Chereads / The meaning Of Love / Chapter 2 - bab 2

Chapter 2 - bab 2

"dear, alfia aku sudah membaca surat mu, tentang liburan semester.

Aku juga menantikan liburan semester selanjutnya, apakah kau tau Bahwa aku sunggu mencintai mu? dan berharap bahwa waktu terhenti sejenak agar kita bisa menikmati kebersamaan".

Sepenggal surat singkat selalu mereka tulis, tak ada istimewa selain tulisan anak SMA yang cukup pendek tanpa kata penutup, tapi begitu bermakna bagi mereka.

Sepasang kekasih dengan cinta anak muda, tepisah jarak namun dengan cinta yang membara.

sungai mengalir berair jernih ikan tanpak terlihat berenang kesana kemari, riak air menghantam batuan sungai, daun jatuh kesungai berair jernih terbawa arus hingga ke hilir.

Berhenti, berputar sejenak, lalu tengelam didasar sungai.

"bila tak sekarang kapan lagi?".

"aku aku... tak bisa".

jawab gugup seorang gadis, namun jawabannya membuat teman-teman nya begitu kesal.

Lalu didorong tubuh gadis itu ke arah ahmad yang seketika membuat tubuh gadis itu terjatuh dilantai menimpa tubuh ahmad, sontak saja kejadian itu mengundang perhatian teman-teman sekelas.

"maaf".

hanya itu kata yang terucap, dengan kepala tertunduk kebawah menahan malu karena perbuatan teman-nya.

Ahmad hanya tersenyum sembari mengusap kepala gadis itu, lalu berlalu meninggalkan-nya tanpa sepatah kata pun.

"kapan?"

tanya teman-teman-nya yang begitu kesal pada nya yang tak mau mengungkap'kan perasaan'nya

"aku gugup".

jawab ia, yang seketika membuat tangan teman-nya memukuli kapala-nya.

Hani seorang gadis ayu berambut panjang terikat, wanita pendiam.

Yang diam-diam menyimpan rasa pada ahmad namun malu mengungkapkan-nya, ia gadis pintar banyak teman walau ia pendiam.

Jam sekolah usai, semua murid bergegas untuk pulang, begitu juga dengan ahmad.

Melangkahkan kaki melewati pintu gerbang, namun langkahnya terhenti tak kala ia mendengar seseorang memangil nama-nya dari arah belakang.

Lalu ia tolehkan kepala,

"hani, ada apa?".

tanya ia kepada hani yang rupanya sedari tadi mengikuti langkahnya.

"boleh kita berbicara sebentar" pinta hani kepada ahmad yang hanya dibalas angukkan.

"maaf aku tak bisa menerima mu". kata ahmad padanya sembari tangan melepaskan gengaman tangan hani.

"kenapa?". satu pertanyaan terlontar dari mulutnya dengan tangisan masih tertahan.

"ada orang yang telah kucintai".

"siapa?". sekali lagi pertanyaan ia lontarkan dari mulutnya, kini matanya mulai mengeluarkan air mata.

Menangis hanya itu yang bisa ia lakukan.

Cinta yang ia pendam selama ini kini sirnah bak selambar kertas yang terbakar oleh api cinta.

Hilang tanpa menyisakan abu.

Bunga cinta yang ia tanam kini mulai layu dihatinya.

Satu kalimat penolakan membuat bunga dihatinya menjadi layu.

Kini ia lebih pendiam dari biasanya tanpa senyum, sikap dingin tanpa banyak bicara, tanpa tawa, tanpa ceria diwajahnya.

Tak ada yang tau penyebab perubahan sikapnya, teman-teman-nya bertanya-tanya mengapa ia bersikap demikian, ia kini sering menyendiri membaca buku di perpustakaan, sunyi tanpa kebisingan, tak ada kumpul-kumpul lagi bersama teman, tak ada lagi tertawa bersama.

"kau tak harus begini bukan". ucap ahmad menyapa dirinya lalu duduk disebalahnya.

"jika aku yang salah mengapa mereka yang harus kau hindari?".

Ia hanya diam tanpa kata, hanya mentap buku cerita.

"aku tak tau, apakah kau bersikap sedemikian. Setiap kau merasa putus asa dari segalanya." Lalu ahmad berdiri dan melangkahkan kaki namun berhenti sejenak.

"jangan karena aku kau melupakan teman-taman mu". lalu ia pergi menjauhi gadis itu.