Pagi menyingsing, sinar menyilaukan mata.
Hangatkan tubuh dari kedingian, mentari pagi tersenyum pada setiap orang, membawa secercah harapan dalam aktifitas yang di lakukan.
Namun, ahmad sedari tadi sibuk merapikan diri, melihat diri, dari pantulan cermin.
menoleh ke sana kemari sapa tau ada yang ia lewatakan dari setiap centi di wajahnya.
"cukup tampan" ucap ia dengan memuji diri sendiri, ia sombongkan diri,menyisiri rambut agar kelihatan rapi.
Ya! hari ini ia akan melanjutkan kencan bersama sang pujahan hati bernama alfia gadis cantik dengan senyum penuh kemanisan di bibir mungil-nya.
Tempat hiburan dikota ini begitu banyak, sehingga memusingkan kepala dalam memilhnya.
"aku ingin ketaman hiburan, bolehkah." pinta alfia dengan wajah dibuat imut.
"ah... pose imut begini mana tahan aku" kata ahmad dalam hati.
"te... tentu!"
Tempat ini begitu ramai dengan orang-orang.
sedari tadi alfia mengajaknya kesana kemari mencoba beberapa wahana di dalam-nya.
sembari mengistirahatkan diri ahmad masih melihat alfia begitu bersemangat mencoba beberapa permainan yang disajikan disana.
Ahmad menatap alfia disetiap langkah, mungkin agar alfia tak diculik orang.
Sungguh pemikiran yang sangat tak masuk akal.
"bisakah kau diam sejenak?" pinta ahmad padan alfia.
lalu ia ajak alfia untuk duduk di bangku yang telah tersediakan.
"kau sungguh tak capek?".
alfia hanya mengelengkan kepala-nya
"huh... kau begitu bersemangat" keluh ahmad.
Lalu ia menyuruh alfia agar tetap disini sementara itu ahmad pergi sebentar, lalu kembali dengan dua con eskrim ditangannya, lalu ia berikan satu-nya kepada alfia.
Hari begitu panas sungguh tepat apabila memakan eskrim ditengah cuaca sepeti ini.
Tiba-tiba tangan ahmad menyentuh bibir alfia, lalu ia bersikan bibir alfia yang belepotan dengan tangan-nya, akibat perbuatan ahmad seketika wajah lafia menjadi memerah, jantung berdetak lebih cepat, Alfia terdunduk malu.
Tak terasa liburan semester pun usai, sekolah pun mulai dibuka kembali aktifitas belajar mengajar kini menjadi rutinitas para pelajar.
Memahami setiap apa yang diajarkan oleh guru, walau isi kepala seakan mau meledak.
Pulang dengan ke adaan lelah, namun semua itu harus dijalani agar masa depan selalu cerah menanti.
Kota ini tak lah sebegitu besar dari kota lain, kota pesisir dengan garis pantai memanjang, deruan ombak terdegar setiap saat, angin laut berhembus cukup kencang, dengan mentari senja terbenam dan seolah-olah tecebur dalam lautan biru.
Kota ini menyajikan semua keindahan, dan harus di nikmati setiap saat.
Disinilah ahmad tinggal, kota dengan sejuta cerita didalam-nya kota indah dipesisir pantai, dengan kapal nelayan yang tersandar di dermaga.
Menatap langit berwarna biru, awan putih berjalan begitu lambat, burung-burung berterbangan sesekali hingap di dahan pohon, daun kelapa melambai-lambai seperti manggil-manggil.
"bagaimana liburan mu?" tanya ia pada ahmad, ahmad tersenyum sumberingah dan menceritakan tentang liburan-nya dengan begitu semangatnya.
"kau begitu bahagia" sembari ia memeriksa dada ahmad, lalu menuliskan resep obat dan kemudian ia berikan resep obat itu pada ahmad.
"ini hanya mengurangi, tak menyembuhkan" tegasnya kepada ahmad.