Chereads / Destinies : Origin / Chapter 11 - Frozen Queen

Chapter 11 - Frozen Queen

Adzim pov

Kami akan segera berangkat untuk mencari anggota yang baru. Kali ini yang ikut Falco hanya aku, Fian, Adit, Qori, dan Ina. Kami berjalan menuju mobil tapi Falco menghentikan kami.

Adzim:"ada apa?"

Falco:"kita akan menggunakan jet"

Kami semua lalu naik ke dalam jet yang telah disiapkan oleh Falco, lalu kamipun berangkat. Kami pergi menuju ke puncak gunung yang ditutupi oleh salju abadi. Kami mendarat di dekat sebuah istana es yang terlihat sangat indah dan megah. Karena istana itu terbuat dari es maka istana itu menjadi berkilauan ketika terkena sinar matahari. Saat kami mendarat aku sudah bisa merasa kedinginan walaupun masih berada di dalam pesawat.

Falco lalu melepaskan jaketnya dan memakaikannya kepadaku.

Falco:"pakai ini"

Adzim:"terima kasih"

Aku lalu melihatnya, dia hanya memakai kaos merah pendek di dalam jaketnya. Kulit tangannya juga terlihat cukup pucat, dan dia juga cukup berotot walaupun tidak terlalu besar.

Adzim:"bagaimana denganmu? Apa kamu tidak kedinginan?"

Falco:"tenang saja, aku sudah terbiasa kok"

Falco:"lagipula aku lebih suka dingin"

Falco:"kalian semua biasakan diri kalian dulu dengan suhu sekitar, aku akan masuk lebih dulu"

Falco lalu turun dari jet dan pergi ke istana itu.

Falco pov

Aku turun dan pergi ke istana es, aku melihat tangga menuju istana itu terlihat memiliki beberapa kerusakan.

Falco:'apa mereka sudah menyerang tempat ini?'

Falco:'semoga dia baik baik saja'

Aku lalu masuk ke dalam istana, dan aku mendengar suara kegaduhan dari lantai atas. Aku langsung berlari kesana, dan aku melihat ada seorang perempuan sedang dikepung oleh beberapa laki laki. Tidak jauh dari mereka juga ada beberapa orang, tapi sudah membeku. Aku mencoba memanggil nama perempuan itu.

Falco:"ratu E......"

Tapi dia membuat lantai yang kupijak menjadi licin dan aku pun terpeleset. Aku terpeleset dan jatuh meluncur kearah balkon. Dengan cepat aku mengambil pisauku dan menancapkannya ke lantai. Pisau itu dapat menancap sempurna saat aku sudah mencapai ujung balkon. Akupun tergantung diujung balkon dan tidak bisa memanjat naik.

Falco:"andai saja aku membawa dua pisau"

Adzim pov

Sudah sekitar 30 menit kami mencoba membiasakan diri, dan Falco sama sekali belum kembali ke jet.

Adzim:"bagaimana keadaan kalian?"

Fian:"sepertinya kami sudah mulai terbiasa, bagaimana denganmu?"

Adzim:"jaket ini sangat hangat"

Adzim:"kalau begitu ayo kita menyusul Falco, aku sudah mulai khawatir padanya"

Mereka semua mengangguk, dan kami semua pun lalu masuk ke dalam istana. Setelah di dalam istana, kami mendengar suara gaduh dari lantai atas. Saat kami ke lantai atas, kami melihat Elsa dikelilingi oleh orang orang yang sudah membeku. Dia lalu melihat kearah kami dan langsung menyerang kami.

Fian pov

Elsa menyerang kami, tapi aku berhasil menghindar. Namun teman teman yang lain terkena serangan tadi dan membeku.

Fian:"Elsa ada apa denganmu?"

Dia lalu menyerangku lagi tapi aku berteleportasi untuk menghindar.

Fian:"Elsa, kenapa kamu menyerang kami? Kenapa kamu menyerangku?"

Dia hanya diam dan terus menyerangku.

Fian:"ada yang aneh disini"

Saat aku melihat ke matanya Elsa, aku melihat matanya begitu merah seperti habis menangis.

Fian:"Elsa, apa yang sebenarnya terjadi?"

Dia terus saja diam dan menyerangku.

Fian:"sial, aku tidak pandai dalam hal seperti ini"

Fian:"Adzim dan yang lainya sedang membeku, dan dimana sebenarnya si Falco itu berada, apa yang harus aku lakukan"

Saat aku sedang berpikir, tanpa kusadari Elsa kembali menyerangku, akupun menutup mataku, tapi ternyata serangannya meleset.

Fian:"eh?"

Dia lalu mencoba menyerangku lagi, dan aku memutuskan untuk bertaruh. Aku berteleportasi tepat  di depannya. Dia pun tidak jadi menyerangku.

Fian:"seperti yang kuduga"

Fian:"walaupun kamu tidak mengingatku, tapi kamu tetap tidak akan bisa menyerangku"

Aku lalu memeluknya dan berbisik di telinganya.

Fian:"Elsa, kumohon sadarlah, ingatlah aku, ingatlah kami semua"

Fian:"apa yang membuatmu jadi seperti ini"

Fian:"jika ini salahku kumohon maafkan aku"

Fian:"kumohon kembalilah"

Tak lama setelah itu, aku mendengar suara tangisan dari Elsa.

Elsa:"Fi Fian?"

Fian:"Elsa, kamu sudah kembali? Iya ini aku Fian"

Elsa kemudian juga memelukku dan langsung menangis dengan keras.

Elsa:"maafkan aku, aku tidak tau kenapa aku jadi seperti ini"

Aku lalu menepuk nepuk punggungnya untuk menenangkannya.

Fian:"sudah sudah ini bukan sepenuhnya salahmu"

Kamipun lalu merasa nyaman dan terus berpelukan, hingga ada yang pura pura batuk untuk menyadarkan kami. Ternyata itu adalah Adzim.

Adzim:"ehem, akhirnya Fian dah dapet pasangan nih"

Elsa lalu melepaskan pelukanku dan berlari untuk memeluk Adzim.

Adzim pov

Elsa langsung memelukku dan kembali menangis.

Elsa:"Adzim, aku benar benar minta maaf karena sudah menyerangmu"

Adzim:"sudahlah Elsa, berhentilah menangis, lagipula aku baik baik saja"

Fian lalu mendekati kami.

Fian:"bagaimana kamu bisa lolos Dzim?"

Adzim:"aku juga tidak tau, sepertinya jaket ini yang melelehkan esnya"

Adzim:"ngomong ngomong Elsa, apakah kamu bisa membebaskan yang lain?"

Elsa:"iya"

Setelah Elsa melelehkan yang lainya, dia langsung meminta maaf.

Elsa:"teman teman, aku benar benar minta maaf"

Ina dan Qori langsung memeluk Elsa.

Ina:"sudah, tidak perlu dipikirkan"

Elsa:"terima kasih"

Adzim:"aku gk diajak nih?"

Elsa:"sini"

Aku lalu ikut berpelukan dengan mereka.

Fian & Adit :"kami gk diajak?"

Qori:"ogah, kalian pelukan aja berdua"

Fian:"yah"

Fian:"yaudah deh, ayo Dit"

Fian merentangkan sayapnya kearah Adit. Dan Adit pun langsung menjauh darinya.

Adit:"ogah, dasar maho"

Fian:"canda Dit canda"

Kami semua kemudian tertawa bersama, hingga aku mengingat Falco.

Adzim:"tunggu, ngomong ngomong dimana Falco?"

Fian:"ah iya benar, aku juga tidak melihat dia dari tadi"

Elsa:"siapa Falco?"

Adit:"dia juga teman kami, dia masuk ke istana sekitar setengah jam sebelum kami masuk"

Elsa lalu terkejut dan merasa bersalah.

Elsa:"jangan jangan, aku juga membekukannya bersama orang orang itu"

Kami lalu memeriksa orang orang  yang membeku satu persatu, tapi dia tidak ada diantara mereka.

Adzim:"dia tidak ada disini"

Qori:"lah lalu dimana dia?"

Aku melihat ke lantai, dan aku melihat ada bekas sesuatu yang ditancapkan ke lantai, lalu diseret. Aku mengikuti bekas itu hingga ke balkon, dan aku melihat Falco sedang bergelantungan di ujung balkon. Dia melihatku dan tersenyum.

Falco:"owh, halo Dzim"

Aku langsung berteriak ke yang lainya.

Adzim:"teman teman, aku menemukannya"

Mereka semua lalu datang ke balkon.

Elsa lalu langsung menggerakan lantai untuk menarik Falco, lalu Fian membantunya berdiri.

Fian:"kamu baik baik saja kawan?"

Falco:"iya, terima kasih"

Elsa:"aku minta maaf"

Falco:"sudah, tidak perlu anda pikirkan ratu Elsa"

All:"RATU ELSA??!!!"

Elsa hanya terkekeh pelan dan menjawab Falco.

Elsa:"panggil saja Elsa"

Fian:"heh.....ternyata pacarku seorang ratu"

Elsa:"apaan sih kamu Fian"

Ina:"wah kelompok ini benar benar high class, banyak banget raja dan ratunya"

Elsa:"kelompok apa?"

Adzim:"kami sedang mengumpulkan orang orang yang memiliki kemampuan diatas manusia biasa untuk menyelamatkan dunia"

Adzim:"maukah kamu bergabung?"

Elsa:"dengan senang hati"

Setelah itu kami pun kembali ke jet.

Adit:"Falco, sekedar penasaran saja, berapa lama kamu bergelantungan di balkon tadi?"

Falco:"sekitar setengah jam kurasa?"

Fian:"setengah jam? hanya menggunakan kaos? dan kamu tidak kedinginan? Wow"

Elsa:"ngomong ngomong memangnya kenapa kamu hanya menggunakan kaos?'

Adzim:"karena dia memberikan jaketnya padaku"

Adzim:"ngomong ngomong Falco, terima kasih atas jaketnya"

Aku mengembalikan jaketnya dan tersenyum. Dia membalas senyumku dan memakai kembali jaketnya.

Falco:"sama sama"

Elsa memperhatikan aku dan Falco secara bergantian, lalu dia bertanya.

Elsa:"ngomong ngomong kalian berdua ini pacaran ya?"

Hal itu membuatku terkejut, tapi membuat yang lainya tertawa terbahak bahak.

Fian:"hahahahaha kamu salah Sa, mereka itu TRP"

Elsa:"TRP?"

Adit:"Teman Rasa Pacar"

Merekapun kemudian terua tertawa sepanjang perjalanan sambil menggoda kami. Mukaku memerah, sedangkan Falco seperti biasanya, gk peduli.