Dokter Chan menganggukkan kepalanya kemudian mengantar Dean dan Marey sampai ke depan pintu ruang kerjanya.
Dengan tersenyum sedih Dean masuk kedalam mobilnya diikuti Marey.
"Apa kamu jadi pergi ke kantor Marey?" tanya Dean dalam perjalanan pulang.
Marey menganggukkan kepalanya. Dengan sabar Marey menggenggam tangan Dean dengan penuh kelembutan.
"Kamu yang sabar ya Dean, hasil yang yang kita ketahui hari ini jangan membuatmu putus asa. Kita tidak boleh putus asa hanya karena hal ini. Kita menikah baru satu bulan masih banyak pernikahan yang sudah beberapa tahun tapi belum juga mempunyai anak." ucap Marey memberi pandangan pada Dean.
Dean menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.
"Kamu tenang saja Marey, aku tidak apa-apa. Kita tidak perlu bersedih akan hal ini, seperti katamu kita harus tetap berusaha bukan?" ucap Dean tidak ingin membuat Marey cemas akan ketakutannya.