Chereads / The meaning Of Love / Chapter 12 - bab 12

Chapter 12 - bab 12

Hari ini adalah tanggal satu januari.

Tanggal merah, dimana orang-orang berlibur ketempat wisata walau pun hanya sehari saja, kini terlihat pantai penuh sesak akan orang-orang, baik wisatawan dari luar, atau pun dari daerah-nya sendiri.

"yakin?" tanya ahmad pada alfia.

Sesaat melihat begitu banyaknya orang-orang, biasa-nya tak lah seramai ini.

Ya ia tahu akan hal ini, karena ia selalu melihat pantai ini saat ia pergi atau pulang dari sekolah.

Pantai ini memang begitu indah, apa lagi saat menjelang sore, orang-orang akan berburu matahari senja, dikala senja datang.

Bermandikan air laut yang asin, berjemur dibawah terik matahari.

Mereka semua sangat menikmati liburan ini, namun ahmad sepertinya terganggu akan hal ini, ia tak begitu menyukai keramaian, walau pun ia sering ketaman hiburan, yang juga selalu ramai saat akhir pekan ataupun hari libur.

3 hari mereka habiskan hanya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.

Walau pun singkat, namun bahagia tergores dalam ingatan mereka.

Sebenarnya waktu yang diberikan untuk lburan hanya lah satu hari saja, namun ahmad 2 hari selanjutnya membolos dari sekolah, hanya untuk menemani alfia berlibur.

3 hari sangat lah berarti bagi kedua-nya, menunggu malam pergantian tahun, menghitung mundur waktu.

Sembari ditemani meriahnya suasana dimalam pergantian tahun, cukup membuat sebuah kenangan yang tak terlupakan.

Awal tahun, dimana sebuah harapan dimulai.

Mengejar sebuah harapan walau kadang tak pasti, tahun baru, awal yang baru.

Dibulan januari ini semua masih tetap sama, tak ada yang begitu beda.

Ia nampak seperti biasa-nya.

Bersekolah menimba ilmu seperti kebanyakan anak seusia nya, mengirim surat pada gadis yang ia cintai, atau pun sekadar membaca balasan surat dibawah rindangnya pohon.

Tak ada yang sepesial.

Hari-hari berganti dengan cepat, setiap satu pekan ahmad dan alfia selalu mengirimkan surat, mencerita kan apa yang ingin diceritakan selama satu pekan penuh yang mereka jalani, atau hanya memberi kabar. Dalam surat selalu ada cerita cinta dari mereka.

Tak ada kata jenuh dari mereka walau jarak memisah kan kedua-nya.

Ada kala pikiran menerka-nerka, apa yang ia lakukan di sana, mungkin begitulah terkaan dari kedua-nya.

Dalam surat itu, ada sebuah cerita cinta dari kedua-nya.

Jarak memisahkan mereka, namun terhubung oleh selembar surat, walau kadang bertemu namun tak banyak pertemuan yang bisa mereka lakukan, hanya menunggu masa liburan panjang baru mereka bertemu.

Melepas rindu yang selama ini mereka tahan.

Laut hari itu bewarna biru terang, jernih sungguh jernih.

Bahkan ikan pun dapat terlihat dari permukaan, pantulan sinar matahari ke etalase pertoko-an menyilaukan mata.

Hari itu langit cerah dan tentu-nya sangat panas.

Jalan-jalan terlihat lengang tak seperti biasanya, tampak di sekolahnya tepatnya di kelasnya semua murid nampak begitu kepanasan.

Sembari mengipasi tubuh dengan buku tulis, agar tubuh bisa mendingin.

Hari itu, sungguh membosankan tak banyak yang bisa dilakukan selain.

Belajar, mengerjakan tugas dari guru.

"dear ahmad, kamu tau.

saat aku menuliskan surat ini, hati ku sangat senang.

Kau tau kenapa, karena aku memenangkan perlombaan, sungguh itu bagai mimpi bagiku, apakah kau juga ikut bahagia".

"aku turut bahagia" gumam ahmad, lau memejamkan mata-nya dan tertidur di bawah pohon.

Sembari menunggu lonceng berbunyi.

Sebenarnya surat ini sudah lama sampai ketangan-nya, namun mungkin beberapa hari ini ia begitu subuk akan urusan lain

Jadi hari ini ia baru bisa menyempatkan membaca surat dari alfia