Chereads / Destinies : Origin / Chapter 17 - The Mechanic

Chapter 17 - The Mechanic

Adzim pov

Aku terbangun di pagi hari dan merasakan kalau pagi ini sangat indah dan nyaman, aku mendengar kicauan burung dan desiran angin sepoi sepoi dari luar. Semua ini membuatku hampir lupa kalau dunia ini sedang dalam masalah. Saat aku sedang menikmati suasana ini, aku kemudian mendengar Qori berteriak.

Qori:"FIAN, ADIT, AWAS KALIAN BERDUA"

Aku lalu pergi ke tempat Qori dan yang lainya.

Adzim:"huft padahal baru saja kupikir tempat ini bisa mendapat ketenangan"

Anjas:"ini masih pagi, apa yang telah kalian lakukan?"

Qori:"mereka berdua selalu saja membuat masalah"

Ina:"bisakah kalian tidak mengganggu Qori"

Fian:"habisnya kami bosan jika harus terus di markas"

Adit:"iya, kapan kita berangkat?"

Dwiyan:"aku juga bosan, tapi kalian tidak perlu menjahili seseorang juga"

Adzim:"jika kalian bosan, kenapa tidak pergi ke luar saja?"

Mereka kemudian melihat kearahku dengan tatapan bertanya.

Fian:"keluar? Maksudmu?"

Adzim:"ya keluar, keluar melalui pintu itu"

Aku menunjuk ke pintu double di ujung ruang tengah.

Adit:"kita boleh keluar?"

Adzim:"memangnya siapa yang melarang kalian?"

Ina:"bukankah diluar berbahaya?"

Adzim:"tempat ini aman kok"

Artha:"memangnya diluar ada apa?"

Adzim:"kenapa kalian tidak keluar dan lihat saja sendiri"

Kami lalu keluar melalui pintu itu, dan kami melihat sebuah taman yang sangat indah.

Fian:"woah taman ini sangat indah"

Elsa:"benar, aku tidak tau kalau ada taman seindah ini disini

Adzim:"aku juga kagum saat pertama kali melihat taman ini"

Qori:"kenapa kamu tidak memberitau kami dari dulu?"

Adzim:"aku kira kalian sudah tau"

Ina:"bagaimana mungkin kami bisa tau, kami tidak selalu bersama Falco sepanjang waktu"

Adzim:"apa hubungannya dengan Falco?"

Elsa:"pasti Falco yang memberitahumu tentang taman ini kan?"

Adzim:"dia tidak memberitauku, aku mengetahui kalau disini ada taman saat aku berjalan jalan memutari markas"

Adit:"kapan kamu berjalan jalan memutari markas? Aku kira kamu selalu bersama Falco"

Adzim:"aku tidak selalu bersama dengan dia"

Kami lalu bersantai di taman sambil menunggu hingga Falco memanggil kami. Adit seperti biasanya, dia sedang melukis; aku dan para cewek (selain Elsa) sedang duduk di dekat kebun bunga dan mengenang masa masa smp; untuk Elsa, dia sedang bermesraan dengan Fian (gatau apa kalau aku ini jomblo :' ) ; Anjas sedang membakar sesuatu dengan tangannya, entah apa yang dia bakar; Artha sedang bermain catur dengan Dwiyan (mentang mentang mereka pinter); sedangkan yang lain ada yang berenang, dan ada yang hanya bersantai. Sekitar 1 jam kemudian, Falco memanggil kami melalui interkom, owh iya sekarang kami menamai interkom kami dengan nama "miphon".

Falco mengatakan kalau kami akan pergi ke kota Neo kota mesin dan teknologi. Kali ini yang berangkat hanya Falco, aku, dan para Troublemaker (Adit, Fian, Riski). Saat kami sampai di Neo, kota ini juga terlihat kacau seperti kota lainya. Tapi  kota ini masih terlihat lebih baik. Kami lalu berhenti di depan sebuah bangunan yang terlihat seperti bengkel atau tempat reparasi sesuatu. Pintu bangunan itu terkunci, dan bangunan itu menggunakan kunci digital. Falco meretasnya supaya kami bisa masuk. Saat di dalam, tiba tiba sistem keamanan tempat itu aktif dan banyak sekali senapan yang langsung mengarah ke kami (atau lebih tepatnya kearah Falco).

Fian:"gawat"

Falco:"tenang saja"

Falco kembali meretas sistem keamanan itu dan mematikan seluruh senjata yang ada, setelah itu kami mendengar suara.

??? :"menarik"

??? :"lalu bagaimana kau akan menghadapi ini"

Tak lama kemudian dua robot raksasa diruangan itu yang kami kira hanya pajangan tiba tiba bergerak. Kedua robot itu lalu bergerak ke sisi kanan dan kiri Falco lalu mereka menyerang Falco. Tapi Falco dengan mudahnya meretas kedua robot itu, dan kedua robot itu langsung berhenti tepat sebelum serangan mereka mengenai Falco. Kemudian kami mendengar ada suara tepuk tangan dan ada seseorang yang muncul dari kegelapan.

??? :"hahaha menarik, kamu bahkan bisa meretas robot ku"

Wajah orang itu kemudian terkena cahaya dan ternyata dia adalah Ryan, salah satu anggota troublemakers.

Ryan:"hi teman teman"

Troublemakers:"Gimbul?"

Adzim:"Gimbul? Bukannya namamu Ryan?"

Ryan:"para sahabatku memanggilku Gimbul"

Ryan lalu berjalan kearah Falco sambil menjulurkan tangannya.

Ryan:"maaf tentang tadi, aku hanya ingin melihat kemampuanmu"

Ryan:"dan ternyata kamu sangat hebat"

Ryan:"namaku Ryan, siapa namamu?"

Falco menjabat tangan Ryan sambil tersenyum.

Falco:"namaku Falco"

Falco:"dan terimakasih untuk pujiannya"

Ryan lalu kembali melihat kearh kami.

Ryan:"ngomong ngomong apa yang kalian lakukan disini teman teman?"

Adzim:"kami sedang mengumpulkan orang orang yang memiliki kemampuan melebihi manusia biasa untuk menyelamatkan dunia"

Adzim:"maukah kamu bergabung?"

Ryan:"aku boleh bergabung? Kalau begitu dengan senang hati"

Para troublemakers kemudian langsung berpelukan.

Rizki:"ngomong ngomong apa kekuatanmu?"

Ryan lalu merentangkan kedua tangannya, lalu besi besi diruangan itu langsung berkumpul kearah Ryan lalu berubah menjadi zirah besi seperti robot.

Ryan:"aku dapat memanipulasi logam apapun dan aku bisa membuat apapun dengan itu, termazuk robot"

Troublemakers:"keren"

Falco & Adzim:"itu cukup keren"

Aku dan Falco mengatakan itu secara bersamaan, lalu kami saling melihat satu sama lain dan tersenyum.

Sedangkan para troublemakers yang melihat itu langsung tertawa terbahak bahak. Aku mendengar Ryan berbisik ke Fian.

Ryan:"Fian, sebenarnya apa hubungan mereka berdua"

Fian:"mereka pacaran"

Adzim:"FIAN!! SUDAH KUBILANG BERKALI KALI KALAU KAMI INI BELUM PACARAN"

Mereka kemudian terdiam sebentar lalu tertawa lagi.

Adit:"tuh dengerin tuh Fian, mereka belum pacaran, tapi masih akan"

Fian:"hahaha bener tuh hahah"

Adzim:"enggak gitu, aku tadi salah ngomong, kami gk pacaran"

Ryan lalu memegang pundakku.

Ryan:"sudahlah Dzim, kamu tidak akan pernah menang melawan mereka"