Chereads / The Oldest Land / Chapter 25 - Anak-anak Terpilih

Chapter 25 - Anak-anak Terpilih

Di sebuah kota di tenggara benua manusia

terdapat banyak malaikat yang hidup dengan damai di kota itu, bertembok batu putih dengan tinggi mencapai 20 M dan lebar 10 M menjadikan kota itu benteng yang tangguh

Di ciptakan untuk melindungi daerah pedalaman Ras Malaikat yang sangat kaya, dengan Permata dan juga logam mulianya

Dari tujuh Ras yang ada, malaikat terkenal dengan kehidupannya yang sederhana tetapi tidak dapat menutupi fakta bahwa mereka adalah Ras dengan alam yang kaya terutama logam mulia

Dari tujuh Ras yang ada malaikat adalah Ras yang termasuk golongan paling kaya, itu terjadi karena Ras mereka adalah Ras yang membuat benda pusaka dengan dasar logam mulia dan batu permata

Rumah rumah serta gedung pemerintahan dan Istanahnya terbuat dari dekorasi emas dan batu permata, tetapi dengan hal itu semua tidak menjadikan mereka menjadi tamak

Tetapi menjadikan mereka untuk semakin lebih dalam, dalam menyempurnakan membuat pusaka dengan afinitas yang tinggi dengan logam Mulya dan permata

Ras malaikat termasuk ras yang memiliki kesuburan yang hampir sama dengan manusia, mereka memiliki angka kelahiran yang normal dan dapat melahirkan 2-4 anak dalam satu keluarga dengan masa kehamilan yang berbeda dengan manusia nyaitu selama 21 bulan yang hampir 3 X lipat waktu normal manusia

Tetapi mereka ditunjang dengan angka harapan hidup yang tinggi nyaitu mencapai 200 tahun jika mereka normal kehidupan tanpa memilih Kanuragan

################################

Di sebuah pelataran halaman yang luas di sebuah rumah yang ada di dalam kota bertembok putih, terdapat anak lelaki berusia remaja nyaitu berusia 15 tahun, yang sedang sibuk mengayunkan pedangnya secara berulang-ulang. Dengan di dampingi Malaikat yang terlihat setengah baya, dengan perawakan yang tegap tetapi kurus, yang memberi orang kesan terpelajar dan cerdas saat melihatnya.

" ulangi gerakan mu sampai 1000 kali ayunan baru kemudian kamu bisa beristirahat Simon" terdengar suara dari lelaki paruh baya itu kepada anak kecil tersebut

" Baik ayah, Simon akan lakukan perintah ayah" menatap tegas kembali sambil menjawab ke arah ayahnya

Matahari mulai meninggi saat Simon merasa tubuh dan pakaiannya basah oleh keringat ya, tetapi dia belum mampu beristirahat karena masih ada 100 ayunan lagi sebelum dia dapat berhenti.

" 995,996,997,998,999,1000" berteriak dan berbaring di atas rumput halamannya

dia merasa sesak saat bernafas, memandang langit yang cerah dengan biru dan putih yang dominan menjadikannya terdiam dan semakin lama dia semakin menjadi nyaman hingga dia tertidur, saat aliran angin lembut membalut dirinya.

sedangkan di sebuah ruangan dengan jendela, tampak lelaki tegas itu menatapnya sambil meminun teh yang disediakan di meja yang ada di depannya.