Ardan terbangun dan menyadari kalo dia dak sendirian ada istri cantiknya disisi tidurnya. diraihnya pinggang ramping disamping," pagi sayang," dikecupnya mesra kening wanitanya, lusi menggeliat dan terbangun dia kaget setengah sadar tubuhnya hanya tertutup selimut tebal hotel, ditariknya selimut takut terlepas' jangan memandangku begitu, seakan aku pencuri, " ardan mulai menggoda wajah imut istrinya dengan rambut berantakan khas bangun tidur, ' semalam aku sudah ijin sayang, kau malah dak mau lepasin suamimu inj gimana, kamu masih butuh penghangat dak," ardan mengerling mesra,. lusi memukul dada ardan dan mendorong suaminya karna mereka masih di dalam satu selimut.
" ayo bangun dah pagi, nanti keburu habis waktu subuhnya," ucap lusi tanpa menghiraukan godaan ardan. Tubuh ardan lebih mendekat, lusi mendelik ke arah suaminya, ardan menarik tubuh ringan istrinya, " mau ronde berikutnya ?" ardan mencolek dagu istrinya yang sudah memasang wajah judesnya, " he menolak suami dosa lo, " ardan tertawa, lusi yg rencana ke kamar mandi jadi ragu, sang suami malah tergelak keras." sial" ucap lusi dan berlari dengan masih terbungkus selimut, " hei bareng," tubuh ardan ikutan ke seret.
Selesai memenuhi wajibnya pada yang bikin hidup, mereka bersiap siap balik pulang. " aku tahu keluargaku, kalo kita dak muncul di hadapan mereka lebih awal bisa habis dikerjain, aku sih dah biasa ngadepin," kata ardan. " Suamiku cakep ternyata," ucap lusi sambil melihat ke cermin dimana dia lagi memoles bedak dan lipstik warna natural, sedang ardan terlihat di cermin lagi duduk di tepi ranjang sambil memainkan hp nya.
" Jangan memancing, dik," ardan menatap di cermin, " aku bisa kembali menerkammu, kita dak punya waktu banyak," ardan mendekat ke arah sang istri, sial aku bangunin buaya tidur, ungkap lusi dalam hati.
Ardan mencium mesra kening istrinya," kalo mau lebih, dik," ardan memandang istrinya dengan maksud tertentu, lusi mendekat dan mencium singkat bibir indah suaminya kemudian berlari tapi sayang ke arah springbed area pertarungan semalam. Ardan dak mau kehilangan kesempatan, dia segera meluncur ke ranjang dan berbisik ," just quickly, " lusi mengangguk merekapun kembali bersatu alangkah indah hidup ini apalagi untuk pengantin baru.
Sementara keluarga ardan yg nginep di hotel yang sama, mereka sarapan pagi yang disediakan hotel. ayah ibu Ardan dengan koper yang sudah siap meluncur bercengkrama di teras kamar hotel, disebelah kamarnya saudara laki lakinya bersama istri yang ikut hadir dipernikahan ardan sebagai saksi, kakak perempuan ardan beserta ipar dan adik nya pun ikut gabung berkumpul di kamar ayah.
"tinggal pengantinnya yang belum turun," kak Alfi mengapsen anggota yg suda hadir," Bisa molor kalo nungguin mereka, nanti macet jalanan kalo keburu siang," ucap ibu ," kayak dak pernah jadi manten, kamu panggil tuh adikmu, bareng kita dak ?" imbuh ibu, diikuti gelak tawa yang pada ngumpul. alfi klecam klecem ikutan kena semprit." baiklah bu, aku ke kamar pengantin," ucap alfi langsung beranjak ke tempat tujuan.
Di depan sebuah kamar tertulis 'don't disturb' ehmm keluh alfi, sepuluh kali ku hitung dalam hati dak kau buka dan, aku kasi laporan ke ibu ketua kalo kamu ditinggal. tangan alfi siap mengetuk pintu
kamar, namun pintu keburu dibuka seseorang yang dari dalam kamar, " mbak alfi, kita udah siap mau keluar, kak ardan masih ngecek takut ada barang yg tertinggal," adik ipar baru alfi sudah membawa dipunggung tas bodypack," eh kirain belum siap," ucap alfi malu dengan prasangkanya,"
" mbak alfi, aku tahu pikiran kotor kalian," ardan muncul di belakang lusi, sambil tersenyum ke arah kakaknya. ardan menarik dua koper besarnya, sedang lusi cuma membawa satu tas tenteng dan satu tas di punggung.
Mereka madi di kamar ayah ngomongin persiapan resepsi pernikahan ardan di Semarang, gimana kateringnya, pakaian trima tamunya yang dibikin seragam, karena resepsi diadakan di rumah bukan di hotel yang kebetulan halaman depan rumah orang tua ardan cukup buat ngundang orang 200 dari 300 orang, maka butuh nyewa halaman rumah tetangga sebelah, namun dak jadi masalah karna masih milik saudara sepupunya. acara dibikin outdoor dan dengan tema garden party, memang mereka sudah dibentuk panitia kecil. Akhirnya ardan dan lusi pun bergabung dengan keluarganya.
Sebenarnya ada adat jawa 'sepasar' bagi yang nikah artinya mempelai dak diperbolehkan untuk keluar rumah selama pendak sepasar. Seperti ardan dan Lusi yang menikah tepatnya hari Kamis pasarannya Pon, maka tidak boleh keluar sampai lima hari kedepan atau kempali pasaran pon lagi, dan tepat di hari Selasa Pon. Namun hal ini jarang sekali dipakai mempelai sekarang karna akan berbenturan dengan pekerjaan mereka yang dak mungkin ditinggal lama bagi yang punya usaha sendiri, dan akan susah ijinnya bagi yang menjadi karyawan.
Lusi yang sudah ikut suaminya keluar rumah pada hari yang sama setelah akhad nikah, dan diajak sekalian ke rumah mertuanya. Sedangkan keluarganya nyusul di hari minggu saat resepsi, sebuah adat masih bisa ditoleransi tergantung gimana menyikapi yang penting masih membawa manfaat.
Keluarga ardan pun meninggalkan kota kecil kelahiran lusi dengan dua mobil beriringan.