Adzim pov
Falco sudah bebas dari bola air yang mengurungnya. Namun dia dikelilingi oleh aura hitam yang menakutkan, dia juga berjalan kearah Dwiyan yang sedang kesakitan karena ledakan kekuatan tadi yang membuatnya dinding. Falco lalu menodongkan pistolnya kearah Dwiyan. Tapi aku berlari kedepannya Falco untuk menghadangnya.
Adzim:"Falco cukup, dia sudah kalah"
Falco lalu meletakan kembali pistolnya ke celananya. Falco lalu mendekatiku secara perlahan sambil bicara.
Falco:"A.... dzim, tetaplah diam di situ"
Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahuku, lalu aura hitam yang menyelimutinya menghilang, dan dia pun pingsan. Aku langsung menahan punggungnya agar dia tidak jatuh kebelakang.
Adzim:'apa apaan itu tadi, apa itu kekuatannya yang sebenarnya'
Aku lalu mendengar suara Dwiyan dari belakangku.
Dwiyan:"kekuatan macam apa tadi?"
Aku melihat Dwiyan sedang dipapah oleh Adit dan Fian.
Adzim:"aku juga tidak tau, Dwiyan, bagaimana keadaanmu?"
Dwiyan:"aku baik baik saja"
Qori:"apa itu kekuatannya Falco yang sebenarnya?"
Adit:"tadi itu benar benar menakutkan"
Fian:"dan sepertinya sangat berbahaya"
Dwiyan melihat Falco pingsan dipundakku, dan memanggil pelayan istana.
Dwiyan:"pelayan!"
Dwiyan:"tolong bawa dia ke kamar tamu, dan tolong periksa dia"
Pelayan:"baik yang mulia "
Pelayan itu lalu memegang tangan Falco dan hendak memapahnya, tapi aku melarangnya.
Adzim:"tidak perlu, biar aku saja"
Dwiyan melihat kearahku lalu tersenyum.
Dwiyan:"baiklah"
Dwiyan:"pelayan, antarkan mereka"
Pelayan:"baik yang mulia"
Pelayan itu membungkuk kearah Dwiyan, lalu melihat kearahku.
Pelayan:"mari ikuti saya"
Aku menarik tangan kanan Falco, dan melingkarkannya ke bahu sebelah kananku, dan melingkarkan tangan kiriku ke pinggangnya untuk memapahnya. Aku kemudian mengikuti pelayan itu. Saat di perjalanan ke kamar, aku cukup kesulitan untuk memapah Falco, karena ternyata dia cukup berat. Pelayan itu menyadarinya dan menawarkan bantuan.
Pelayan:"bagaimana kalau saya bantu?"
Adzim:"tidak perlu, dia selalu membantuku, sekarang saatnya aku membalasnya"
Pelayan itu tersenyum.
Pelayan:"baiklah"
Tak lama kemudian, kamipun sampai di kamar tamu. Setelah aku meletakan Falco di tempat tidur, pelayan itu membuka resleting jaketnya Falco, lalu dia memeriksa keadaannya Falco.
Pelayan itu tidak terlalu lama memeriksa Falco, dia lalu melihat kearahku.
Pelayan:"dia baik baik saja, mungkin sebentar lagi dia akan sadar"
Adzim:"terima kasih"
Pelayan:"saya akan melaporkan ini pada raja Dwiyan"
Adzim:"baiklah, saya akan tetap disini dan menjaga dia"
Penjaga itu tersenyum dan pergi meninggalkan kamar ini. Aku mengambil kursi dan duduk disebelah tempat tidur. Tak butuh waktu lama, Falco akhirnya sadar. Dia kemudian bangun dan melihatku.
Adzim:"Falco, bagaimana keadaanmu?"
Falco:"kepalaku pusing dan tubuhku lemas, apa yang terjadi?"
Aku tidak tau apakah harus membahas tentang kekuatannya atau tidak? Aku memilih untuk tidak membahasnya.
Adzim:"kamu tadi pingsan saat melawan Dwiyan"
Falco:"jadi aku kalah ya"
Setelah itu dia mencoba berdiri, tapi dia terlalu lemas. Aku lalu membantunya dan memapahnya.
Kemudian pelayan yang tadi kembali ke kamar.
Pelayan:"owh anda sudah sadar, bagaimana keadaan anda?"
Falco:"tidak terlalu baik"
Pelayan:"saya datang untuk menyampaikan kalau raja Dwiyan dan teman teman kalian sedang menunggu di ruang perjamuan"
Adzim:"baik, terima kasih, kami akan segera kesana"
Aku membantu Falco berjalan ke ruang perjamuan. Saat kami sampai, semuanya melihat kearah kami.
Dwiyan:"Falco, bagaimana keadaanmu?"
Falco:"cukup buruk"
Falco lalu melihat kearah Adit, Fian, dan Qori
Falco:"apakah kalian ingin tetap disini atau ikut dengan ku"
Fian:"tentu saja ikut denganmu"
Dwiyan:"makan lah dulu"
Falco:"tidak, terima kasih, ayo Dzim"
Dwiyan:"kamu mau kemana?"
Falco:"aku sudah kalah dalam pertarungan tadi, jadi aku akan mencari anggota lain"
Dwiyan dan yang lainya terlihat bingung.
Dwiyan:"kamu tidak ingat?"
Falco:"mengingat apa?
Dwiyan:"aku sudah kalah darimu sebelum kamu pingsan"
Falco:"benarkah? Hal yang aku ingat adalah aku terjebak di bola airmu, lalu pingsan"
Dwiyan dan yang lainya lalu melihat kearahku, dan aku menggeleng.
Falco:"kalau begitu ayo segera kembali ke markas"
Dwiyan:"kamu terlihat lemas, duduk, dan makanlah terlebih dahulu untuk mengembalikan tenagamu"
Falco:"tidak, terima kasih"
Aku menjadi cukup kesal dengan Falco, aku mengambil makanan di meja, lalu menyuapkannya ke Falco secara paksa.
Adzim:"makan saja😡"
Aku lalu mendudukan Falco lalu aku duduk di pangkuannya agar dia tidak kabur.
Adzim:"nih makan lagi"
Aku menyuapkan makanan lagi kepadanya. Hal itu membuat semuanya tertawa.
Fian:"Dzim sabar Dzim😂"
Adzim:"biarin, habisnya dia keras kepala banget sih"
Qori:"iya sih, tapi kamu seharusnya sadar tentang posisimu"
Aku melihat kembali posisiku, dan aku sadar kalau posisi ini cukup memalukan, tapi biarlah.
Adzim:"biarin, supaya dia gk kabur"
Falco:"mmm help me mm"
Dia menjadi kesusahan bicara karena aku terus menyuapkan makanan.
Falco: "mbaiklah aku mmm bisa makam sendiri mmm"
Aku lalu tersenyum dan memberikan piring yang berisikan makanan kepadanya.
Dela:"Dzim, sebaiknya kamu juga makan"
Aku mengangguk dan mengambil makanan untukku.
Falco:"um... Dzim,kamu bisa pindah gk? mau sampai kapan kamu duduk dipangkuanku?"
Adzim:"gamau, nanti kamu malah kabur"
Teman teman yang lain kembali tertawa, Adit sampai tersedak karena makan sambil tertawa, Qori kemudian mengambilkan air untuk Adit.
Adit:"makasih"
Qori:"makanannya telen dulu baru ketawa"
Di sisi lain, Dela sedang mengelap sisa makanan di mulut Dwiyan.
Dela:"kamu itu kalau makan gapernah bisa rapi, padahal kamu ini raja loh"
Dwiyan:"maaf maaf"
Fian melihat kearah kami semua secara bergantian.
Fian:"kalian jahat"
Fian:"kalian mesra mesra an didepanku"
Fian:"kenapa aku selalu sendirian:("
Adit:"makanya cari pasangan dong"
Qori:"iya cari pasangan biar ada yang merhatiin"
Fian:"huft:("
Kamipun lalu melanjutkan makan sampai selesai. Kami menghabiskan makanan tanpa bicara, dan Fian yang sedang ngambek, menghabiskan semua makanan yang tersisa. Setelah selesai makan, Falco bertanya pada Dwiyan.
Falco:"Dwiyan apakah kamu mau ikut ke markas ku atau kita pindah kesini?"
Dwiyan:"kenapa kita harus pindah ke markasmu?"
Adzim:"markas Falco punya akses yang membuat kita dapat kemanapun dengan cepat"
Dwiyan: "baiklah kita ke markasmu saja"
Adzim:"kalau kamu pergi, lalu bagaimana dengan tempat ini?"
Dwiyan:"tenang saja, aku yakin tempat ini akan aman jika kami tinggal"
Qori:"kalau begitu, bagaimana kalau kita kembali sekarang?"
Adzim:"apa tidak lebih baik kita menunggu sebentar lagi, apalagi Fian habis makan sebanyak itu"
Fian:"tenang saja Dzim, makanan segitu sudah biasa bagiku"
Adzim:"baiklah kalau begitu"
Adit:"ngomong Dzim, mau sampe kapan kamu duduk di pangkuannya Falco"
Aku langsung berdiri setelah itu.
Adzim:"eh iya lupa"
Qori:"tapi Falco juga diam saja kok"
Falco:"itu karena Adzim menakutkan"
Dan itu membuat teman teman yang lain tertawa lagi. Setelah itu kami kembali ke markas.