Chereads / Destinies : Origin / Chapter 18 - X-23 (Luna)

Chapter 18 - X-23 (Luna)

Adzim pov

Aku, Ina, Elsa, dan Qori sedang berjalan jalan di taman, kami tidak sengaja menemukan sebuah goa di dekat kebun bunga.

Elsa:"woah goa apa ini?"

Adzim:"entah, aku tidak pernah melihat goa ini sebelumnya"

Kami kemudian memanggil teman teman yang lain untuk datang dan melihat goa itu.

Fian:"woah beneran ada goa"

Riski:"kira kira ada apa di dalamnya?"

Adit:"kalo ingin tau, haruslah masuk"

Para troublemakers lalu berniat untuk masuk ke goa itu, tapi Elsa menghentikan mereka.

Elsa:"tunggu, memangnya kita boleh masuk ke goa itu?"

Fahra:"iya, bisa saja goa itu berbahaya"

Adzim:"dan juga, tempat ini adalah milik Falco, kalian tidak boleh masuk tanpa seizinnya"

Falco lalu tiba tiba muncul di belakang kami.

Falco:"kalau ingin masuk ke goa silahkan saja, goa ini sudah ada disini bahkan sebelum aku membangun markas"

All:"JANGAN SELALU MUNCUL TIBA TIBA"

Fian:"yosh Falco udah ngebolehin ayo masuk"

Kami semua kemudian memasuki goa itu dan ternyata bagian dalam goa itu lumayan indah, kami bisa mendengar suara air mengalir dan menetes dari dalam goa, di dekat kami juga ada sungau kecil yang mengalir dari dalam goa.

All:"whoah"

Kami terus menjelajahi goa itu hingga sampai ke ujung goa. Di dinding di ujung goa, kami melihat ada hieroglif disana.

Elsa:"apa ini? Sebuah hieroglif?"

Fian:"sepertinya"

Dwiyan:"kira kira apa isinya ya?"

Falco:"itu adalah sebuah ramalan kuno"

Artha:"kamu bisa membacanya?"

Falco:"sedikit"

Adzim:"apa isinya?"

Falco:"disini tertulis 'ketika topeng yang menyembunyikan segalanya telah hancur, ketika semua rahasia yang disembunyikan telah terbongkar, kejahatan akan merajalela diatas muka bumi dan para iblis yang tersegel akan bangkit kembali. Saat itulah pangeran kegelapan akan bangkit, bahkan matahari tidak berani menunjukan sinarnya, kegelapan abadi akan terjadi dan kesengsaraan tiada akhir takkan biaa dihentikan"

Adzim:"itu ramalan yang mengerikan"

Fian:"sangat"

Dwiyan:"apakah ini ramalan tentang Zalgo?"

Falco:"bukan, Zalgo adalah jendral iblis, bukan pangeran"

Adit:"jadi, akan ada iblis yang jauh lebih berbahaya daripada Zalgo?"

Semuanya langsung terdiam, dan Falco mengubah topik pembicaraan.

Falco:"sudahlah, kita tidak perlu memikirkan itu dulu, sekarang kita lebih baik mencari anggota selanjutnya"

Adzim:"Falco benar, untuk saat ini, lebih baik kita fokus untuk mengalahkan Zalgo dulu"

Setelah itu, kami berkumpul di ruang tengah markas, dan Falco menjelaskan tentang anggota selanjutnya.

Falco:"apa kalian tau tentang weapon x?"

Edno:"aku tau, weapon x adalah sebutan untuk orang orang yang dijadikan menjadi subjek eksperimen untuk membuat orang orang itu memiliki kekuatan untuk bertempur"

Falco:"benar"

Adzim:"itu kejam"

Falco:"memang ada beberapa manusua yang seperti itu dzim"

Kami lalu pergi ke sebuah labolatorium. Di dalam lab itu, kami melihat ada beberapa tabung yang berisi air, dan di dalam tabung itu kami melihat ada tubuh orang.

Ina:"apakah mereka..."

Falco:"mereka adalah orang orang yang dijadikan weapon x tapi gagal"

Adzim:"ini benar benar kejam"

Falco lalu berhenti di sebuah tabung yang bertuliskan X-23 (Luna).

Falco:"dia adalah anggota yang akan kita rekrut"

Kami melihat kedalam tabung itu dan kami melihat ternyata Rima yang ada di dalam tabung itu.

Ryan:"Rima? Apa apaan ini, kenapa Rima ada disini?"

Falco:"dia juga adalah subjek untuk weapon x"

Adzim:"Falco, cepat keluarkan dia"

Falco berjalan kearah komputer yang ada diruangan itu, lalu dia membuka tabungnya Rima.

All:"RIMAA!!"

Kami semua berlari kearah Rima, tapi dia melihat kami dengan tatapan yang dingin. Rima mengepalkan kedua tangannya dan keluar besi yang terlihat seperti cakar dari sela sela jarinya. Dia lalu dengan cepat berusaha menyerang kami, tapi Falco menangkis serangan Rima dengan pedang yang dibawanya dan membuat Rima mundur.

Adzim:"Rima, ini kamu, kenapa kamu menyerang kami?"

Rima tidak mengatakan apa apa dan kembali menyerang kami.

Falco:"seperti nya dia sudah dicuci otak"

Falco:"aku akan membuatnya sibuk, kalian cari cara untuk mengembalikan dia"

Falco lalu berlari kearah Rima dan merekapun saling bertarung.

Fian:"bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?"

Elsa:"aku tidak tau"

Kami kemudian saling berpikir, tapi tanpa kami sadari, Rima dengan cepat melesat kearah kami dan berniat menyerang kami.

Falco:"sial"

Falco mencoba mengejar dan menangkis serangan Rima, tapi dia sedikit terlambat, dan lengan kirinya terluka.

Adzim:"FALCO"

Falco:"aku baik baik saja"

Falco lalu menendang Rima hingga dia terlempar.

Fian:"aku punya ide, jika Artha dapat menyadarkan Galuh dan aku dapat menyadarkan Elsa, mungkin saja Gimbul bisa menyadarkan Rima dengan cara yang sama"

Adzim:"ide bagus"

Ryan:"tidak, itu ide buruk, aku tidak mungkin bisa menyadarkan Rima"

Fian:"kita tidak akan tau kalau tidak mencoba"

Ryan:"tidak itu tidak mungkin"

Adzim:"Ryan, apakah kamu akan membiarkan Rima terus seperti ini?"

Ryan:"baiklah"

Aku lalu menjelaskan rencana kami.

Ryan pov

Adzim:"Falco, kami sudah punya rencana"

Falco:"lakukan"

Adzim membuat air mengalir ketempat Rima dan Falco, lalu Elsa membekukan air itu dan menjebak kaki Rima, mereka lalu juga membekukan tangan Rima, setelah itu Fian menteleportasikan aku ke tempatnya Rima. Aku langsung memeluk dia.

Ryan: "ingatlah siapa dirimu, kamu bukanlah monster, jangan biarkan mereka menentukan siapa dirimu"

Ryan:"kamu adalah Rima, kamu adalah teman kami"

Kemudian aku melihat cakarnya kembali masuk kedalam tanganya

Rima: "aku minta maaf"

Setelah itu diapun pingsan.

Aku melihat kearah yang lainya, aku lihat kaki Falco juga ikut beku, dan dia memarahi Elsa dan Adzim.

Falco:"kenapa kalian juga membekukan kakiku?"

Elsa:"maaf kami tidak sengaja"

Elsa lalu mencairkan es yang ada di kaki Falco.

Ryan:"teman teman, Rima sudah kembali"

Mereka kemudian berlari kearah kami.

Falco:"sepertinya dia pingsan, Ryan bawa dia ke jet"

Aku mengangguk dan membawa Rima ke jet.

Adzim pov

Setelah Ryan pergi dan membawa Rima ke jet, Falco kembali berjalan kearah komputer diruangan, dan dia membuka tabung tabung yang lainya. Mayat mayat di dalam tabung itu berjatuhan keluar.

Falco:"maaf, tapi bisakah kalian membantuku untuk mengubur mereka?"

Kami mengangguk kemudian membawa mayat mayat itu dan menguburkannya diluar. Arga lalu menumbuhkan berbagai macam bunga diatas kuburan itu. Kami semua memberi penghormatan terakhir untuk mereka.

Falco:"Dzim, bisakah kamu kembali ke jet dan memeriksa keadaan Ryan dan Rima?"

Aku mengangguk lalu langsung pergi ke jet. Saat di jet, aku melihat Rima masih saja pingsan.

Fian pov

Falco meminta Adzim untuk pergi? Itu sedikit aneh. Setelah Adzim pergi Falco langsung menyuruh Anjas.

Falco:"Anjas, bisakah kamu membakar bangunan itu, kita tidak bisa membiarkan bangunan itu tetap berdiri"

Fian:'pantesan dia nyuruh Adzim pergi'

Anjas mengangguk dan langsung membakar habis lab tadi, setelah itu kami pergi ke jet. Di jet, kami melihat Rima sudah sadar dan berbicara kepada Adzim. Adzim lalu langsung menarik dan menyuruh Falco untuk duduk, Adzim kemudian langsung merawat luka di lengan kiri Falco.