Chereads / Cinta yang (tidak bisa) Kutinggalkan / Chapter 21 - My confidence collapsed!

Chapter 21 - My confidence collapsed!

"Luapkan seluruh kesusahanmu dalam tangisan. Jangan ragu, ada aku di sini yang selalu menemanimu," ucap Nayla.

"Nay..." ulang Celine. Rasa harunya semakin penuh. Semuanya bercampur dalam dadanya. Rasa sedih akibat percintaannya juga rasa haru akibat memiliki teman seperti Nayla.

"Aku tahu bagaimana rasanya menahan tangis dan itu sangat menyiksa. Jadi jangan tahan kepedihanmu, jika air matamu ingin tertumpah, maka biarkan begitu. Menangislah Celine, tangiskan semuanya. Keluarkan segala yang sesak!" ujar Nayla.

'Hiks hiks hiksss....'

Celine tidak lagi ragu meluapkan amarah kesakitan yang sudah memberatkannya.

"Padahal dia sudah pernah pergi dengan waktu yang cukup lama, kenapa dia harus kembali lagi dengan membawa kebenaran baru? Walau aku tidak berhasil melupakannya selama ini, setidaknya aku telah menjaga hati untuk tidak memikirkannya, dengan terus berpacu pada mimpi dan angan-anganku, menggali prestasi untuk kebaikan. Menomor sekian kan tentang cinta. Menutup hati rapat-rapat dan terus beranjak. Tapi dia datang kembali, saat aku mulai berhasil menepiskan wajahnya dari balik mata walau hanya untuk beberapa saat. Apa arti kedatangannya? Ingin membangkit luka dari penolakan yang luar biasa itu?"

"Aku tidak mengerti ini, Nyala. Ini terlalu konyol. Hiks... Hikss... Cinta pertamaku, penolakan karena status, penghinaan yang sampai saat ini belum bisa kulupakan. Bahkan, setelah lewat beberapa tahun dari kejadian malam itu, Maminya Darren masih saja menghinaku semalam. Penghinaan dengan gaya yang baru, tetapi lukanya masih terasa sama seperti dulu. Sakit dan pedih."

Mendengar hal itu, Nayla sedikit terkejut. Kebenaran baru lagi yang dia ketahui, ternyata Maminya Darren menghina Celine semalam.

Benar-benar contoh orang tua yang kurang ajar! Menganggap kedudukan itu di atas segalanya, batin Nayla.

"Dan ... dan Darren sudah punya tunangan pilihan orang tuanya. Hiks hiks hiks..." tangis Celine pecah.

"Apa? Bagaimana bisa begitu? Memangnya ini zaman dahulu kala yang pakai sistem perjodohan. Apa-apaan orang tua itu?" decak Nayla, dia ikut kesal.

"Entah, aku pun tidak mengerti. Mungkin memang sudah takdir yang Kuasa menunjukkan bahwa kami tidak lebih hanya sekadar memberi pelajaran satu sama lain, bukan untuk ditakdirkan menyatu. Huff..." Napas Celine terdengar sangat berat.

"Jangan pesimis gitu dong. Bukannya Darren juga sangat mencintaimu. Aku yakin, kalau kalian saling berjuang, restu akan memihak pada kalian berdua. Dengan cara Tuhan sendiri yang akan membuka hati orang tuamu dan orang tua Darren, sehingga menyetujui cinta kalian. Aku bisa melihat itu, kekuatan cinta di antara kalian sangat besar, karena kalian berdua saling mencintai."

Menurut Nayla, saat ini hanya kata-kata semangat yang bisa diberikannya kepada Celine. Sehingga sejak tadi ungkapan semangat pun tidak lepas di deklarasikan untuk Celine yang tengah bersusah hati karena cintanya.

"Jadi Menurutmu, aku harus bagaimana? Apa aku harus tetap bertahan? Bertahan dalam suatu hubungan yang semu, tanpa adanya masa depan. Apa itu yang perlu dipertahankan? Apalagi faktanya, sudah ada wanita disampingnya. Aku tidak mau menjadi wanita perebut kebahagiaan wanita lain. Jadi, biarkan saja seperti ini, aku meninggalkannya. Meninggalkan semua mimpi, meninggalkan semua kisah yang memang tidak ada ujungnya. Sejak semula memang seharusnya seperti ini, aku sudah tahy kita tidak akan bersatu, hanya saja cintaku terlalu egois, sehingga tetap memilih di samping seseorang yang tidak sepadan denganku." Celine menyeka air matanya. Lelah sudah sejak semalam mata bello itu tidak berhenti mengeluarkan butiran demi butiran air jernih.

"Celine... Jangan langsung mengambil keputusan saat semuanya terasa tidaj deal. Dalam hidup, bukankah hal itu wajar? Dan ketika itu terjadi, kita dituntut untuk berjuang, bukan? Jangan mudah menyerah dong. Bukannya kamy yang selalu bilang kalau kita harus selalu semangat, walau tidak ada alasan untuk kita bersemangat. Dalam hal ini juga semangatmu jangan luntur," ucap Nayla.

"...." Celine terdiam sejenak, matanya menerawang dinding toilet.

"Sebenarnya dibalik semua itu, aku terlalu tidak percaya diri. Kepercayaan diri yang kumiliki mendadak meredup di detik saat aku mengetahui bahwa, aku dan Darren ternyata terpaut perbedaan yang sangat signifikan. Bagiakan dia anak dari kerajaan terhormat, sementara aku? Hanya untuk seorang dayang-dayangnya pun tidak diterima saking tidak adanya apa pun yang mau kuandalkan. Di samping itu, kehadiran tunangannya membuatku benar-benar insecure. Dia teramat cantik, seksi, dan terlihat sangat elegan. Berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan dan kehormatan, itu sudah jelas. Sementara aku ini apa? Untuk makan pun, aku hanya dapat mengandalkan tiap tetesan keringat yang bercucuran. Sangat tidak sebading dengannya. Mustahil Darren tetap memilihku, bukan? Di depan matanya ada seorang peri sempurna."

"Celine..." Mata Nayla berkaca-kaca.