Ingin banget aku ngomong 'kenapa si kunyuk Lazarus dibawa-bawa?' eh ... dia malah gak kasih kesempatan buat aku ngomong, sial!
Dia menatap tajam mataku, sambil sesekali menoleh ke arah teman-temannya. Lalu dia mendekat, Dan ....
Apa!
Lagi-lagi dia mau meraih bagian dadaku.
"Emmphh! Emmphh!" Aku meronta, Sumpah aku takut bagian gundukan palsuku ketahuan. Lagian kenapa sih dia begini mulu, apa maksudnya coba?
Akhirnya, aku lepaskan paksa si Rissa yang sedang membekap mulutku, sampai dia mundur hampir terjatuh mungkin, aku gak perhatikan dia. Saat yang bersamaan si Visca langsung mendekat seakan gak mau gagal atau gimana aku gak tau.
Tangan dia mengulur ke bagian dadaku, tentunya pertama-tama aku tangkis dong?
Plak!
"Apa yang kamu lakukan sih Vis, Aneh deh" Kataku memasang muka sayur asem yang di kasih sambel terasi, sedep lah pokoknya.
Dia mendekat, mengulur tanganya lagi, matanya melotot sambil bilang "Gak usah bawel loe, liat aja nanti setelah ini, loe masih bisa kecentilan apa enggak, hahaha"
Bajigur, dia cengegesan sambil terus mencengkram bagian kerahku. Tapi lama-lama aku kok kesel sama tingkah aneh dia. Akhirnya aku cengkram kedua tangan dia, kemudian aku tarik dia mendekat padaku.
Tarikanku terbilang kasar seumpama jet Bus mungkin. Kemudian Tangan kiriku mengulur ke bagian pundaknya merekatkan bagian wajahnya ke wajahku.
Lalu ...
Seeep!
Entah apa yang merasukiku saat itu, aku kayak kehilangan kendali, akibat kesal banget mungkin ya? entah kenapa otak ini malah traveling ke Video yang pernah aku tonton.
Yap! Video apa lagi kalau bukan Video ciuman? Haha.
Aku mau mencobanya mumpung ada kesempatan! Aku langsung melumat bibir dia dengan rakus, Buseett .....! Demi Apa! saat bibirku menyentuh bibir dia sensasinya uwuuu.
"Emmphh" Dia meronta, hingga ciuman tadi sangat singkat, dia melepaskannya lagi.
"Viona!" Dia melotot keliatan kaget banget sambil mau lepaskan tangannya yang masihku cengkram.
Entah, aku tak pedulikan dia melotot malah yang kupikirkan saat itu aku ingin rasakan bibir dia lagi, kemudian aku memutar balik tubuhku sambil menarik tubuhnya hingga sekarang dia yang bersandar di dinding, kedua tangannya aku cengkram ke dinding sejajar wajahnya, Aku udah gak memikirkan apa-apa selain mendapatkan bibir dia.
Aku langsung merekatkan jarak wajahku untuk melumat lagi bibir dia. Mungkin terbilang kasar atau bagaimana saat menciumnya mataku melirik, dia sempat memejam.
Pertama-tama aku rasakan bibir dia mingkem aja alias nolak, lalu aku mulai memainkan lidahku di bibir sexy dia.
Dan apa yang terjadi ...?
Dia sempat membuka rekatan bibirnya, langsung tuh aku isep lembut bibirnya bagian bawah.
Demi Dewa!
Dia membalas Coy, melumat bibir bagian atasku. Saat kami bersama-sama sedang melayang-layang dalam ciuman yang berdurasi hanya sekian detik doang, tiba-tiba telinga kami mendengar suara.
"Viona, Visca, Kalian ...?"
Tentu kami langsung membuka kedua mata, melepaskan bibir dan menoleh.
MAMPUS!
Aku baru ingat, aku kan sekarang jadi cewek!
Cengkraman tanganku merenggang, Visca langsung melepaskannya kemudian mendorong tubuhku, tangan dia melayang di udara, mendarat kuat di pipiku.
Plak!
Aw, pipiku panas Coy!
"Apa-apaan Loe Vio!" Dia teriak seakan tak terima apa yang barusaja terjadi.
"Vio, loe cewek Koleb?" Imbuh Rissa dan teman-teman lainnya mendekat padaku.
"Menjijikan!" Visca bener-bener keliatan muram.
Sementara aku sendiri bengong sambil memegangi pipiku. Karena aku bener-bener gak nyadar wajahku ini cewek. Sial! Dan juga maksudnya koleb itu apaan Coba? aku beneran gak ngerti.
"Woi Jawab Vio, loe beneran Koleb?" Ulang teman-teman lain belum mendapat jawaban dariku.
"Em ...." kayak ada jarum jam yang sedang memutar di kepalaku dan juga kayak ada bom bardir didalam jantungku.
DAG! DiG! DUG!
Alamak, aku harus gimana ini?