Chereads / 2 Demon Child / Chapter 18 - Bab 18. Masuk ke dalam dunia lain, part 3

Chapter 18 - Bab 18. Masuk ke dalam dunia lain, part 3

Sungguh membuatnya terkejut kala tiba-tiba mahluk mengerikan itu berdiri tepat di belakangnya, menjadikannya teriak keras, berujung tidak sadarkan diri.

__

Siang telah berganti malam, suara bising jangkrik dan binatang malam saling bersahutan membuatnya lekas membuka kedua matanya. Dilihatnya atap dinding terbuat dari batu serta tampak remang akibat kurangnya penerangan.

Tampak sorot terang dari arah samping tidak jauh darinya, kobaran api unggun kecil yang di buat oleh seseorang, namun ia belum menyadarinya lantaran belum sempurna ia sadarkan diri. Maka, lekas beranjak bangun dari tempat ia terbaring dari sebuah batu berukir indah bak sebuah tempat tidur nan berbantal kayu balok.

Perlahan namun pasti, ia duduk dalam mata yang masih terpejam nan perlahan membuka matanya untuk memastikan dimanakah ia saat ini berada.

'Oh Tuhan' Batinnya terkejut nan bimbang kala menyadari posisi kini seperti bak didalam sebuah Goa.

Ia masih memegangi kepala dengan kedua tangannya lantaran pusing sangat dirasakannya, begitu menoleh ke arah sumber api unggun kecil itu, lekas melotot kala mendapati seorang pemuda sedang jongkok sembari mengatur nyala api unggun kecil itu.

Awalnya berkesimpulan buruk, dipikirnya pemuda itu berbuat senonoh kepadanya. Maka, lekas melihat bagian tubuhnya sendiri, begitu tidak mendapati keganjilan apapun dalam tubuhnya, perlahan ia beranjak berdiri dari ranjang batu itu.

"Permisi ... maaf" Lirihnya melangkah mendekat ke arah pemuda itu yang belum tampak seperti apa parasnya.

Lantas, mendengar suara gadis mengucapkan kalimat tersebut, perlahan pemuda itu berdiri nan menoleh ke arahnya.

Sontak Lavina tertegun bak patung lantaran kagum yang tiada terkira begitu melihat paras pemuda yang berdiri tak jauh darinya itu, lantaran berparas sangat gagah dan tampan dimulai dari berbadan tinggi, dada bidang rambut panjang hitam legam nan berpenampilan bak seorang pangeran kerajaan lengkap dengan jubah hitam yang dia kenakan.

'Oh Tuhan, Mimpi atau tidakkah aku saat ini .. Kenapa dia tampan sekali ...' Batin Lavina berkata lantaran terpesona akan ketampanan pemuda itu, yang mana ia samasekali tidak pernah melihat pemuda berparas setampan ini di kehidupan nyata serta bisa ia lihat hanya didalam cerita fiksi maupun film fantasi saja.

Lantas pemuda itu tersenyum kepadanya, yang mana membuat Lavina semakin terpesona.

"Anda sudah bangun, apa anda baik-baik saja?" Pemuda itu tiba-tiba berkata demikian, namun tidak memecah lamunan Lavina yang masih terpesona akan parasnya si pemuda itu.

Tiada jawaban dari si gadis, maka pemuda itu mendekatinya serta langsung meraih tangannya. Sontak Lavina melotot hingga belah bibir tiada bisa terbuka, bahkan degub jantung kian semakin kencang di buatnya.

"Anda pasti kedinginan, mari hangatkanlah" Ucap pemuda itu semasih meraih tangan Lavina lekas membawanya mendekati api unggun kecil itu.

"Em ..." Lavina sangatlah sangatlah terpesona hingga membuat tubuhnya mematung nan menurut begitu saja.

__

Semula tiada percakapan diantara mereka saat Lavina sudah duduk di atas kayu tepat di depan api unggun kecil itu, namun ... Perlahan Lavina teringat kejadian tadi siang kala dirinya hendak dibawa ke suatu tempat oleh para warga, tapi nahas mereka semua sirna oleh mahluk mengerikan yang menghadang di jalan itu.

"Em ... Maaf sebelumnya, Ka--kamu si--siapa ya? Dan ... ini di mana?" Tanya-nya terbata, lantaran keraguan akan suatu hal tumbuh dalam pikiran.

"Nama Saya Ang Pinakamalakas, Ini didalam sebuah goa perbatasan antara kaharian ang demonyo dan Maunlad." Jawab si pemuda.

"What! Demonyo?" Lavina terkejut nan melotot hingga reflek mengucapkan kalimat tersebut dalam nada yang cukup tinggi. Sebabnya nama 'Demonyo' tersebut mengingatkannya lagi sewaktu di bawa oleh para warga.

Sementara si pemuda itu tiada berpaling memandangnya lantas akhirnya dia pun berkata nan sedikit tersenyum. "Iya, Kenapa Anda terlihat terkejut?"

"Ah, ti--tidak apa-apa," Lavina mengalihkan topik sembari mengusap-usap kedua tangannya sendiri di depan api unggun kecil itu, lantaran ia memang kedinginan, serta tidak ingin membahas sesuatu yang ganjil baginya.

Semasih Lavina mengusapkan kedua telapak tangan didepan api itu, sesekali ia menoleh ke arah pemuda tersebut untuk memperhatikan keseluruhan fisiknya, di mulai dari tangan sampai ke wajah. Lantaran Lavina teringat sebelum pingsan tadi siang ia mendapati mahluk mengerikan tepat berdiri di belakang dia dibalik pohon besar tempatnya bersembunyi.

Ya, tentunya ia curiga terhadap pemuda itu lantaran segala yang terjadi sangatlah ganjil baginya, yang mana kini tiba-tiba ia berada didalam sebuah Goa bersama dia.

Tapi ... rasa curiga Lavina perlahan sirna lantaran pemuda itu benar-benar tampak manusia seperti dirinya, bahkan sangatlah mempesona.

Sementara pemuda itu tiba-tiba tersenyum saat kebetulan dia melihat ke arahnya. Maka, lekas ia mengucapkan sebuah kalimat lantaran sudah mengetahui apa yang sedang Lavina pikirkan saat ini.

"Saya tahu apa yang anda pikirkan, maka akan saya katakan. Saya adalah mahluk iblis." Sembari mengorek-ngorek api dengan ranting kayu, memperhatikan ekspresi si gadis itu.

"What .. Kamu iblis? Hahaha" Lavina tertawa-tawa yang mana semua itu membuat si pemuda terheran.

"???"