Chereads / The Oldest Land / Chapter 19 - Malam Berangin

Chapter 19 - Malam Berangin

Saat Bulan menjadi pemimpin dan hembusan angin menjadi wakil, disaat itu suasana sunyi menyapu alam.

Berbalut malam yang gelap dengan taburan cahaya bulan dan bintang di langit, di sebuah bukit di belakang desa Lawang Sewu berdiri dua sosok manusia.

Ya keduanya adalah Adi dan kakeknya, mereka tengah berada di atas bukit di belakang desa Lawang Sewu

Berdiri bersama- sama sambil mengatur nafas dan kekuatan mental, mencoba merasakan aliran angin yang berhembus kencang

"Bisa kamu rasakan perbedaan angin le?"

" maksudnya ke, Adi kurang paham"

" maksud kakek kamu itu, bisa tidak merasakan jalannya aliran angin, atau kamu bisa tidak merasakan kekencangan dan kekerasan angin"

" emmmmmm, Adi cuma bisa merasakan aliran yang ke, aliran angin yang Adi rasa dari langit terus turun ke bukit dan mencari meminum ke bawah ke arah desa. Sisanya Adi masih kurang paham ke" sambil menggelengkan kepalanya

" ya sudah lumayan dari pada tidak, aliran yang kamu maksud sedikit benar. memang dari langit tapi lebih tepatnya menabrak bukit dan karena tabrakan itu, angin menjadi turun ke bawah karena ada dataran yang lebih rendah setelahnya. Dan untuk kekencangan adalah seberapa besar kamu bisa bernafas dengan nafas mu di udara yang sekencang ini, serta kekerabatan yang di maksud adalah seberapa besar dampak dari gerakan yang menghalangi kamu ketika angin menyentuh tubuhmu".

" oh gitu ko, kalo yang Adi rasa kekencangan ya cukup kencang dan agak sulit bernafas di atas bukit dibandingkan di desa. Sedangkan untuk kekerasannya, Adi memang membutuhkan usaha lebih jika ingin berjalan di atas sini daripada di bawah nyaitu di desa".

" ok karena kamu sudah mulai memahaminya kita masuk ke tahap selanjutnya, nyaitu menyimpan Angi di dalam tubuhmu"

" lakukan seperti apa yang kakek contohkan"

" iya kek"

Berdiri memasang kuda-kuda dengan membuka kaki selebar bahu dan menekuk sedikit kedua kaki, disertai dengan mengepalkan tangan sebelah kiri di atas pusar dan di bawah ketiak. Dengan tangan kanan terentang dan membentuk cari, telunjuk menunjuk disertai sisanya di lipat.

mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafas ke arah bawah. Sambil menekuk kaki kiri dan mengusap tanah tangan kanan.

menarik nafas dari kedua lubang hidung, disertai dengan menahan nafas selama lima detik dan menghembuskan ya saat berdiri ke posisi semula.