingin kalian mengikuti semua kata kataku dengan baik, jika kalian ingin selamat"

Kami semua mengangguk, dan kamipun berangkat.

Kami sampai di sebuah tempat yang cukup besar, dan cukup menakutkan. Nama dari bangunan ini tertutup dengan lumpur, tumbuhan, dan coretan, sehingga aku tidak bisa membacanya. Saat kami masuk ke dalam bangunan itu, tiba tiba ada sulur yang mengikat kaki kami dan langsung menggantung kami. Setelah itu kami mendengar suara dan ada sebuah banyangan seseorang muncul.

???:"selamat datang di Arkham Asylum, dan selamat tinggal"

Ada sebuah banyangan lagi yang muncul.

Falco:"tutup mata kalian"

Akupun menutup mataku, tapi tidak dalam waktu yang lama. Saat aku membuka mataku, aku melihat Falco sedang memotong sulur di kakinya dengan sebuah pisau yang entah dapat dari mana, dan aku juga melihat Anjas yang berubah menjadi batu.

Falco berhasil memotong sulur di kakinya dan jatuh. Bayangan ketiga lalu datang dan sepertinya bersiap untuk berteriak. Falco lalu melemparkan permen kearah bayangan ketiga, dan dia tidak jadi berteriak. Falco menjentikan jarinya, dan lampu depan mobil yang ada diluar menyala, dan menerangi ke dalam gedung. Hasilnya, kami dapat melihat wajah dari ketiga bayangan itu. Ternyata tiga bayangan itu adalah Desi yang memakai kacamata hitam, Arga yang diselimuti oleh tumbuhan, dan Ayu yang terlihat seperti baru saja memakan lemon.

Adzim:"teman teman, ini kami"

Arga lalu menurunkan kami, dan Desi mengembalikan Anjas seperti semula.

Arga:"maaf teman teman, apa yang kalian lakukan disini?"

Adzim:"kami sedang mengumpulkan orang orang yang memiliki kemampuan melebihi manusia biasa untuk menyelamatkan dunia"

Qori:"apa yang kalian lakukan disini?"

Desi:"pernah mendengar tentang Sirens?"

Artha:"jadi itu kalian?"

Arga:"yup"

Ayu lalu menunjuk kearah Falco.

Ayu:"kamu, apa yang sebenarnya kamu lempar ke mulutku tadi?"

Falco:"permen masam"

Ayu:"iyuh, aku tidak suka hal yang berasa masam"

Ayu mencoba untuk memuntahkan permen itu.

Adzim:"maukah kalian bergabung dengan kami?"

Sirens:"kami mau"

Tak lama kemudian, tembok di depan kami hancur, dan ada banyak sekali Dementor yang datang dan menyerang kami. Karena Dementornya terlalu banyak, kami memutuskan untuk berpencar kedalam gedung. Aku pergi ke arah utara dan ada sekitar 3 Dementor yang mengejarku. Setelah cukup lama berlari akhirnya aku tersesat. Aku memutuskan untuk melawan para Dementor itu. Tapi saat aku menyerang para Dementor itu, aku tiba tiba tersandung dan jatuh tersungkur. Aku lalu mendengar ada suara tembakan dari belakangku. Saat aku melihatnya, ternyata itu Falco, dan dia sedang menembaki para Dementor yang mengejarku

Falco:"tersandung disaat yang seperti ini, kamu harusnya lebih berhati hati"

Adzim:"maaf"

Setelah mengalahkan para Dementor yang mengejarku, Falco membantuku berdiri.

Falco:"kamu baik baik saja?"

Adzim:"iya terima kasih"

Adzim:"lagi lagi kamu menyelamatkanku"

Falco:"sama sama"

Adzim:"bagaimana keadaan yang lainya?"

Falco:"aku tidak tau, aku tidak bertemu mereka"

Falco:"tapi aku yakin mereka baik baik saja"

Kami berdua lalu berjalan menuju ruangan pintu masuk yang tadi. Ternyata teman teman yang lain sudah berkumpul disana.

Fian:"kalian lama sekali"

Adzim:"maaf"

Adit:"Fian, kamu ini gimana sih?"

Adit:"sudah jelaz mereka lama karena mereka ingin bermesraan"

Fian:"ah kamu benar Dit, aku lupa kalau mereka itu pacaran"

Teman teman yang lain lalu tertawa, sedangkan wajahku berubah jadi merah.

Adzim:"apa yang kalian bicarakan?"

Adzim:"kami tidak bermesraan, dan kami tidak berpacaran"

Adzim:"aku tadi jatuh, dan kebetulan sekali Falco lewat, dan menyelamatkanku"

Ina dan Qori lalu tersenyum.

Ina:"benarkah? Hanya kebetulan?"

Ina:"lalu kenapa kalian saling bergandengan tangan"

Aku melihat ke tanganku, dan ternyata aku memang bergandengan tangan dengan Falco, dengan cepat aku menarik tanganku.

Adzim:"maaf"

Adzim:"itu tadi karena Falco membantuku berdiri, dan aku mencemaskan kalian makanya aku sampai tidak sadar kalau tangan kami masih bergandengan"

Fian:"khawatir atau nyaman Dzim?"

Adzim:"au ah"

Aku langsung bergegas masuk kedalam mobil. Aku masih sempat mendengar perkataannya Fian, dan tawa teman teman.

Fian:"yeu ngambek"