Chereads / 2 Demon Child / Chapter 6 - Bab 6

Chapter 6 - Bab 6

"Woi Elga, haga dipa woi!" Seru Rico lekas kena timpuk dari teman-teman.

Plak! Plak!

"Berisik loe Njer! Peka' dikit napa," celetuk Albert.

"Apaan si, sakit pala gua kunyuk, maen timpuk-timpuk loe, Sue!" Rico mendengus seraya mengusap-usap kepalanya.

"Noh lihat Noh, kode oi kode, pe'ak!" Albert memberikan sebuah kode dengan mengangkat kedua alis seraya melirik ke arah Lavina dalam artian menunjukkan bahwa Elga tengah mendekati siswi itu.

"Oohh ..." Rico menggangguk-anggukan kepalanya tampak bodoh saat dia sudah mengerti maksudnya.

___

Disisi Elga sendiri kini sampai didekat Lavina, sementara posisi Lavina masih berjalan mondar-mandir kepala menunduk ke arah bawah, lantas saat tengah berbalik arah, nyaris menabrak Elga yang sudah berdiri tegap dibelakangnya.

Suut!

"Oit, ot, Astaga ... maaf kak" Lavina lekas mundur satu langkah nan menunduk tampak malu.

"Kamu sedang apa sendirian disini? Kok belum pulang?" Tanya Elga secara to the poin.

"Em ... anu, aku sedang menunggu sopir menjemputku" Lavina tampak malu.

Secara tiba-tiba, Elga mengulurkan tangan mengajaknya kenalan. "Oh iya, Aku Elga dari kelas B," Senyuman khas merekah dari bibirnya.

Lantas si Lavina jua mengulurkan tangan, "Aku Lavina kak, dari kelas A" Jawabnya lantas melepaskan kembali tangannya, saling tersimpuh malu.

Elga menoleh kesana dan kemari alih-alih untuk mencari keberadaan mobil yang mungkin saja terlihat dari arah kejauhan.

"Em ... btw apa kamu sudah menghubunginya?" Tanya-nya, lantas saat Lavina hendak menjawab, langsung terhenti kala handphone di tangannya berbunyi.

Tring ... tring ...

"Emh ... tunggu sebentar ya kak," Pamit-nya menjauh sejenak hendak mengangkat panggilan telephone tersebut.

"Halo, siapa ini?" Tanya-nya begitu mengangkat panggilan tanpa nama.

"Siang Non Lavin, ini pak Anton. Maaf Non saya belum sampai disana, ada kendala di jalan, Non." Jawab seorang yang menelpon itu, tak lain sopir pribadi penjemputnya yang dikenal dengan nama Anton.

"Halah, Macam mana pula Pak, jikapun tak bisa jemput tepat waktu harusnya segera kabari aku dulu, kan bisa saya pulang naik taksi gak nunggu lama begini, huh!" Jawab Lavina tampak kesal.

"Maaf Non, batrai hape saya hamil, jadi sering mati sendiri" jawabnya.

"Halah, ada-ada saja batrenya hamil, makanya jangan telat di cabut pak biar gak bablas hamil" Canda Lavina disela-sela rasa kesalnya. Karena sejatinya ia memang tipikal gadis yang humoris.

"Walah-walah, iya Non. Apa sekarang ini non Lavin masih menunggu disana?" Tanya pak Anton.

"Iya saya Masih disini, emang posisi bapak dimana sekarang?" Tanya balik Lavina.

"Saya masih di bengkel Non" Jawab sang sopir. "Yasudah selesaikanlah, biar aku pulang naik taksi aja deh" pungkas Lavina.

"Sekali lagi maafkan saya Non" Jawab sang Sopir, Lavina sudah tak mendengarnya lantaran handphone sudah ia jauhkan dari telinganya lekas ia matikan.

Bip!

Usai berbincang-bincang melalui telepon tadi, ia kembali melangkah mendekat Elga yang masih berdiri menunggunya disana.

"Em, aku mau pulang dulu ya kak" Pamitnya.

"Loh, memangnya dimana sopirmu menunggumu? Sepertinya dia belum datang," Jawab Elga sembari menoleh kanan dan kiri.

"Oh, tidak ada si. Aku pulang naik taksi, kak." Jawabnya.

"Eh, lebik baik anu ... kamu tunggu disini jangan pergi dulu" Jawab Elga lantas berlari meninggalkan Lavina sejenak disana. "Kamu jangan kemana-mana ya ... tunggu disitu sebentar ya!?" Teriaknya meyakinkan Lavina supaya mau menunggunya.

Sementara Lavina sendiri bingung lantaran ia tidak mengerti maksud Elga. Tetapi ia menurutinya untuk tetap berdiri disana, menunggunya.