Chereads / The meaning Of Love / Chapter 10 - bab 10

Chapter 10 - bab 10

"anak-anak kerjakan soal halaman 57, essy. Kalau sudah selesai kumpul dimeja ibu".

Semua murid kelas itu mengerjakan soal dengan serius, yang mula-nya kelas itu berisik kini diam hanya ada suara gesekan pulpen diatas kertas, berfokus pada apa yang ditanyakan di dalam soal itu, mereka jawab semampu mereka.

"hah... kepalaku hampir mau meledak!" ucap ahmad dengan sedikit mengoyangkan kepala-nya.

wajar saja, yang mereka pelajari adalah mata pelajaran fisika yang masih ada bau-bau perhitungan didalam-nya.

Jam menunjukan pukul 2:00 para siswa-siswi bersiap-siap untuk pulang, mengucapkan salam pada guru, berdoa sejenak lalu langkahkan kaki menujuh rumah masing-masing, hari ini lelah mendera sekujur tubuhnya.

"masak apa ya?" tanya ia sembari menyiapkan bahan-bahan masakan.

Ia memasak tumis kangkung hanya ini saja tak mewah namun bisa mengisi perut yang mulai berontak karena lapar.

"kau tak tidur ahmad?". Tanya teman sekostan nya.

"masih belum ngantuk" lalu teman-nya itu pun duduk dan menemani-nya melihat malam dengan ditemani teh hangat, mereka mengobrol santai sesekali tertawa kecil karena ada yang lucu.

"jika hidup mu telah ditentukan, masa hidup mu kamu gunakan untuk apa?" tanya ahmad menjurus dengan kata yang ambigu.

"akan aku gunakan sebaiknya itu saja sih" jawab teman-nya dengan senyum diwajah.

"betul."

Pagi datang lagi menyapa setiap orang, memberikan secercah harapan bagi semua orang.

Agar menjalani hidup dengan senyuman.

Ia datang tanpa terhenti menyapa setiap orang walau pun kadang sapaan-nya tak ditangapi dengan senyuman, fajar begitulah kata lain dari matahari pagi.

Laut biru, dengan ombak mengulung, mengulung setiap waktu.

Angin terus berhembus tampa henti.

Hari ini langit cukup cerah secerah harapan yang dibawa ahmad.

Berlari-lari kecil, sambil menyandang tas, ia lihat jam ditangan.

Senyum kan orang-orang dengan sesekali menyapa walau tak kenal.

"selamat pagi teman-teman" sapa ia kepada teman sekelasnya, lalu menaruh kan tas di tempat duduknya, mengobrol sebentar sebelum pelajaran hari ini dimulai.

Hari itu, guru mata pelajaran semuanya hadir. Memberikan pengajaran pada mereka.

Hari itu, tugas-tugas begitu banyak diberikan. Hari itu, ia berharap cepat berlalu.

Jam terus berputar walau lambat namun pasti.

Siang itu tak ada yang spesial selain mencatat tugas yang diberikan guru di lembaran buku tulis.

Waktu berlalu, jam berganti.

Matahari mulai turun.

Namun langit tetap biru, lonceng berbunyi pertanda sekolah hari ini berakhir.

Mengakhiri hari yang melelahkan.

"coba kamu pulang kerumah, mungkin jawaban yang kamu inginkan ada disana".

"aku pergi dari rumah itu karena aku ingin agar sakit yang aku alami tak bertambah parah". ucap ahmad lalu ia berlalu dengan secarik kertas resep obat.

Ditengah pintu ia berhenti dan berkata pada dokter itu.

"jika yang kau pikirkan adalah itu, aku tak kan melakukan apa yang kau saran sarankan".

Sebenarnya apa yang ia pikirkan, mungkinkah ini ada hubungan-nya?.

Semua pasti ada hubungannya,