Chereads / Kebangkitan Sang Ratu / Chapter 18 - Menyiapkan Kerja Sama dengan Keluarga Su

Chapter 18 - Menyiapkan Kerja Sama dengan Keluarga Su

Su Huiqing menoleh, tidak jauh di belakangnya ada seorang lelaki bertubuh tinggi yang sedang berdiri, wajahnya tampan dan dia terlihat memegang ponsel.

Melihat Su Huiqing menatapnya, dia pun tersenyum datar.

Orang itu adalah Chu Xuning.

Su Huiqing hanya melirik sesaat lalu mengalihkan lagi tatapannya dengan cuek.

"Siapa si bodoh itu! Apa dia tidak mengenalku, Kakak Biao?!" Laki-laki berambut kuning itu tersenyum, raut wajahnya terlihat kejam. Dia menatap Su Huiqing dengan tatapan meremehkan, "Apa kamu tahu belakangan ini Kota Qing sedang tidak kondusif? Belakangan ini sering ditemukan mayat yang muncul dengan aneh?"

Wajah Qu Yan seketika memucat, dia kemudian menunduk, "Maafkan aku Kak Biao, temanku tidak sengaja! Maaf maaf!"

"Qingqing …Cepat minta maaf pada Kak Biao!" Setelah berbicara demikian, Qu Yan melihat Su Huiqing yang masih berdiri di sampingnya tiba-tiba memperingatkannya, "Hati-hati!"

Salah satu anak buah lelaki berambut pirang itu membawa sebilah pisau yang sedang diarahkan mendekat ke Su Huiqing.

"Gadis ini benar-benar keras kepala." Chu Xuning tampak terkejut, di menyimpan ponselnya dan hendak maju ke sana.

Walaupun dia tidak mengenal Su Huiqing, tapi dia pasti tetap akan turun tangan jika bertemu situasi seperti ini.

"Tidak perlu ke sana." Tepat pada saat dia akan melangkahkan kakinya, dari belakang terdengar suara berat.

Chu Xuning menoleh dan melihat dengan tatapan aneh, "Kak Yu?"

Yu Shijin memiringkan kepala melihat ke arah Su Huiqing. Dia berdiri di bawah sinar matahari dengan sepasang mata hitam dan wajah tampan yang dihiasi sedikit rambut yang terjatuh di dahi, membuatnya terlihat semakin tidak bisa ditebak, "Lihat gaya berdirinya, dilihat dari sudut manapun, itu adalah gaya menyerang yang paling kuat. Bukankah kamu bilang dia pernah mengikuti pelatihan militer khusus Keluarga Chu?"

Mendengar hal ini membuat Chu Xuning sekali lagi melihat ke arah Su Huiqing dengan tatapan tidak percaya. "Benar, memang dia pernah mengikutinya, tapi waktu itu dia diusir oleh pelatih!"

Yu Shijin kali ini tidak menanggapinya, dia terus menatap Su Huiqing dengan tatapan dalam.

Raut wajah Su Huiqing tidak berubah, tangan kanannya mengambil beberapa lembar uang kertas, sementara tangan kirinya dimasukkan ke kantong, dia menyipitkan mata melihat ke arah orang yang menghampirinya.

Peng! 

Dalam kilatan cahaya dan bara api, siapapun tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi sebenarnya.

Yang terlihat hanya begitu Su Huiqing mengangkat kakinya, orang yang membawa pisau itu tiba-tiba terlempar jauh!

Brakk! 

Seketika terlihat bayangan hitam di hadapannya, rokok yang baru saja dinyalakan oleh orang berambut kuning dan lainnya tiba-tiba terjatuh.

Peng! Peng! Peng! 

Semenit kemudian, Su Huiqing masih berdiri di tempatnya semula, tatapan kedua matanya terlihat tak acuh, sangat cantik dan tidak berbahaya.

Dia mengulurkan tangan untuk mengambil uang, lalu menoleh dengan sudut bibir yang tampak tersenyum, lalu berkata dengan suara yang terdengar dingin, "Minta maaf."

"Maaf, Nona Qu, lain kali aku tidak akan berani lagi!" Ujar lelaki berambut kuning dan komplotannya sambil berlutut di tanah.

"Ti …tidak apa-apa …" Ucap Qu Yan yang terlihat kebingungan.

Su Huiqing memasukkan uang itu ke dalam kantongnya lalu berjalan santai menghampiri mereka.

Su Huiqing menarik pemimpin mereka yang merupakan lelaki berambut kuning itu, tangan kirinya merebut pisau di tangannya. Su Huiqing menepuk lembut wajah lelaki tersebut, matanya tampak menyipit kemudian dia tersenyum sinis, "Kalau sampai lain kali aku melihat kalian memeras orang lagi, kalian tahu akibatnya kan?"

Lelaki berambut kuning itu pun langsung lemas, dia ditarik oleh Su Huiqing sampai seluruh tubuhnya gemetaran.

"Nona! Aku tidak akan berani lagi, ampuni aku!"

Orang lainnya yang tergeletak di tanah juga satu per satu berlutut dan meminta ampun.

"Bagus kalau mengerti." Su Huiqing mengalihkan tatapannya dan melepaskan tangannya.

Peng! Lelaki berambut kuning itu pun terjatuh ke tanah.

Kemudian dia beserta komplotannya berlari tunggang langgang sambil berkata, "Terima kasih Nona."

Mereka bahkan terpeleset beberapa kali di tengah jalan.

Beberapa saat kemudian Qu Yan baru tersadar, dia melihat Su Huiqing dengan kedua matanya yang terbelalak tak percaya, "Qingqing?"

Su Huiqing sekali lagi mengeluarkan uang yang tadi diambilnya, lalu dia menoleh dan berkata, "Masih seberapa jauh lagi kedai BBQ itu?"

Raut wajahnya terlihat datar namun matanya terlihat menyipit, dia tampak sangat cuek, suaranya juga terdengar sangat santai.

Seolah hal yang baru saja dia lakukan tadi, menghajar komplotan berandalan itu, sama sekali bukan suatu hal besar baginya.

Qu Yan pun kembali tercengang.

**

"Xuning, jaringan intelijenmu boleh dibubarkan." Ujar Yu Shijin dengan tatapan dalam.

Chu Xuning tertawa mendengarnya, "Apakah hanya aku? Mungkin seluruh Kota Qing ini sudah dibohongi olehnya. Sampah yang bodoh dan sering membuat onar? Bahkan tidak sebanding dengan seorang anak haram? Dia menyembunyikannya dengan sangat baik."

Yu Shijin tidak lagi berbicara dan hanya menyalakan rokoknya, dalam asap rokok tidak terlihat jelas apa yang terlintas di mata hitamnya.

Tatapan mata serta pengendalian kekuatan itu, mana mungkin dimiliki oleh seorang sampah?

"Beberapa hari ini kalian awasi dia," suara Yu Shijian terdengar datar, ekspresi wajahnya yang tampak dingin namun berkelas itu tersembunyi dibalik asap rokok, "Lagi-lagi ada beberapa tahanan yang kabur dari Guoji, dan semuanya mengarah Ke kota Qing."

"Walaupun orang itu sudah mati, tapi kelompok Tentara Bayaran Liuyan masih ada, kenapa ada begitu banyak tahanan yang kabur dari Guoji?!" Chu Xuning bertanya sambil mengerutkan kening.

Shi Yujin tidak langsung menjawab, dia terlihat mengepulkan asap rokoknya perlahan, "Kita sudah bisa menyiapkan kerjasama dengan Keluarga Su." Ujar Yu Shijin.

Setelah itu, dia mematikan rokoknya dan pergi.

**

Setelah menikmati BBQ, Su Huiqing dan Qu Yan pulang ke kediaman Keluarga Su.

Dia baru saja kembali dan melihat seorang pria paruh baya berwajah tampan, bisa dilihat kalau pria itu juga sangat tampan saat masih muda.

Melihat Su Huiqing datang, orang itu langsung bangkit berdiri, terlihat jelas kalau dia juga tercengang sejenak saat melihat perubahan Su Huiqing. Tapi kemudian dia langsung dipenuhi amarah, dan menatap Su Huiqing dengan dingin lalu berujar, "Kamu benar-benar kejam."

"Zhixing," Su Lun terbatuk, "Qingqing juga tidak sengaja, masalah ini jangan dibesar-besarkan."

Shen Zhixing sangat marah, hanya saja dia menekan amarahnya dan melihat Su Lun, "Ayah, untuk sementara kita tak perlu membicarakannya dulu, tapi kenapa Ayah memutuskan kerjasama dengan Anan?"

"Ada masalah di proposal Shen Anan." Su Lun menjawab sambil mengerutkan kening, "Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Qingqing, semuanya adalah keputusanku."

"Tidak ada hubungannya dengan Qingqing?" Shen Zhixing tertawa dingin, dia terlihat mengerutkan keningnya, "Sejak kecil, Su Huiqing sudah melakukan banyak hal yang keterlaluan pada Anan, kalian semua juga tahu itu! Dan kalian selalu menganggap bahwa hal itu bukanlah masalah besar?"

Dulu, dia tidak mungkin berani berbuat seperti ini, hanya saja sekarang dia memiliki seorang putri berbakat, tentu saja dia membusungkan dadanya, "Kalau terus seperti ini, aku pasti tidak akan membiarkan Anan membantu Su Huiqing!"

Su Lun seketika juga tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, terutama karena dia juga akan rugi. Dia lalu mengeluarkan kartu ATM yang sudah disiapkan.

"Ini adalah ganti rugi Su Group untuk Shen Anan, ambilah."

Su Huiqing berhenti melangkah, tiba-tiba dia tersadar.

Orang di hadapannya ini adalah ayahnya yang busuk itu, pantas saja tatapan yang dilemparkan padanya penuh dengan kebencian.

Sepertinya dia mau mencari keadilan untuk putri kesayangannya.

Membuat Shen Anan membantunya? Apa perlu?

Su Huiqing tampak tersenyum dingin.

Brakk! 

Dia membuang tasnya ke meja lalu berjalan santai ke hadapan Su Lun, dia membungkuk dan mengambil kartu ATM di tangan kakeknya tersebut.