Chereads / Dibatas Senja / Chapter 41 - Bab 41

Chapter 41 - Bab 41

Ketika Cinta harus memilih, atas dasar apa maka yang ada akan dibandingkan, dari mana kelebihan dan kekurangan keduanya, tapi yang pasti memilihlah dengan nuranimu bukan hanya hatimu.

Jihan Putri Rahmadhani, begitu menyayangi suaminya, sudah hampir 3 tahun mereka bersama, ya minggu depan ulang tahun pernikahan mereka yang ke tiga. Jihan ingin membuat suaminya menyadari jihanlah istri yang diharapkannya, yang akan melahirkan anak anaknya, membuat suaminya tidak lagi memikirkan wanita lain.

Jihan ingin membuat kejutan pada Janggan, dengan membawa mobilnya menuju ke kantor suaminya, meskipun hari ini dia sendiri ada klien yang akan ke kantor tapi masih nanti siang, sekarang jam 10 masih ada waktu. Jihan sudah memesan sekretarisnya kalo dia akan ke kantor suaminya, tapi nanti sebelum makan siang dia kembali.

Jihan diserahi papanya cabang hotel yang ada di Yogja dekat Prambanan, walaupun secara manajemennya masih dibantu papanya.

Setelah berkendara 30 menit, Jihan sampai di kantor CV Joyoutomo yang berada di area perkantoran Malioboro.

Dak butuh melapor ke resepsionis cukup melambaikan tangan, mereka sudah tahu perempuan cantik dengan stylish anggun adalah istri direktur utama nya.

" Bapak ada di dalam, silahkan bu, " sekretaris perusahaan ( Sekper ) meja kerjanya si depan ruangan Janggan dan Yoyok, menyilahkan Jihan dengan ramah yang dibalas anggukan.

Jihan menggunakan stelan blezer warna purple muda sedikit diatas lutut, dan jam tangan branded mrek Gucci senada dengan tas tentengnya, dan sepatu high heels warna putih tulang dengan merk yang sama. Karyawan Janggan memandang kagum, menilai barang barang yang dipakai perempuan berstatus nyonya Janggan tersebut. Jihan memasuki ruangan Janggan dan Yoyok jadi satu karna lebih memudahkan mereka untuk bekerja bersama,

Kedua direksi mendongak mendengar pintu ruangan dibuka tanpa mengetuk terlebih dahulu, bukan kebiasaan karyawan mereka. Janggan langsung memandang tidak suka melihat siapa yang datang, " kenapa tidak ketuk pintu dulu, " ucap Janggan sengol.

" biar aku minta Arin bawa minuman ke ruangan, permisi dulu bu jihan, " jawab yoyok sambil keluar ruangan mereka.

" maaf sayang aku kangen, beberapa hari ini mas pulang malam, " kata Jihan dengan suara manja, Janggan masih menatap laporan di layar Laptop nya, Jihan mendekati suaminya, " minggu depan ulang tahun pernikahan kita, mas dak ingin merayakan atau rencana haneymoon kemana ?" tangan Jihan memegang pipi Janggan agar wajahnya menghadap jihan, " mas lihat aku sebentar napa sih ?" Jihan mulai merajuk, " ada banyak yang harus dikerjakan, makanya aku lembur terus, " jawab Janggan dengan enggan, dia malas kalo istrinya sudah mencampuri pekerjaannya meski hal yang wajar seorang istri yang minta diperhatikan.

" Baiklah terserah kamu mau bikin acara dimana, tapi jangan ngundang banyak orang cukup keluarga saja, " Janggan menyerah dengan keinginan istrinya tapi tetap bersyarat dia dak mau seperti tahun lalu, saat ulang tahunnya dia mengundang seluruh karyawan kantor dan juga karyawan hotelnya, hemm sudah dak waktunya lagi umur sudah mau kepala 3 masih kayak anak ABGulang tahunnya dirayain, tapi gimana lagi istrinya anak tunggal dari keluarga berada yang setiap keinginan tanpa mengalami penolakan, jadinya nih aku yang repot ngadepi keluakuannya.

" okey agree, " Jihan mengecup singkat bibir candu milik suaminya, kemudian mendekat duduk dipangkuannya. Jihan mengalungkan kedua tangannya di leher Janggan, si boss mulai risi juga di kantor keganggu tingkah manja sang istri, " Ra, apa urusan kantormu dak ada yang penting, " ucap Janggan lebih pada pengusiran secara halus. Jihan dak peduli dikecupnya kembali bibir laki lakinya. siapa coba yang dak tergoda wanita cantik di depannya, Janggan melumat bibir mungil berlipstik merah delima dengan kasar, ditariknya dagu istrinya dan digigitnya leher putihnya, Jihan kaget tapi kumudian mengikuti permainan suaminya.

ceklek

Terdengar handle pintu dibuka, " maaf pak, bu, mengganggu, saya sudah mengetuk gak ada sahutan, " ucap Arin gugup dan takut bos nya marah, sepasang suami istri itu menghentikan kegiatan mereka, siapa juga yang salah di kantor melakukan adegan mesum, mana Sekper nya masih jomplo lagi, astagfirllah, nanti di rumah masa dak sabar bulek.

Jihan baru sadar masih berada di pangkuan suami, dengan segera dia turun dan merapikan blezer nya. " taruh di meja minumannya, " ucap Janggan.

" lain kali kalo dak ada sahutan dari ruangan jangan asal masuk, dak sopan, " Jihan mengeluarkan kalimat ketusnya karna sedikit dak rela momen bersama suaminya terganggu. " baik bu, " jawab arin yang segera melarikan diri keluar setelah naruh dua botol air mineral di meja boss nya. Jihan melihat kembali ke arah Janggan yg ternyata sudah merapikan baju kerjaku dan kembali menekuri laptopnya seakan tidak terjadi apapun. " Cih, dasar dak perhatian, " ucap Jihan kesal," lebih baik kau kembali ke kantormu ra, " kata Janggan tanpa menoleh ke sang istri, perasaan pedih hatinya Jihan, merasa tidak dihargai susah banget mendapatkan hatimu mas.

Sebelum Jihan meninggalkan ruangan dia melihat amplob warna merah jingga dengan tulisan tinta emas. diambilnya dan dibukanya, undangan pernikahan Ardan Dwi Permana dan Lusi Aryani.

" Undangan siapa mas ? " tanya Jihan, tanpa jawaban. Jihan melihat coretan tinta beda warna di bawah nama mempelai perempuan, " why you go away " dia hafal tulisan mas Janggan, mak jlep. Jihan meninggalkan suaminya dengan wajah memerah.