Chereads / Destinies : Origin / Chapter 6 - Zatanna

Chapter 6 - Zatanna

Adzim pov

Kami semua berkumpul di meja hologram, dan mendengarkan Falco menjelaskan tentang anggota selanjutnya.

Falco:"anggota selanjutnya adalah seorang pesulap"

Falco:"dia memiliki nama panggung yaitu Zatanna"

Fian:"pesulap huh?"

Adzim:"sepertinya akan menarik, aku sangat suka dengan sulap"

Teman teman yang lain terseyum melihat aku bersemangat.

Artha:"Dzim, bisakah kamu kurangi semangatmu itu"

Artha:"sedikit saja"

Adzim:"ups maaf"

Artha:"dan juga aku tidak percaya pada yang namanya sulap"

Artha:"pasti itu hanyalah sekumpulan trik atau semacamnya"

Falco tersenyum mendengar itu.

Falco:"aku jamin kali ini pasti berbeda"

Falco:"aku akan membutuhkan Adzim, Fian, dan Artha"

Falco:"sedangkan yang lainya tetap di markas"

Kami lalu berangkat ke tempat tujuan kami.

Adzim:"yey, jadi kemana kita ?"

Falco:"pertunjukan sirkus"

Artha menghembuskan nafasnya dan terlihat sangat malas.

Artha:"ini pasti akan membosankan"

Falco:"sebaliknya, kamu pasti akan menyukai ini"

Hal yang dikatakan Falco membuatku penasaran dengan anggota kali ini. Kami tiba di sebuah gedung theater. Saat kami masuk ke theater itu, ternyata sudah banyak orang yang berada disana, dan mereka terlihat tidak memperdulikan kami. Itu cukup aneh menurutku. Kami mencari tempat duduk lalu melihat ke arah panggung. Setelah melihat beberapa aksi yang ditampilkan, Artha pun terlihat sangat bosan.

Artha:"hoam, apakah masih lama?"

Adzim:"bersabarlah dan coba untuk menikmati ini"

Artha:"huft, baiklah"

Setelah melihat beberapa aksi lagi, akhirnya sekarang adalah giliran Zatanna untuk muncul. Kami terkejut karena Zatanna ternyata adalah Galuh teman kami. Artha lah yang paling terkejut diantara kami, dia langsung berdiri dengan mulut terbuka. Anehnya penonton yang lain seperti tidak peduli kepada Artha. Falco lalu tersenyum lagi.

Falco:"sudah kubilang, kalau kamu akan menyukai ini"

Adzim:'jadi ini yang dia maksud'

Kami melihat Galuh mempertunjukan beberapa trik sulap, lalu diapun keluar panggung

Artha:"Apa yang dilakukan Galuh disini?"

Falco:"sepertinya aku harus menjelaskan sesuatu kepada kalian dulu"

Falco:"sirkus ini, bukanlah sirkus biasa"

Falco:"seperti yang kalian lihat, ada beberapa orang orang disini memakai pakaian yang cukup tua, dan mereka semua sama sekali tidak memperdulikan kita"

Fian:"jadi?"

Falco:"tempat ini adalah sirkus ilusi"

Falco:"jika kalian terjebak dalam ilusi, kalian akan terperangkap disini selamanya"

Falco:"begitu juga dengan para pemain di sirkus ini"

Adzim:"bukankah itu berarti Galuh juga terjebak disini?"

Artha:"kita harus menyelamatkan dia"

Falco:"memangnya, kalian pikir untuk apa kita kesini"

Kami pun lalu pergi ke belakang panggung untuk mencari Galuh.

Kami harus mengendap endap, karena di belakang panggung sangatlah ramai. Untunglah Falco memiliki alat yang bisa membuat kami tak terlihat.

Kami dapat menemukan ruangannya Galuh dengan mudah, karena ada tulisan Zatanna terpasang di depan pintunya. Kami masuk ke dalam ruangan itu dan melihat Galuh sedang duduk bersantai. Aku langsung berlari dan memeluknya.

Adzim:"Galuh, lama tak jumpa"

Tapi Galuh malah melihatku dengan bingung.

Galuh:"siapa kalian? Dan bagaimana kalian bisa masuk kesini"

Hal itu membuat kami terkejut.

Adzim:"huh? Kamu serius?"

Adzim:"aku Adzim, apakah kamu melupakan aku?"

Galuh:"aku tidak mengenal kalian, jadi pergilah"

Artha lalu maju kearah kami.

Artha:"berhenti bercanda Galuh, ini kami, tidak mungkin kamu melupakanku"

Galuh menjadi sangat kesal saat melihat Artha, dan dia menjadi marah.

Galuh:"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MENGENAL KALIAN JADI KALIAN PERGILAH!"

Ada energi berwarna ungu mengelilingi Galuh, dan benda benda

Artha:"apakah kamu masih marah tentang masalah itu, bukankah aku sudah meminta maaf"

Galuh:"AKU TIDAK TAU APA YANG KAMU BICARAKAN, PERGILAH!"

Benda benda yang beterbangan di sekitar Galuh terlempar kearah kami. Kami mencoba menghindari benda benda itu. Lalu Fian berbisik padaku.

Fian:"memangnya apa yang terjadi diantara mereka berdua?"

Adzim:"aku juga tidak tau"

Galuh terus menerus menyerang kami dengan melempar barang barang kearah kami.

Adzim:"Artha sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?"

Artha terdiam untuk beberapa saat lalu dia menjawab.

Artha:"aku pernah melakukan kesalahan padanya dan itu membuat kami berpisah, tapi aku tidak ingin membicarakannya"

Falco:"jika kamu tidak mau membicarakannya, maka cepat bereskan ini"

Artha:"apa yang harus aku lakukan?"

Falco:"kamu yang menyebabkan masalah ini, jadi kamu juga yang harus memikirkan cara untuk menyelesaikannya"

Falco lalu membuka kantung pistolnya.

Falco:"atau aku akan menyelesaikannya dengan caraku sendiri"

Artha:"tunggu, biar aku saja"

Artha lalu melihat kearah Fian.

Artha:"Fian, bisakah kamu pindahkan aku ke belakang Galuh?"

Fian:"bisa, lalu?"

Artha:"sisanya serahkan saja padaku"

Fian lalu memindahkan Artha ke belakang Galuh.

Artha pov

Saat aku berada di belakang Galuh, aku langsung memeluknya.

Galuh:"APA YANG KAMU PIKIRKAN, CEPAT LEPASKAN AKU!"

Artha:"tidak akan, aku tidak akan melepaskanmu lagi"

Artha:"aku tidak percaya kalau kamu sudah melupakan, kumohon ingatlah"

Artha:"aku ingin meminta maaf karena telah meninggalkanmu"

Artha:"maaf"

Galuh lalu berhenti memberontak, lalu dia menangis.

Galuh:"kamu tidak memiliki salah apapun"

Galuh:"harusnya aku yang meminta maaf padamu"

Aku lalu membalikannya menghadap kearahku, dan memeluknya lagi.

Artha:"syukurlah akhirnya kamu sudah sadar"

Dia lalu membalas pelukanku, dan membenamkan wajahnya ke dadaku

Adzim pov

Barang barang sudah berhenti beterbangan, lalu aku melihat Artha dan Galuh berpelukan.

Adzim:"sepertinya sudah aman"

Kami bertiga lalu mendekati mereka. Karena terlalu nyaman berpelukan, mereka sampai tidak sadar kalau kami sudah di dekat mereka. Suasana diantara mereka sangat romantis, hingga kami merasakan dampaknya. Fian lalu berpura pura batuk untuk menyadarkan mereka berdua.

Fian:"uhuk, ada orang disini woi"

Adzim:"Fian, jangan merusak suasana dong"

Galuh:"tau nih Fian, dasar perusak suasana"

Artha:"syirik saja kamu Fian"

Kami lalu mentertawakan Fian. Fian lalu melihat kearahku, lalu kearah Artha dan Galuh secara bergantian.

Fian:"kalian semua jahat, bermesraan di depan jomblo sepertiku"

Hal itu membuat kami kembali mentertawakan dia.

Namun kemudian aku sadar kalau aku sedang bersandar kebahunya Falco. Aku langsung sedikit menjauh darinya dan wajahku memerah.

Adzim:"maaf, aku tadi sedikit terbawa suasana"

Falco:"tidak apa apa, aku tidak keberatan kok"

Fian:"cie Adzim cie"

Galuh:"owh jadi dia pacarnya Adzim"

Hal itu membuat Fian tertawa terbahak bahak.

Fian:"benar hahahaha dia pacarnya Adzim hahahaha"

Kata kata Fian membuat mukaku semakin memerah.

Galuh:"ngomong ngomong, apa yang kalian lakukan disini?"

Adzim:"kami sedang mengumpulkan orang orang yang memiliki kemampuan melebihi manusia lain untuk menyelamatkan manusia, maukah kamu bergabung?"

Galuh:"dengan senang hati"

Saat kami keluar ruangan, kami lupa memakai alat penghilang milik Falco, hasilnyapara pemain sirkus menyadari kehadiran kami dan bersiap untuk menyerang kami.

Fian:"akhirnya ada yang lebih menarik daripada melihat orang pacaran"

Muncul energi ungu lagi di sekeliling Galuh dan dia membuat para pemain sihir itu terlempar dan pingsan.

Fian:"curang, kenapa kamu tidak menyisakan beberapa untukku"

Galuh hanya menjulurkan lidahnya. Setelah itu kamipun kembali ke markas.