Chereads / Destinies : Origin / Chapter 14 - Amazonian

Chapter 14 - Amazonian

Adzim pov

Saat kami baru saja selesai makan, Falco mendatangi kami.

Falco:"kalian sudah selesai?"

Adit:"iya"

Falco:"bagus, anggota selanjutanya adalah seorang pejuang Amazonian"

Fian:"Amazonian?"

Ina:"pasti akan sangat sulit untuk masuk ke Themyscira"

Falco:"dengan situasi yang seperti ini, pasti akan lebih sulit"

Itu memang benar, Themyscira adalah salah satu tempat dengan penjagaan super ketat, sama seperti Atlantis. Kami lalu menuju ke jet di garasi. Falco mendekatiku saat kami berjalan ke arah jet.

Falco:"maaf tentang yang tadi"

Aku tersenyum padanya.

Adzim:"tidak apa apa, aku tau kamu sedang mempunyai masalah"

Kamipun lalu menyusul teman teman yang sudah masuk ke dalam jet.

Aku lalu menyadari kalau Falco membawa dua buah pedang dipunggungnya.

Adzim:"Falco, kenapa kamu membawa pedang?"

Falco:"untuk berjaga jaga"

Adzim:"hah?"

Falco:"lihat saja nanti"

Tak butuh waktu cukup lama, kami akhirnya sampai di sebuah pulau dengan bangunan dengan arsitektur yunani kuno di dalamnya. Saat kami baru saja turun dari jet, ada beberapa orang menyerang kami dengan kapak yang cukup besar. Falco menahan kapak kapak itu dengan kedua pedangnya.

Falco:"selalu saja begini"

Falco lalu mendorong para pejuang itu lalu menendang mereka. Ada beberapa orang lagi yang muncul, mereka lalu menyerang Falco secara bersamaan.

Falco dapat mengalahkan mereka semua dengan mudah, lalu dia menyarungkan kedua pedangnya dan membantu mereka berdiri.

Pejuang:"ternyata kami masih belum bisa mengalahkanmu"

Falco:"coba lagi lain kali"

Para pejuang itu lalu membiarkan Falco lewat,

Pejuang:"kamu boleh lewat"

Tapi kemudian menodongkan kapak mereka kepada kami.

Pejuang:"tapi mereka tidak bisa lewat"

Kemudian Jovita datang dan menghentikan mereka.

Jovita:"biarkan mereka lewat"

Jovita:"aku mengenal mereka"

Para pejuang itu lalu melepaskan kami.

Adzim:"Jovita? Apa yang kamu lakukan disini?"

Jovita:"aku adalah salah satu panglima di Amazon"

Jovita:"apa yang kalian lakukan disini"

Falco:"permisi, bisakah kami bicara bertemu dengan ratu?"

Jovita melirik Falco dengan tajam, lalu mengangguk dan mengantar kami ke tempat ratu. Di perjalanan ke tempat ratu, banyak sekali perempuan yang melihat kearah Falco sambil berbisik bisik, dan itu cukup membuatku kesal. Anehnya aku tidak tau kenapa aku tiba tiba merasa kesal.

Ina:"Jovita, apa kalian memang selalu menyerang para pendatang seperti tadi?"

Jovita:"iya, tapi seharusnya mereka hanya menodongkan senjata, tidak langsung menyerang"

Jovita menatap Falco dengan tatapan tajam.

Jovita:"dan juga pedang milik orang itu jauh lebih berbahaya daripada kapak milik kami"

Tak lama kemudian, kami sampai di ruangan ratu. Sang ratu lalu terkejut saat melihat Falco.

Ratu:"kamu?"

Adzim:'ini aneh, sepertinya ratu itu mengenal Falco'

Jovita:"yang mulia, mereka ingin bertemu dengan anda"

Ekspresi ratu kembali menjadi biasa, lalu bertanya pada Falco.

Ratu:"apa yang ingin kamu bicarakan denganku?"

Falco:"bisakah saya bicara berdua saja dengan anda"

Jovita:"tidak tidak boleh, kamu harus membicarakannya di depan kami semua"

Walaupun Jovita menolak, tapi ratu menerima permintaan Falco dan meminta Jovita untuk keluar.

Ratu:"Jovita, kamu keluarlah, bawa mereka berkeliling"

Ratu:"mereka temanmu bukan?"

Jovita:"tapi yang mulia"

Ratu:"percaya padaku, aku juga sudah mengenal Falco sejak lama"

Adzim:'itu menjawab pertanyaanku'

Kami lalu pergi meninggalkan Falco berdua dengan Falco. Jovita lalu mengajak kami untuk melihat lihat pulau ini. Kami lalu beristirahat di arena berlatih. Fian lalu mengajak Adit untuk turun ke arena.

Fian:"Dit, ayo kita duel"

Adit:"tidak masalah"

Qori:"jangan bermain main"

Ina:"Qori, biarkan saja mereka"

Kami lalu melihat mereka berduel dan Jovita bertanya mengenai Falco.

Jovita:"apa kalian mempercayai dia?"

Adzim:"dia siapa?"

Jovita:"si pria berpakaian serba hitam"

Adzim:"owh Falco, tenang saja, aku sangat yakin kita bisa mempercayainya"

Jovita:"bagaimana kamu bisa seyakin itu?"

Adzim:"dia sering sekali menyelamatkanku"

Jovita:"baiklah, aku akan mempercayaimu"

Falco pov

Aku sedang berbicara pada ratu sambil melihat pemandangan pulau ini.

Ratu:"apa yang kamu lakukan disini? Apa kamu tidak ikut mereka untuk melawan Zalgo"

Falco:"sejujurnya aku tidak tau apapun tentang Zalgo"

Falco:"saat aku terbangun, aku melihat dunia sudah menjadi kacau"

Ratu:"terbangun, memangnya apa yang terjadi padamu?"

Falco:"aku juga tidak tau"

Ratu:"lalu apa yang ingin kamu bicarakan denganku?"

Falco:"kami sedang mengumpulkan anggota untuk melawan Zalgo"

Ratu:"berapa yang kamu butuhkan?"

Falco:"hanya satu, aku hanya membutuhkan panglima anda yang bernama Jovita"

Ratu:"baiklah"

Ratu lalu meminta seorang pejuang untuk memanggil Jovita dan yang lainya.

Ratu:"mari kita tunggu mereka di ruang perjamuan"

Adzim pov

Kami sedang membicarakan tentang masa lalu kami sambil meliha Fian dan Adit yang masih berduel. Tak lama kemudian ada seorang pejuang datang.

Pejuang:"permisi, ratu memanggil kalian semua ke ruang perjamuan"

Kami lalu langsung menuju ke tempat itu, dan kami melihat Falco dan ratu sedang duduk menunggu kami disana.

Fian:"makanan"

Adit:"Fian jangan malu maluin"

Qori:"tau nih, kalo urusan makanan aja langsung cepet"

Ina:"pantes aja gendut"

Ratu:"silahkan nikmati makanannya"

Kami semua lalu duduk dan mengambil makanan yang disediakan. Aku duduk di samping Falco karena dipaksa oleh yang lainya.

Ratu lalu melihat kearah Dwiyan lalu bertanya.

Ratu:"kalau tidak salah, anda adalah pangeran dari Atlantis?"

Dwiyan:"benar yang mulia"

Ratu:"saya minta maaf karena tidak menyadarinya lebih awal"

Dwiyan:"tidak, tidak apa yang mulia, saya disini bukan sebagai pangeran Atlantis, tapi sebagai anggota kelompoknya Falco"

Ratu:"oh ngomong ngomong tentang kelompok, Jovita, saya ingin kamu bergabung dan membantu kelompok mereka"

Jovita:"baik yang mulia"

Para cewek:"hore, Jovita gabung"

Adzim:"selamat datang di klub Jovita"

Jovita:"terima kasih teman teman"

Fian:"kalo begitu ayo makan untuk merayakan bergabungnya Jovita"

Falco lalu berdiri dan mencoba untuk kabur.

Tapi aku menyadarinya lalu menahan tangannya, dan melirik tajam kearahnya.

Falco:"iya baik"

Falco lalu kembali duduk dan makan sebuah anggur.

Fian:"nih anak kok makan anggur doang ya"

Aku lalu menepuk pundaknya, dan tersenyum kepadanya.

Adzim:"Falco"

Aku langsung duduk diatas pangkuannya dan langsung memasukan makanan kedalam mulutnya secara paksa.

Adzim:"MAKANNN!!"

Teman teman yang lain langsung tertawa.

Fian:"mulai lagi nih, jurus rahasi Adzim"

Falco:"mmmm mmmmm mmbaikmmmm akummm memngertimmmmm"

Setelah itu kami makan bersama sama. Setelah selesai makan kamipun berterima kasih kepada ratu.

Falco:"terima kasih yang mulia"

Ratu:"sama sama, hati hati di perjalanan"

Kamipun lalu kembali ke markas. Dalam perjalanan, Jovita bertanya ke Falco.

Jovita:"siapa sebenarnya kamu? Kenapa semua orang di Themyscira, bahkan sampai ratu mengenal kamu?"

Falco:"owh aku memang sering ke Themyscira dulu"

Jovita:"tapi aku tidak pernah melihatmu"

Falco:"itu karena saat itu kamu belum kembali ke Themyscira"