Berlari amat kencang cenderung tergesa-gesa lantaran kejadian ganjil semacam ini untuk pertama kali dalam hidupnya, hingga ia langsung keluar dari lingkungan sekolah, kini sampai di bawah pohon rindang yang terletak di luar sekolahan.
Sejenak berhenti, menghela napas dalam-dalam mencoba redamkan kegundah yang tengah menerjang pikiran.
"Huff ... huff ... huf ..."
Tak lama kemudian melihat layar dari telepon genggam di tangan, lekas menghubungi seseorang.
"Aih, kemana pula kau pak, tidak bisa pula nomormu di hubungi" Gumamnya berbicara sendiri kala sopir pribadi tak bisa dihubungi hingga berkali-kali.
Rasa gundah masih membelenggu jiwa, lekas melangkah kesana dan kemari seorang diri. Sekilas terpikir hendak menghubungi orangtuanya tetapi apalah daya kedua orang tuanya sangat sibuk bekerja, terlebih lagi pada waktu siang seperti sekarang ini. Maka ia hanya terdiam dalam keresahan.
___
Pada sisi lain
Kurang lebih berjarak 50 meter dari lokasi Lavina berteduh dibawah pohon itu terdapat sebuah warung kopi yang terletak di pinggir jalan.
Pada warung tersebut memang biasa di singgahi oleh para siswa dari sekolahan itu, hanya sebatas duduk-duduk bersama-sama sembari menyantap beberapa makanan ringan berupa gorengan dan minuman dingin seperti es teh dan lain sebagainya.
Kebetulan saat ini pada warung tersebut ada salahsatu siswa bernama lengkap Elga Zachary biasa di panggil Elga/El siswa dari kelas 9 B sedang duduk-duduk sembari berbincang bersama para teman sekelompoknya diantaranya Rico, Leon, Farel dan Albert. Teman-teman dia Mayoritas dari kelas yang sama tetapi beberapa diantaranya ada siswa yang beda kelas darinya salahsatunya ialah Albert yakni dari kelas 9 A (teman-nya Rio)
Disaat para teman-temannya tengah asik saling berbincang, lekas salahsatu diantara mereka menyadari kala Elga tidak menyambung saat diajak berbincang lantaran perhatian tengah ke arah sebrang.
"Wei, Elga! Loe kagak nyambung bet dah diajak ngomong, lagi liatin apaan si" Tanya salahsatu diantara mereka yakni Rico sembari menggigit gorengan. Lekas sedikit menimpuk pundaknya.
Plek!
Elga terkejut, tetapi hanya sebatas menoleh sejenak lekas melihat lagi ke arah tadi tak lain ke arah Lavina. Melihat perhatian Elga tertuju pada satu arah tanpa menjawab kalimat apapun, lekas seluruh teman-temannya pun menoleh jua ke arah yang Elga lihat.
"Acieh ā¦. tampaknya si garong sedang mengincar mangsa nih ..." Ledek Rico menyadari Elga tengah memperhatikan seorang siswi.
"Garong pala loe, kampret!" Umpat Elga sembari menimpuk kepalanya.
Plak!
"Awh, sakit nyet! lagian serius amat loe. Kuy samper lah." Lanjut Rico cengegesan seraya melirik kearah teman lain.
"Cih, emangnya siapa cewek itu ya, kek gelisah sendirian disana" Lanjut Elga tak lepas memandangnya.
"Kalau gak salah nama dia Lavina dari kelas A deh," Jawab Leon. Lekas disusul oleh Albert selaku satu kelas dengan Lavina. "Yap, dia si Vina teman satu kelas sama gua" Ucapnya.
"Eh, tunggu bentar bro, kalau gak salah lihat itu kan ... cewek yang tadi siang gua lihat mau berantem sama cowok di taman," Sambung Farel.
"What! Mau berantem ma cowok?" Jawab Rico dan Leon serempak. "Iya, mau berantem tapi cuma adu mulut doang, kagak main bogem-bogeman semacam adegan film wonder-woman, haha" Lanjut Farel membuat gelak tawa.
"Hahaha wonder woman, Anjir"
Albert terdiam lantaran kejadian tadi dia memang berada disana bersama Rio.
___
Semasih mereka saling berbincang mengenai hal tersebut, Elga sendiri sudah bergegas hendak melangkah menuju Lavina.