Setelah selesai mandi bersama Dean keluar lebih dulu dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dan duduk di tempat tidur.
Sambil mengeringkan rambutnya Dean memikirkan tentang apa yang diinginkan Marey.
Dean menghela nafas panjang, tidak tahu apa yang harus di lakukannya.
"Bagaimana aku bisa memenuhi keinginan Marey, agar bisa hamil? kondisiku sangat tidak baik, apalagi untuk dua bulan ke depan. Bagaimana kalau dalam dua bulan Marey tidak juga hamil? apa yang harus aku lakukan untuk bisa membahagiakan Marey. Pasti dia akan sedih kalau belum juga hamil." ucap Dean dalam hati sambil mengusap wajahnya dengan perasaan sedih.
"Dean." panggil Marey keluar dari kamar mandi.
"Ya Marey, ada apa?" tanya Dean mengangkat wajahnya menatap Marey yang sedang kesulitan memasang resleting pakaiannya.
"Aku tidak bisa menarik resleting pakaianku. Bisakah kamu membantuku Dean?" ucap Marey mendekati Dean agar bisa membantunya.