Saat baru aja pulang sekolah, aku lihat suasana rumah kontrakanku sepi seperti biasa. Kedua orangtuaku kerja masing-masing. Aku gak begitu paham dan gak ngurusin pula pekerjaan apa yang orangtuaku lakukan. Tapi yang pasti saat jam-jam ini mereka gak ada di rumah.
Sesudah masuk kamar, Aku lempar tas penampung buku-ku di kasur kemudian ku susul merebahkan badanku di kasur juga.
"Huufff!"
Ku hela napas perlahan, rasanya lelah dan linu disekitar tanganku. Aku pandangi tanganku itu sambil ngebayangin yang terjadi tadi di sekolah.
Bayangin Apa lagi kalau bukan habis nyium Visca? Hahaha. Upss
Ku sentuh bibirku sendiri sambil tersenyum-senyum kayak orang gak waras. Kemudian aku bangun lagi, melangkah ke arah cermin besar di sisi ruang kamarku.
Aku pandangi tubuh beserta wajahku, tiba-tiba rasa muak kembali menerpa pikiranku. Aku akui Cantik sih Cantik wajah di cermin itu, mungkin kalau saudari kembarku masih hidup muka dia kayak di kaca cermin itu,
Tapi ... Sial, Itu muka-ku sendiri!
"Kenapa aku harus jadi cewek sih!" Gumamku, entah rasanya aku mulai gelisah, aku keluar kamar sebentar sambil menoleh-noleh, ibuku kayaknya masih belum pulang kerja, tiba-tiba aku punya suatu rencana, yang membuatku senang ibuku belum pulang.
Aku petik jari setinggi bahu "Aha"
lalu aku sengaja masuk kedalam kamar ibu dan ayahku. Sampai disana mataku tertuju hanya ke arah satu tempat. Yaitu lemari pakaian. Perlahan aku bongkar-bongkar pakaian punya ayah, tak lupa aku membongkarnya pelan-pelan biar gak keliatan kayak di obok-obok maling.
"Aha, Yosh!" Aku menemukan pakaian lelaki yang aku sukai saat ayah pakai itu. Lalu aku kembali kedalam kamarku, melucuti pakaian dan menggantinya dengan pakaian milik ayahku.
Selesai, aku menghadap ke arah cermin besar. Siaaal! Benda gundukan di dada lupa belum aku Lepasin dulu! pantesan daritadi payah banget saat sampai di dada!
Cepat-cepat aku lepasin dan memakai lagi sampai sempurna, tak lupa aku gulung rambut panjangku. Setelah itu barulah aku menatap diriku sendiri di kaca cermin.
Dan ...
Alamak, Demi apa! Itu beneran muka asliku kah? Sumpah, aku beneran tercengang karena selama ini aku emang gak pernah nyoba-nyoba beginian. Kebetulan pakaian ayah yang aku ambil ini pakaian yang udah dulu banget, jadi pas di badanku, kecuali celananya agak longgaran dikit sih.
Aku pernah liat muka-muka yang kulihat di cermin alias muka-ku asli tuh ... kayak foto-foto koleksi di galeri hape si Mikha.
Yap!
Kalo gak salah ingat, si Mikha bilang Foto itu artis korea dan cina, demi apa? ini mataku yang sliwer apa emang beneran ini aslinya aku?
Ngomongin si Mikha kok aku jadi kepikiran dia ya? tuh anak sakit kah? tadi kok bolos sekolah? sebaiknya nanti aku pergi kesana deh.
Pikiranku tentang Mikha langsung berlalu saat ku pandangi muka asliku lagi di kaca cermin. Aku liatin bagian lengan kanan dan kiriku. Sial! Selama ini aku jadi cewek jadinya gak berotot! apa emang masa ototku belum terbentuk karna aku masih kecil ya? Entahlah.
Lalu aku mendekatkan wajah ke cermin, usap-usap bagian dagu dan sekitar mulutku.
"Kok kumisku gak tumbuh ya, apa karna aku belum cukup umur?"
Ah, apa pula yang ku pikirkan, ngeri pula kalau punya kumis! Ngebayangin aja udah bikin begidik merinding.
Tak lama berkutat, terdengar suara dari luar pintu kamarku.
"Vi ... Viona," Panggilnya.
Sial! Itu suara ibuku, Matilah, matilah, matilah, aku sangat gugup karna aku belum ganti pakaianku.
"Iya Bu," Jawabku.
Terdengar kayak ada suara di gagang pintu kamarku, "Vi, kenapa kamu kunci pintunya siang-siang begini? cepat buka." Kata ibuku.
Siaaal!
Akhirnya aku jawab, "Iya Bu, Vio lagi ganti baju sebentar Bu"
"Ganti baju? Apa kamu udah makan siang Vi? Ibu udah bawain soto nih, cepetan keluar dan makan, keburu dingin."
"Iy-iya Bu." Jawabku.
Sial, pakaian ayah gimana nih ... Aku sembunyikan kemana ya? Tiap hari kamarku kan dijajah sama ibu sampai semut kecilpun pasti ketahuan sama dia?
Duh!