Ibunda Lusi , bu Ratna pulang dari Negeri tetangga karna mantu anak perempuannya. Rencananya dak balik lagi jadibTKW nemeni si mbah di rumah karna lusi sudah nyampekan ke ibu kalo Ardan menginginkan dia pindah ke Semarang meskipun dak langsung.
Rencana pernikahan Ardan dan Lusi tempatnya akhad nikah diadakan di rumah Lusi sedang resepsinya di rumah Ardan, sesuai kesepakatan antar besan.
Untuk calon mempelai perempuan pake acara dipingit artinya larangan bagi kedua calon mempelai untuk saling bertemu hingga hari pernikahan tiba. Proses pingitan ini bisa memakan waktu hingga satu bulan lamanya, namun untuk saat ini cukup seminggu karena kedua mempelai bekerja yg tidak memungkinkan untuk dipingit terlalu lama. Calon pengantin wanita dilarang untuk beraktivitas keluar rumah.
Selama proses pingitan, dilakukan perawatan menggunakan ramuan tradisional yang diramu khusus wanita. Perawatan tersebut mulai dari ramuan khusus tubuh, luluran, hingga minuman tradisional yang wajib diminum, dan disarankan untuk berpuasa. Selain itu tujuan dipingit agar calon pengantin perempuan akan terlihat 'manglingi' pada saat pernikahan berlangsung dapat tampil cantik karena aura calon pengantin wanita lebih terpancar.
Sebenarnya bu Ratna dak mempermasalahkan pingitan apa tidak lawong acara akhad nikah rencana di rumah cukup sederhana seperti permintaan mempelai, tapi mbah dan calon besan yang mengharuskan.
Walaupun berasal dari Jawa Timur si mbah masih menganut kepercayaan Jawa tulen, dan perlu diingat calon mertuanya tentu saja bapak dan ibu Ardan barasal dari Jawa Tengah murni. Jadi yang namanya adat istiadat akan tetep dijunjung tinggi.
Ardan memberitahu lusi kalo rencana besok ke luar kota mewakili pimpinannya ke Yogja untuk kepanitiaan Seminar dosen FEB se Jateng dan DIY.
" Dik, aku ke Yogja besok, cuma sehari, ada yang mau diurus masalah kerjaan, " ucap Ardan membiasakan diri untuk selalu jujur walopun belum resmi mereka sebagai pasutri, " Hati hati ya kak, hari H tinggal seminggu, aku aja dipingit dak boleh kemana mana, " jawab lusi sedikit protes karna beberapa kegiatannya di cansel.
" Tenang dak usah kawatir dik, aku sama sopir, biar dak capek, nanti capeknya kalo malam pertama sama kamu," ucap Ardan tergelak melihat calon istrinya manyun.
" Dasar omes, baiklah ti ti d j, hati hati di jalan, muaach," kata lusi melambai mengakhiri VCall nya.
Lusi mbantu ibunya menyiapkan keperluan minggu depan, dengan mengontrol apa undangan sudah tersampaikan apa belum, yang diberi mandat beresny undangan adik laki lakinya si ahmad. Kalo yang diundang temen temen lusi sih cukup dengan wa undangan tersampaikan. La ini yang diundang suumuran si mbah dan bunda ya mesti harus hadir tatap muka secara fisik. Apalagi mbah ngundang saudara sepupunya, ponakan dari mbahkung yang sudah meninggal pun dak terlewat alhasil rencana undangan jadi melebihi buget, tapi mau gimana lagi.
Mbah bilang " aku rung tahu duwe gawe lagi sepisan iki, moso gak undang undang dulur," ( Aku belum pernah punya hajatan baru sekali masa dak ngundang saudara ) ya kita ngikut aja deh, namanya juga orla ( orang lama ), pamali di bantah.
Untuk persiapan baju pengantin yang dipakainya saat akhad nikah jauh hari sudah dijahit sendiri sama bunda, yang memang mantan penjahit waktu sebelum jadi TKW. Waktu pengerjaan lebih dari dua minggu, bunda telaten banget kebaya warna putih ditempeli pernak pernik mutiara dengan senang bunda ngerjakan untuk putri tercinta. Sementara persiapan yang di Semarang semua sudah diurus sama keluarga Ardan, terutama kakak perempuan ardan yang begitu bahagia adiknya mau melepas lajangnya diusia ke 27 tahun.
Ardan tiga bersaudara, Kakak perempuan Alifah Prihatini, Ardan Dwi Permana, dan adik perempuannya Ayunda Tri Hapsari.
Pada dasarnya kedua mempelai tidak menginginkan pernikahan yang mewah, untuk keluarga semarang Ardan anak laki laki satu satunya kebanggaan keluarga. Bisa kebayang bagaimana ibu dan kedua saudara perempuannya, ayah pun ikutan wira wiri jadi ajudan sang nyonya menyiapkan segala keperluan dengan perfect. Sedang yang punya acara malah sibuk ngurusin kerjaan karna jadi orang kepercayaan Dekan FEB, bukan sebagai wakil Dekan tapi karna ardan orangnya ringan tangan, jika dimintai bantuan rekan kerjanya dia selalu siap alasan kenapa pak dekan suka sama calon mempelai laki laki ini, bahkan pernah rencana mau dijodohin sama adik perempuannya yang jadi model lokal, tapi yang satu ini off the recorde calon istri dak tahu, takut nyangka yang iya iya bisa cemburu, padahal dapatin hati calon istri susah perjuangannya, he he he. Makanya pak dosen selalu jaga hatinya, so sweeeet banget punya suami ganteng, penyayang, dak mungkin mendua lagi hik hik hik, beruntung banget sih.
---------------
Ardan berangkat ke Yogja bersama amin supir pak dekan, tentu mobil yang dibawa bukan kijang lama versi ardan, tapi Toyota Alphard keluaran tahun kemaren. Ardan duduk di depan nemani Amin, meski dia hanya supir masih muda 22 th, tapi ardan bukan tipe orang yang dak menghargai orang lain meskipun secara kerjaan dibawahnya, itulah kenapa ardan di kampus disukai banyak orang dari semua kalangan, dak hanya temen dosen, mulai Office Boy sampai penjaga Security pada hafal dengan pak Ardan, apalagi para mahasiswi yang kelompok ini jangan dibahas bisa alay dan baper lihat tingkah mereka kalo Ardan lagi ngajar.
Tugas ardan kali ini ketemu manajer Hotel untuk booking tempat Seminar, akhirnya sebelum waktu dhuhur Ardan sudah sampai di hotel yang dimaksud. Ardan segera menanyakan di resepsionis tempat untuk shalat dhuhur sebelum nyampekan kalo ada janjian dengan manajer hotel, sementara pak amin menunggu di tempat parkir karna ardan bilang dak lama paking hanya satu dua jam. Setelah menunaikan kewajiban shalat dhuhur, ardan segera menuju lantai dua tempat yang ditunjukkan resepsionis untuk ke ruang manajer hotel.
Sekretaris bilang untuk nunggu sebentar karna manajernya barusan ada keperluan di luar tapi sudah pesen kalo akan segera balik kantor sedang otw.
Ardan diminta menunggu di ruang tamu
" Selamat siang, pak " suara perempuan muda muncul dan mengulurkan tangan dan langsung di sambut olehnya, " saya Ardan, maaf dekan kami dak bisa dateng, saya diminta mewakili untuk menemui ibu, " ucap ardan menjelaskan kedatangannya.
" Panggil Jihan, mungkin akan lebih enak tanpa embel embel bu di depan," jawab manajer hotel, " ke ruangan saya saja lebih enak, silahkan" sang manajer mengajak ke ruangan sebelah.
" terserah mbak Jihan, " ucap Ardan dak enak panggil yang baru dikenal tanpa embel embel, cuma tadi bu diganti mbak lebih bisa diterima.
Ardan dipersilahkan duduk di kursi depan meja manajer, dia melihat sekeliling dan tertumpu pada foto pernikahan yg terpajang di meja mbak Jihan.
" Mohon maaf sebelumnya, yang difoto Mbak Jihan berarti," ucap ardan berhenti takut salah orang.
" Mas Ardan kenal, dia suami saya mas Janggan Pringgohadi," penjelasan Jihan sekaligus menjawab rasa penasaran Jihan mendengar nama ardan berarti sesuai dugaan.