Ternyata pesta itu meriah, musik yang hingar bingar, minuman alkohol. Walau rumah itu besar tapi sepi sepertinya kedua orang tuanya lagi pada pergi sehingga bebas melakukan pesta secara bebas. Banyak berpasangan dengan asyiknya berdansa dan berpelukan bahkan berciunan,
Amanda terkejut dengan suasana pesta seperti itu, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa hanya diam, sementara Arman hanya tersenyum.
"Hallo, disini gue melaporkan lagi ! gini ne kelihatannya gebetan elu mau melakukan sesuatu sama tuh anak ne ! iya pesta si Sandi kan gitu ! oh oke deh !" Maman menutup hp nya.
Arman kemudian meminta Amanda duduk, sementara ia mengambil minuman. Arman mengambil sesuatu dari saku celananya dan memasukannya kedalam minuman gelas. aksi itu di ketahui oleh Maman dan diam-diam menukarnya dengan gelas lain dan gelas Arman ditambah sesuatu darinya. Arman tidak curiga kemudian membawa dua gelas itu kepada Amanda, dia bertanya minuman apa ini karena belum pernah minum alkohol.
"Hanya sirup ko sayang !" Arman tersenyum. Dan Amanda mencobanya begitu pun Arman, dalam hatinya ia sangat senang karena gadis yang diidamkannya kena perangkap.
Sementara lelaki gemuk yang melihat tak jauh tersenyum, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dan memalingkan wajahnya.
"Bagaimana ?" tanya perempuan itu.
"Beres ne ! gue udah masukin sesuatu keminumannya, tinggal tunggu reaksinya !" jawab Maman.
"Kamu hebat Mince !" ujar perempuan itu memuji, Maman hanya tersenyum.
Tak lama Amanda merasa ngantuk berat dan tertidur, Arman tersenyum tapi dia kaget karena dia pun sama mengantuknya dan kemudian tertidur. Singkat cerita Amanda terbangun ketika melihat sekeliling dia terkejut berada dalam kamar sontak ia meraba tubuhnya, ia bersyukur tidak terjadi apa-apa pada dirinya hanya kemana Arman ? dia bangun dan membuka pintu kamar ternyata sudah sepi ia tak tahu jam berapa sekarang.
Ketika melewati sebuah kamat dia terkejut melihat sesuatu yang baru kali ini dilihat bukan itu saja ia melihat Arman sedang melakukan hubangan sex bukan hanya satu cewek tapi dua sekaligus. Ia merasa jijik dan sekarang ia tahu siapa Arman itu sebenarnya.
Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat ini, untung saja hatinya biasa saja tidak sakit melihat hal itu, sesampai di jalan depan rumah itu terlihat sepi tidak terlihat siapa pun apalagi kendaraan. Amanda memutuskan untuk pergi ke depan mudah-mudahan ada taksi lewat.
Ketika hendak sampai di depan jalan ia mendengar suara motor di belakangnya. motor awalnya lewat tapi kemudian berhenti dan mundur, Amanda waspada mungkin saja itu orang jahat. Lelaki itu membuka helmnya setelah dia berada di samping Amanda dan menatapnya terkejut.
"Kamu ngapain malam-malam gini sendirian disini ?" tanya lelaki itu, Amanda hanya menunduk dan tahu siapa dia. Lelaki itu menghela nafas. Dan memberikan helmnya pada Amanda, agak sedikit ragu ia mengambilnya.
"Mana pacarmu ?" Ia melihat ke kanan ke kiri mungkin saja Arman di situ. Tapi Amanda hanya diam tidak memberitahu apa yang terjadi.
"Ya sudah, aku antar kamu pulang ! ayo naik !" Amanda hanya diam.
"Engga usah takut aku tidak akan menculik mu !" ujar lelaki itu sambil tersenyum, muka Amanda langsung memerah. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk naik motor lelaki itu dengan terpaksa karena ia mengenalnya padahal baru beberapa kali bertemu.
"Maju sedikit dan peluk aku ! agar tidak jatuh !" Amanda masih terdiam.
"Pakai Helm mu !" perintahnya dan dia menurut setelah itu tanpa di duga lelaki itu menarik tangannya ke pinggangnya.
"Nah gitu, penggang yang erat !" Setelah itu motor pun melaju, Amanda terkejut dan memeluk lelaki itu, ini pertama kalinya naik motor.
Angin menerbangkan sebagian rambutnya dan juga roknya, ia memejamkan matanya karena takut, kepalanya tanpa sadar menyender ke punggung lelaki itu. ada debaran aneh yang di rasakan di hatinya dan merasa nyaman.
"Oh iya, rumahmu di mana ?" teriak lelaki itu ternyata Andrian. "Hei, kamu tidur?" tanyanya karena tak ada jawab. Amanda terkejut.
"Engga, di jalan Elang !" jawabnya dengan malu serta mulai membuka matanya dan melihat jalanan, angin menerpa wajahnya walau menggunakan helm.
"Apa !" teriak Andrian tidak mendengar jawaban Amanda.
"Di jalan Elang !!" teriak Amanda kesal.
"Oh, kirain jalan Perang ! ha ... ha !" Andrian tertawa. Amanda pun tersenyum.
Akhirnya mereka pun sampai, di depan rumah Amanda. Dan dia pun turun dari motor.
"Ini rumahmu ?" tanya Andrian melihat rumah Amanda yang cukup besar.
"Terima kasih ya !" jawab Amanda sambil mengangguk.
"Ehem !" terdengar suara deheman yang mengejutkan keduanya dan menoleh. Amanda terkejut melihat kedua orang tuanya sedang berdiri di depan pintu.
"Siapa ? ortu mu ?" tanya Andrian, Amanda terdiam dia tak menyangka mereka sudah pulang dan memergoki mereka,
"Malam om, tante !" Andrian turun dan bersalaman dengan mereka. Sementara Amanda hanya mematung.
"Kamu siapa ?" tanya kedua orang tua Amanda terutama mamanya.
"Anu tante, teman kuliah !" Andrian masih bersikap sopan. Mama Amanda menatap Andrian dari ujung rambut sampai kaki.
"Amanda masuk !" mama nya memberi perintah, Amanda melirik Andrian dan masuk ke dalam termasuk mamanya kecuali papanya. Andrian mengerti.
"Om saya permisi pulang !" Andrian membungkuk dan pergi. Papanya Amanda hanya mengangguk. Dan terdengar suara motor beranjak pergi.
---------
Di dalam rumah Amanda sedang di sidang oleh papa dan mamanya, kedua orang tuanya tidak percaya, walau pasti akan terjadi tapi tidak secepat ini.
"Dia pacar mu ?" tanya mama menyelidik. Amanda hanya menunduk.
"bukan hanya teman saja !" jawab Amanda.
"Bohong !" tungkas mamanya tidak percaya. "kamu tahu Amanda walau mama tidak ada, tapi mama tahu kegiatanmu sehari-hari ! akhir-akhir ini kamu sering pulang sore atau malam ! kamu di ajak Mira lagi ?" Amanda terkejut dia tidak ingin mamanya tahu tentang Arman yang telah menipunya.
"Engga kok ma !" jawab Amanda.
"Mah, kayaknya papa kenal dengan anak itu ?" ujar papanya memotong pembicaraan istrinya.
"Oh ya ?"
"Dia anak Susan dan pak Subarjo yang waktu kita rumahnya itu loh !" jelas papanya.
"Maksudnya Andrian ?" tanya mamanya menyakinkan.
"Kamu kenal dia ? Amanda ?" tanya mamanya, muka Amanda memerah ingat peristiwa di pesta itu, dia mengangguk.
"Dia teman sekampus mah !" jawab Amanda pelan,
"Satu lagi, dari mana kamu tengah malam gini baru pulang ? di antar dia lagi ?" mamanya bertanya lagi.
"Anu mah tadi teman ulang tahun jadi pulangnya agak malam !" jawab Amanda berbohong. Mama dan papa menatap Amanda.
"Ya sudah, kamu istirahat sana !" ujar mamanya kemudian dan Amanda pun berdiri dan pergi ke kamar.
Di kamar dia merasa lega karena selamat dari Arman yang telah melakukan hal buruk padanya. Amanda terdiam dia teringat obrolannya dengan Melisa dia tak percaya kalau Andrian menyukainya, kenapa lelaki sepertinya menyukainya. Jangan melihat dari penampilan tapi hatinya. muka Amanda memerah !
Bersambung ...