Tibalah hari yang ditunggu Ardan dwi Permana bisa bersama gadisnya, pernikahan yang rencana Akhad nikah akan diadakan di rumah mempelai wanita, sedang resepsi di rumah keluarga ardan. Keluarga mempelai pria sudah datang dari semalam menginap di hotel dekat wisata pantura, lumayan representatif dan recomended karna ternyata disana banyak juga perusahaan asing yang menanam modal di daerah ini terutama karna wisata alamnya dan juga mempunyai pelabuhan yang berskala internasional.
Ardan beserta keluarga, beristirahat di Hotel dengan membawa hantaran persiapan buat besok akhad nikah, dia yakin dak ada yang ketinggalan. Kebiasaannya dicek kembali seluruh persiapan, mulai stelan Jaz, sepasang cincin kawin yang dibungkus tempat bludru biru, Hantaran mulai bahan makanan, jajanan khas tempatnya dan buah buahan, semua tak luput dari pengamatannya.
Di hotel ini pun disiapkan kamar untuk pengantin baru nantinya.
Lusi Aryani sudah dari sejak pagi penata rias wajah mendadaninya dengan teliti, dasar memang sudah cantik, satu pesen mempelai jangan terlalu mencolok atau tebel make upnya. Maka dengan didominasi warna natural wajah mempelai wanita direhab bak putri mahkota. semua yang memandang akan terpukau kecantikan dan aura yang terpancar berbeda. Selesai make up, baju pengantin sebuah kebaya panjang warna putih dengan manik manik mutiara indah menghiasi dipadukan dengan bawahan Jarit warna hitam bermotif ikan lele dan buaya menandakan khas jawa timuran, rambut yang disanggul modern yang dihiasi bunga melati melingkari rambut dan menjuntai ke pundak sak mempelai, sangat manglingi.
" Anak ibu cantik sekali," ucap ibu mengamati anak perempuannya yang sudah selesai dirias, lusi menatap ibunya dengan mata berkaca kaca, " jangan nangis, nanti luntur lo," kata perias nganten sambil membawa tissu untuk melap air bening yang sempet jatuh di pipi pengantin, kemudian ditambal lagi dengan bedak tipis biar kembali segar.
Lusi memeluk ibunya keduanya sangat terharu.
Untuk memenuhi syarat rukun sebuah perkawinan harus ada wali yang akan menikahkan mempelai, karna orang tua laki laki Lusi sudah meninggal maka wali nikah diwakili oleh saudara laki lakinya yang sudah dewasa.
Keluarga mempelai laki laki datang dengan membawa hantaran, ada lebih dari 30 jenis hantaran yang dibawa keluarga, mulai bahan mentah berupa beras, gula, kopi, dan sembako lain, ada daging sapi. ayam, ikan dengan berbagai jenis masakan, Jajanan berbagai macam dan bentuknya, buah buahan yang dihias menarik. hal ini diartikan nantinya mempelai tidak akan kekurangan apapun setelah menikah, sang suami bisa mencukupi kebutuhannya.
Prosesi akhad nikah akan segera dilangsungkan, penganten laki laki duduk berhadapan dengan adik ipar yang sebagai wali nikah disampingnya kepala KUA yang akan menikahkan mereka, duduk disamping Ardan, ayah dan pakdenya sebagai saksi nikah.
" Saudara Ardan Dwi Permana Bin Muhammad Yasin saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan saudara saya Lusi Aryani Binti Ahmad Fauzan almarhum dengan maskawin uang sebesar dua ribu enam ratus tujuh dollar tunai" ucap Ahmad Taufik adik mempelai wanita.
"saya terima nikahnya dan kawinnya Lusi Aryani Binti Ahmad Fauzan almarhum dengan maskawin yang tersebut dibayar tunai." ucapan mempelai pria, yang disambut dengan ketua KUA, "bagaimana para saksi, syah ?" para saksi undangan secara serempak "syah" semua yang hadir mengucap "alhamdulillah".
Seorang perempuan tengah baya mengajak anak perempuannya menuju tempat prosesi," ayo nduk, kamu dah syah sebagai istri," ibu Ratnawati membimbing mempelai wanita ke tempat prosesi akhad nikah. Lusi mendekat ke arah ardan suaminya diraih tangannya dan dicium dengan pipinya, ardan mencium kening lusi dengan lembut. lusi masih tertunduk menahan airmata bahagianya, Janggan menyematkan cincin perak bertahtakan berlian dijari manis istrinya dan giliran lusi melingarkan cincin perak polos dijari sang suami yang sudah syah bebeerapa menit yang lalu. Mata mereka saling memandang penuh haru, ardan mendekat dan berbisik " nanti malam aku gak akan melepasmu, dik" lusi tidak menyahut dia hanya tersenyum mendengar ucapan ardan, ' tentu saja itu menjadi kewajibanku kak,' lusi malu dia hanya menjawab dalam hati, karna para tamu undangan masih memandang ke arah mereka.
Dilanjutkan dengan acara sungkeman kepada kedua orang tua ardan dan dari pihak lusi ada ibu dan si mbah.
Fotografer sudah disiapkan untuk nantinya membuat album foto bagi kedua keluarga, baik dari keluarga pria maupun wanita serta ada beberapa temen sekampung lusi yang juga hadir.
Selesai acara kedua mempelai meninggalkan lokasi prosesi dengan mobil pengantin menuju ke hotel yang sudah disiapkan kamar pengantin baru, di hotel wisata Pantura, hotel tempat menginap ardan dan keluarganya.
Lusi tertidur di dalam mobil padahal jarak yang dekat dari rumah ke hotel yang dituju, rasa capek karna harus persiapkan pernikahannya.
Lima belas menit kemudian sampailah di tempat tujuan, ardan memandang wajah istrinya yang masih lelap, " Gimana dik, lusi masih tidur, " kata alifah kakak perempuan ardan yang ikut mobil pengantin bersama suaminya sebagai driver.
" Biar aku gendong aja mbak ke kamarnya," ucap ardan tersenyum malu melihat istri dibangunin susah, alamat hanya tidur doang, kadung sewa kamar hotel bisa nganggur cuma nungguin istri tidur, ardan menelan ludah kebayang yang iya iya. sial.