"Aku pergi dulu sayang." ucap Marey dengan tatapan penuh kemudian meninggalkan Dean dan pergi ke ruang pribadi Dokter Chan yang sudah menunggunya.
Tiba di ruang Dokter Chan ternyata Jeny sudah menunggunya dengan sebuah senyuman.
"Aku sangat terkejut saat mendapat panggilan dari Dokter Chan kalau Nona Marey ingin latihan terapi malam ini." ucap Jeny dengan tersenyum mendekati Marey.
"Dean masih koma, aku harus mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk latihan. Aku ingin di saat Dean sadar aku sudah bisa berjalan." ucap Marey sambil beberapa kali menghela nafas panjang.
"Apa yang Nona Marey pikirkan sangatlah benar setidaknya di saat Tuan Dean sadar Nona Marey sudah bisa berjalan lagi." ucap Jeny sambil mengeluarkan salep untuk pendingin tulang lutut Marey.
"Apa terapinya bisa kita mulai Dokter Jeny." ucap Marey sambil menegakkan punggungnya dengan wajah serius.