Chereads / LEO si DUKUN S-1 / Chapter 7 - SEBUAH HARAPAN

Chapter 7 - SEBUAH HARAPAN

Satu jam berlalu dengan kening mengkerut. Akhirnya Leo mengela nafas pasrah, tidak ada satupun yang mencurigakan. Selain dari satu hal, yaitu ketika hantu gadis berkelahi dengan hantu kakek.

Kalau tidak salah lihat, Leo merasa kalau sesama hantu bisa menyentuh dan juga bisa saling memukul. Dengan kata lain hantu ini tidak dalam kubu yang sama. Mereka berdiri sendiri.

Apa hantu kakek itu mati?

Leo mulai kepikiran dengan hantu kakek, jika benar hantu kakek itu mati. Masih ada peluang bagi Leo, bahwa mereka bisa dihancurkan.

Tapi?

Bagaimana caranya untuk memerintah hantu?

Leo mulai teringat dengan hantu gadis, kemudian dia mengeleng gelengkan kepala.

Itu mustahil!

Itu adalah sebuah kebetulan dia membuat mereka berkelahi. leo juga teringat ketika dai menyuruh hantu gadis itu membuat kopi.

Apa aku harus mengumpan dengan adik tercinta ini!

Leo mulai menoleh ke arah celana, kemudian teringat wajah seram bertaring gadis hantu ini. Seketika Leo merasa merinding, segera dibuang jauh jauh pikiran itu. Yang ada, adik kecil duluan menghadap yang kuasa.

arggggg!

Sambil menggaruk garuk kepala Leo berteriak kesal. Dia benar benar bingung bagaimana cara menghadapi semua hantu ini. Mata mulai melirik kesana kemari dalam gereja. Jika gereja ini keramat bagi hantu, mungkin saja ada sesuatu yang bisa digunakan.

Sebuah gereja tua yang cukup terawat, walau ada beberapa bagian yang terlihat rusak. Seperti yang terjadi pada jendela itu. Selain itu ada sebuah salip besar tergantung dibelakang altar. Cukup besar bagi seseorang untuk disalibkan disitu.

Leo mulai kepikiran menggunakan salib ini. Mungkin saja bisa berpengaruh, namun melihat ukurannya yang besar. Jangankan memukul untuk menggunakan salib itu, mengangkatnya saja sudah susah.

Dibawah salib ada kotak berwarna emas yang menempel di dinding seukuran 30 x 30 cm. Mirip seperti berangkas baja ukuran mini. Ada sebuah lubang kunci kecil disana. Tidak ada pegangan disana, dengan kata lain hanya dengan kunci saja bisa ditarik. Tentu saja kotak ini terkunci.

Leo mulai meraba kesana kemari mencari kunci. Jika perumahan memiliki pintu terkunci dan ada kuncinya, seharusnya sama juga berlaku untuk kotak emas. Namun setelah beberapa menit mencari, Leo tidak menemukan apapun. Sampai ketika tangan meraba ke sisi pinggir altar depan salib.

Tangan Leo merasakan ada sesuatu disana. Pinggiran itu tidak mulus, setelah diamati ada semacam laci rahasia disana. Sedikit menyingkirkan taplak meja, meletakan pelita minyak diatas altar, terlihat jelas garisan laci disana. Setelah ditarik sebuah kunci tanam kecil perak ada disana.

Bingo!

Leo tersenyum manis, dengan cepat Leo mencocokan kunci itu dengan lubang kunci kotak emas. Dengan perlahan dan penuh perhatian Leo memasukan kunci dan mulai memutarnya.

Klik!

Kunci yang tepat, ada tanda tanda sesuatu yang terbuka.

Mantapzz!

Creaakkk

Setelah dibuka, ada semacam horden kecil disana. Setelah disingkirkan ada sebuah piala berwarna perak, memiliki lis berwarna emas disetiap pinggiran piala. Pada bagian luar badan piala ada motif dayak dengan warna merah. Disamping piala ada 2 kotak plastik bening kecil berisi roti dan satu saku kecil penyimpan barang.

Apa ini piala dan hosti pastor?

Yang ini....

Tempat nyimpan hp apa?

Memang sedikit unik, menurut Leo ini seharusnya piala suci. Sedangkan kotak tadi berisi hosti milik pastor juga. Sesuatu yang digunakan pastor pada perayaan ibadah digereja. Leo tidak terlalu asing dengan kedua benda ini, walaupun dia jarang beribadah bukan berarti dia tidak mengenalinya. Hanya saja saku kecil seperti penyimpan HP ini. Ada didalam kotak emas yang seharusnya suci. Terlihat janggal dan aneh.

Ini pasti ada gunanya!

Leo memiliki firasat ini pasti memiliki kegunaan. Untuk saat ini biar aman Leo meletakan keduanya ketempat semula. Jauh lebih aman daripada harus dibawa kemana mana tanpa tahu kegunaannya. Sedangkan saku kecil Leo selipkan dipinggang melalui ikat pinggang menjadi saku hp. Tapi HPnya terlalu besar untuk itu.

ketika hendak mengembalikan kunci kelaci, mata Leo terpandang sesuatu yang aneh diatas altar. Pelita mulai didekatkan ke atas altar. Tangan mulai merasa, ada semacam gundukan persegi disana, ketika meraba altar melalui taplak.

Segera Leo menyingkirkan taplak altar. Leo menemukan sebuat plat batu berbentuk persegi yang tertanam diatas altar. Bukan itu yang membuat Leo terpana, melainkan ukiran tulisan yang ada diatasnya.

Siluman 0/1

Hantu 1/10

Roh 0/20

Apa juga maksudnya ini?

Leo mulai memiringkan kepala sedikit bingung. Apa ada arti dari tulisan ini. Siluman, hantu, dan roh? Disamping ada angka. Yang ditengah malam ada angka satu, yang lain nol.

Apa mungkin ini jumlah hantu?

Tapi ada angka 1?

Ada sedikit kecurigaan atas semua ini.

Jangan bilang!?

Leo mulai terasa sedikit tercerahkan.Namun untuk memastikan hal itu dia harus memeriksanya, walau ada resiko dari tindakan itu. Segera Leo mulai bergerak keluar. Mengendap ngendap melalui semak dan tepia rumah. Menuju area depan rumah paman. Dengan jeli Leo mulai menanti. Gadis hantu terlihat berputar disekitar rumah paman.

Bergerak agak keujung Leo terhenti ketika dia melihat ada hantu remaja sedang memasang tali dipohon. Sedikit memutar agak kejalan Leo melihat hantu jalan dengan banyak botol.

Kembali Leo merubah arah dan terus memperhatikan kolong rumah. Bahkan sampai subuh tiba Leo tidak menemukannya.

Jadi benar dia telah mati!

Segera Leo kembali ke gereja untuk beristirahat.

::::::::::::::: esok hari ::::::::::::::::

Matahari baru juga terbit, namun Leo terlihat merangkak disemak semak. Mata tajam kesana kemari, tangan sigap meraba setiap tanah dan rumput.

Kenapa juga aku buang kemaren!

Apa yang dicari Leo adalah sebuah kartu. Yang telah dia buang waktu ketika ditemukan ditengah jalan. Setelah lama berfikir, Leo merasa kartu itu penting untuk menyelesaikan masalah hantu ini. Terutama gambar hantu kakek tua.

Semalaman sampai subuh Leo mencari keberadaan hantu kakek ini. Dia tidak menemuinya. Maka firasatnya menjadi jelas, hantu kakek itu telah kalah berkelahi dengan hantu gadis. Kemungkinan besar telah menjadi kartu atau mati dan menjatuhkan kartu. Seperti halnya yang terjadi di dunia game.

DAPAAATTTTT!

Hahahahahaha

Hampir 3 jam lamanya Leo mencari dan ditemukan juga. mengusap dengan baju, Leo membersihkan kartu. Kemudian dengan hati hati mulai mengamati.

KAKEK TUKANG INTIP [L] F

HP : 98 / 1000

MP : 230 / 1000

A : 10 / 100

D : 15 / 100

S : 30 / 100

SK : Mata keranjang ( MP 150 )

Kemampuan untuk melihat atribut lawan dalam jarak 5 meter.

WK : Kerusakan yang diterima dari lawan jenis meningkat 2x.

Leo belum benar benar memperhatikannya diwaktu lalu, namun kini dia mulai serius. Setelah beberapa waktu berlalu, Leo mulai menyadari beberapa hal.

Huruf mulai dari HP, MP, A, D, S, SK, dan WK bisa bilang mewakili beberapa atribut. Jika HP merupakan Hit Poin maka MP dipastikan Magic Poin. Karena itu A menjadi Attack (serangan), D menjadi Defence (pertahanan), S kemungkinan Speed (kecepatan), SK menjadi Skill (kemampuan) sedangkan WK menjadi Weakness (kelemahan).

Angka yang tertera dimaksudkan atribut dari hantu ini untuk sebelah kiri, sedangkan disebelah kanan kemungkinan total maksimum yang bisa diperoleh. Menyisakan satu simbol [L] dan 'F'. Untuk saat ini kedua simbol itu tidak bisa dipastikan dengan jelas. Karena itu Leo meninggalkannya untuk saat ini.

Apa ini kartu pemanggil?

Leo mulai merenung mengingat beberapa game yang memiliki kemampuan memanggil.

Berubah!

Tidak ada yang terjadi.

henshin!

Tidak ada perubahan.

Dengan kekuatan bulan!

Hari tetap sunyi.

Leo terdiam seperti orang bodo dengan tangan ke atas memegang kartu. Sedikit garuk garuk kepala, untung saja tidak ada orang disini yang melihatnya bergila. Namun Leo tidak putus asa, beberapa hal lagi dicoba tapi hasil tetap saja sama. Leo akhirnya pasrah dan berniat menyimpannya kali ini.

Ketika hendak menyimpan di kocek celana, mata terpandang pada saku baru yang ditemukannya dalam kotak emas. Sedikit melirik dan mengukur kartu dari luar. Ukurannya pas sekali, tidak hanya itu, ketika kartu dimasukan kedalam tiba tiba saku ini bercahaya. Sontak membuat Leo melompat kaget.

Ketika cahaya mulai mereda baru Leo memberanikan diri membuka saku. Sekarang kartu tidak lagi berwarna abu abu. Motif dayak bagian belakang berwarna merah dengan latar kuning. Memiliki lis kartu berwarna hijau. Bagian depan berlatar kuning, dengan tulisan hitam dan latar gambar kakek tua coklat pudar.

Wow!

Mata Leo berkilau dengan keterkejutan. Melihat kartu yang telah berubah dan sedikit berkilau. Leo mulai mencoba lagi apa yang telah dicoba sebelumnya. Namun hasil tetap sama.

Apa harus malam hari?

Apa harus pake menyan?

Jangan bilang aku harus nyinden!

Ada banyak pikiran dikepala Leo saat ini. Dia tahu kartu ini ada artinya di dungeon. Tapi tidak ada petunjuk cara penggunaan kartu. Leo menyerah untuk saat ini, kembali ke perkampungan Leo mulai melakukan rutinitasnya.

Malam tiba, Leo terlihat termenung menunggu pukul 10 malam. Jika melakukan terlalu awal, walau kunci mantra pemanggil terkena, Leo khawatir ada syarat waktu. Yang membuatnya melakukan hal sia sia.

Ketika waktu telah tiba, sekali lagi Leo melakukan ritual pemanggilan. Bahkan sampai melakukan nyinden, tapi tetap saja hasil tidak berubah.

Dasar kartu kakek tukang intip keparat!

Klepakkk!

Karena kesal, Leo memaki dan membanting kartu ditanah samping gereja. Tanpa diduga kartu tidak tiba tiba meledak menjadi asap. Dari balik asap terlihat seorang kakek tua. Persis seperti hantu kakek yang ditemui Leo bawah kolong rumah. Duduk tenang seperti katak dihadapan Leo.

Bergaya seperti detektif dengan jari didagu, Leo mulai mengamati hantu kakek ini. Tidak bergerak, tidak bersuara, diam membisu memandang Leo. Mendekati hantu Leo mulai menyodorkan tangan, hasilnya tangan Leo menembus badan hantu.

Yaa.. namanya juga hantu

Leo bergumam dengan dirinya sendiri.

Hello !

Karena tidak bisa disentuh Leo kemudian membuka pembicaraan.

Iya tuan!

Siapa namamu hantu?

kakek tukang Intip, tuan!

Bagaimana cara memanggilmu?

Melempar kartu dan Memanggil namaku!

Apa waktunya harus malam hari?

Tidak tuan!

Berapa lama kamu bisa terus ada?

Selama HP tidak menjadi 0 (nol) dan diminta kembali oleh tuan!

Leo terus mengajukan beberapa pertanyaan. Sampai tuntas semua yang dia perlu ketahui.