Chereads / 2 Demon Child / Chapter 14 - Bab 14

Chapter 14 - Bab 14

Begitupun dengan pekerja itu tak lain dialah Elga.

Semula Fokus layaknya menghadapi pelanggan, kini menjadi salah tingkah kala mengetahui tamu restoran tersebut seorang gadis yang baru dikenalinya tadi. Meski salah tingkah melihat Lavina disana, ia mampu bersikap profesional sebagaimana mestinya seorang pelayan. Lantas usai mencatat pesanan mereka, lekas hengkang hendak melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Permisi ... Mohon tunggu sebentar ya Tuan, Nyonya ā€¦" Pamitnya, di sambut senyum hangat oleh keluarga ini lantaran keluarga ini memang tipikal ramah tidak pandang bulu. Setelah Elga pergi, Lavina kembali melihat telephone genggamnya.

"Vin, kamu jangan keseringan mainan handphone terus. Handphone itu bisa membuat kecanduan pemakainya dan menjadikan malas, paham kamu?" Celetuk Andreas.

"Iya Nak, benar kata papamu. Kurangi mainan handphone, karna handphone bisa mengganggu konsentrasimu belajar." Sambung Almira ikut andil dalam berbicara.

'Dih siapa juga yang mainan hp terus sih, bawel!' Batinnya bergumam akan kesal yang dirasakannya.

"Iya Pa, Tan. Vina ngerti. Ini ... Vina hanya lagi balas chat dari teman-teman Vina aja Pa, Penting." Jelasnya lantas kembali mengusap layar telephonenya lagi.

"Memang sepenting apa chat dari temanmu itu Vin, bisa saja nanti kamu balas di rumah, bukan?" Sambung Airha.

"Ini loh Ma ... Vina lagi ngomongin acara sekolah yang akan diadakan waktu dekat ini." Jawabnya, lantas menaruh telephone genggamnya di atas meja.

"Acara apa itu, Vin?" Tanya Almira.

"Kemah, Tan." Jawabnya menoleh.

"Wah, Mau ada acara kemah rupanya, dimana lokasi tempatmu berkemah nantinya Vin?" Tanya Tristan.

"Tentang itu ... Vina juga kurang tau Om, besok kakak senior yang akan memberitahukannya." Jawabnya lantas perbincangan terhenti sejenak kala pesanan mereka sudah selesai.

___

"Silakan Tuan, Nyonya ..." Ucap pelayan tersebut masih orang yang sama (Elga) sembari meletakkan sajian di atas meja itu, ia tampak gerogi kala saling tatap pandang dengan Lavina. Meski Elga tampak gerogi tidak membuat pekerjaannya kacau.

"Terimakasih, Bang" Jawab mereka senyum hangat. Lantas usai menaruh sajian tersebut lekas ia hengkang hendak melanjutkan kembali aktifitasnya.

Merekapun lanjut santap malam bersama-sama sembari berbincang seperti biasanya. Sementara Lavina sendiri hanya mainan sendok garpu ke salad buah di mangkuknya lantaran sesungguhnya ia masih sangat kenyang akibat double makan siang yakni makan bersama Elga sewaktu pulang sekolah maupun saat sudah di rumah.

Akan tetapi mereka (Orangtua) tidak menyadarinya lantaran sedang asik berbincang-bincang.

***

#Tentang Elga

Teruntuk Elga yang usianya masih sangat muda sudah bekerja, semua disebabkan oleh kurangnya ekonomi keluarga, Dirinya hanya hidup dengan orangtua tunggal. (Ibu) sejak balita.

Sang ayah telah meninggalkan ibunya (cerai) lantaran kesetiaan cinta yang tidak kokoh hingga dia tega menyeraikan ibunya lantas menikah lagi dengan seorang janda muda sewaktu Elga masih berusia 2 tahun.

Sementara untuk Sang ibu-nya Elga, tidak ingin menikah lagi lantaran trauma mendalam hingga dia hidup menjanda nan membesarkan Elga seorang diri. Mata pencaharian hanya sebatas berjualan kue dan makanan cepat saji lainnya, sementara Elga bekerja paruh waktu pada restoran tersebut untuk uang jajan nan sisanya untuk membantu sang ibu.

Elga bekerja pada restoran tersebut mulai pukul 18:30 Pm sampai dengan pukul 22:00 pm. Pemilik restoran itu memiliki toleransi tinggi terhadap Elga lantaran mengerti tentang status Elga yang masih pelajar.

Jarak tempuh antara rumah Elga dengan restoran tersebut tidak begitu jauh, yakni kurang lebih 2 km. Sementara jarak rumah Elga dengan perumahan tempat tinggal Lavina jua tidak begitu jauh, yakni hanya sekitar kurang lebih 3,5 Km.

___

Next