Chereads / Cool Boy Vs Cool Girl / Chapter 15 - 14 - Karina's Promise

Chapter 15 - 14 - Karina's Promise

"Aku gak mau tahu, Andreas harus jadi tunangan Aku..." Ucap Chintia berkacak pinggang menatap tajam Karina.

Karina memutar bola matanya lelah, sudah beberapa kali Chintia berbicara seperti itu. Bukannya ikut membantu Chintia malah enak-enak berbicara.

"Berisik..." Kesal Karina saat Chintia menggangu Pikirannya yang sedang membuat rencana.

"Oh jadi Kau ingin Aku mempenjarakan dan membusuk di penjara hah!" Ancam Chintia yang membuat Karina tak berkutik.

"Iya, iya bantu mikir ke bukannya ngomel terus.." Omel Karina melirik malas pada Chintia.

"Awas saja, kalau Andreas menolak perjodohan ini, Aku akan mempenjarakan Kau..." Ancam Chintia meninggalkan Karina yang menggerutu.

***

Andreas menunggu Thia yang sedang bersiap-siap untuk ke sekolah, melihat jam di tangannya. Hingga Thia datang menghampiri Andreas.

"Dah lama?" Ucap Thia basa-basi yang dijawab gelengan kepala oleh Andreas.

"Gak makan dulu?" Tanya Andreas menatap tajam Thia.

Austhia menggelengkan kepala, tanda ia tak ingin makan. Andreas yang melihat Thia menggelengkan kepala menghela nafasnya kesal.

"Kenapa?"

"Gak nafsu.." Ucap polos Thia.

"Nggak kamu harus makan Sayang.." perintah Andreas tak terbantahkan.

"Kan Lima menit lagi Kita masuk, ayo..." Ajak Thia menarik lengan Andreas.

"Nggak kamu tetap harus makan.." Ucap Andreas telak. Menarik tangan Thia, lalu menaiki motor yang disusul Thia dengan wajah cemberut.

**

Andreas memakirkan motor di halaman sekolah, menarik tangan Thia membawanya ke kantin untuk sarapan pagi. Thia hanya bisa pasrah saat tangannya ditarik oleh Andreas.

"Mau pesan apa?" Tanya si mbok pemilik kantin sekolah milik ayah Andreas.

"Pesan nasi goreng Satu dan teh hangat.." pesan Andreas yang diangguki oleh si mbok, meninggalkan Andreas Dan Thia lalu meracik pesanan Pelanggannya.

"Silakan dinikmati..." Meletakkan pesanan Andreas lalu pergi untuk melayani Pelanggannya lainnya.

Setelah menunggu Lima menit akhirnya pesanan Andreas datang. Menyodokkan nasi goreng dan mengarahkan ke mulut Thia, yang dibalas gelengan kepala.

"Makan Sayang.." Ucap Andreas menyodorkan sendok berisi nasi goreng. Thia yang Melihat Andreas menatap tajam dirinya, langsung membuka mulut takut Andreas marah.

"Makan yang banyak ya.." Ucap Andreas dengan telaten menyuapi Thia hingga Thia kenyang.

Mengusap bibir Thia yang belepotan, membuat pipi Thia bersemu merah, mengembungkan pipinya supaya Andreas tidak tahu bahwa dirinya merona merasakan perlakuan kecil dari Andreas.

Andreas menyodorkan teh hangat pada Thia yang langsung disambut oleh Thia lalu meminum dengan gugup Thia menoleh ke arah Andreas yang menatap dalam dirinya.

"Ke kelas yuk.." Ajak Thia yang gugup saat melihat Andreas masih setia menatap dirinya.

Menganggukan kepala Andreas beranjak dari kursinya lalu membayar makanan ke mbok Siti.

"Ayok.." Ucap Andreas menggandeng tangan Thia tak memperdulikkan orang- orang yang menatapnya Iri.

"Sekarang kau bahagia...lihat saja apa yang Akan kuperbuat padamu Thia.." Ucap seseorang di balik pohon tengah menatap Andreas yang menggandeng mesra tangan Thia. Tersenyum penuh arti lalu pergi untuk masuk ke kelasnya.

**

"Bagaimana lagi, si tua Rio Tak mudah diancam...aku harus cari cara lain.." Ucap Karina mengelus dagu mencari rencana lain untuk membuat Andreas setuju dengan perjodohan ini.

Suara deringan ponsel, membuat Karina menoleh ke arah ponselnya memutar bola matanya saat melihat nama yang tertera di ponsel. "Chintia"

"Iya..Ada apa?" Jawab Karina dengan nada ogah-ogahan.

"Aku punya rencana yang bagus untuk membuat Andreas menyetujui perjodohan ini.."

"Apa..apa?" Tanya Karina sangat antusias, itu berarti ia Akan secepatnya menjadi kaya raya, ia tak sabar menunggu hari itu tiba.

"Temui aku di tempat biasa.." Ucap Chinthia.

"Ok.." Mematikan ponselnya tersenyum seperti orang gila. Akhirnya ia Akan kaya seperti dulu lagi, ia bosan hidup miskin terus, ia mempunyai rencana jika nanti Andreas menikah dengan Chintia otomatis semua harta Andreas Dan Chintia Akan menjadi miliknya. Karina tertawa bahagia.

*

"Apa rencana yang Kau buat..." Tanya Karina yang Tak sabar mendengar rencana yang keluar dari mulut Chintia.

"Kau hanya tinggal mengancam Andreas jika Andreas tidak mau bertunangan dengan ku, Kau ancam Andreas bahwa Kau Akan membunuh Thia.." jelas panjang lebar Chintia tersenyum penuh arti.

"Siapa Thia?"

"Thia gadis murahan itu, aku hanya ingin kau mencelakakan This kekasih Andreas karena aku tahu kelemahan Andreas adalah Thia.."

"Dan kau tahu harus apa, jangan sampai rencana ini gagal atau kau Akan menerima akibatnya.." lanjut Chintia lalu meninggalkan Karina dengan rencana yang mulai dibuat oleh otaknya.

**

Karina memasuki rumah mantan suaminya, dengan langkah angkuh ia menekan bel lalu muncullah sosok Rio yang kaget melihat dirinya.

"Mau apa kau hah! Mau ngancam say lagi, maaf saya gak akan pernah takut sama ancaman kamu Karina" Teriak Rio memandang sinis ke arah Thia yang disambut tatapan penuh arti dari Rio.

"Oh begitu...baguslah aku juga tidak akan mengungkit Hal itu lagi..karena aku punya banyak rencana untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.." mencondongkan tubuhnya ke arah Rio lalu memasuki rumah Rio tanpa menunggu persetujuan dari tuan rumah.

"Mau apa lagi kau..." Geram Andreas saat melihat Karina yang tersenyum Manis kepadanya yang membuat Andreas muak ingin rasanya ia membunuh orang di depannya ini.

"Mau nya apa ya..." Mengelus dagu berniat menggoda Andreas, yang membuat Andreas geram menarik kasar tangan Karina lalu menyeret ke luar rumah.

"Lepaskan...kalau kau masih tidak mau menerima perjodohan ini aku Akan mencelakakan kekasihmu itu.." Ancam Karina lalu meninggalkan Andreas Dan Rio yang mematung.

"Dia tidak Akan bisa menyentuh kekasihku.." Ucap Andreas.

"Tapi berhati-hatilah nak, Karina bukan orang yang bisa dianggap biasa ia akan membunuh siapapun demi kelancaran hidupnya..aku tahu sifatnya sangat serakah.." Nasihat Rio panjang lebar yang diangguki oleh Andreas.

*

Kini mulailah rencana Karina, membuntuti kekasih Andreas ia tak pernah main-main dengan apa yang dikatakan nya pada Andreas. Dan di sinilah ia sedan mengawasi Thia Dan Andreas dari jauh.

"Andreas aku mau beli es krim dulu ya..." Pamit Thia yang dibalas anggukan singkat oleh Andreas.

Setelah dapat izin dari Andreas, Thia langsung menghampiri kedai es krim yang berada di seberang jalan. Saat ia akan menyebrang, tiba-tiba Mobil dari arah berlawanan datang dengan kecepatan tinggi.

Dan...

"Aww.." Ringis Thia pelan saat andreas mendorong dirinya ke aspal hingga Thia meringis kesakitan.

"Kau Tak apa?" Tanya Andreas terselip nada khawatir dalam nada bicaranya.

Thia menggelengkan kepala, lalu berniat bangun, tapi tiba-tiba ia meringis sambil memegang lututnya yang memar, Andreas yang melihat Hal itu langsung memangku Thia ala bridal style.

Mendudukan tubuh mungil Thia di kursi taman, beranjak membeli p3k untuk mengobati Luka Thia. Mengobati Thia dengan hati-hati takut Thia kesakitan. Sesudah mengobati Luka Thia Andreas meniup Luka Thia.

"Masih sakit?" Ucap cemas Andreas, untung saja ia datang di saat yang tepat, kalau tidak bagaimana nasib Thia.

Deringan ponsel membuat Andreas merongoh ponsel di sakunya, Ada pesanan masuk yang tidak diketahui siapa pengirimnya.

Ada pesan masuk yang langung Andreas buka hingga tubuhnya menegang saat membaca sms dari seseorang.

Aku tidak main-main dengan ucapan ku ini baru awal saja Kita lihat sampai kapan kau bisa menjaga kekasihmu itu..

Karina

Meremas ponselnya Andreas mengumpat dalam hati, benar saja apa yang dikatakan ayahnya ternyata Karina memang wanita serakah Akan harta ia rela membunuh orang lain hanya untuk kepuasan dirinya seorang.

Bagaimana pun ia Tak akan meninggalkan Thia, ia Akan melindungi Thia kekasih yang dicintainya.