seperti dugaan aldo kemarin, dylan benar- benar membuat aldo bangkrut, kami harus menjual semua milik kami, perusahaan, rumah dan mobil milik aldo semuanya habis tak tersisa, untung saja kami tidak mempunyai hutang meski harus kehilangan semuanya, aku dan aldo memiliki sedikit uang yang kami belikan rumah kecil di pinggiran kota, aku dan aldo akan memulai dari awal lagi.sebenarnya orang tua kami akan meminjamkan kami modal tetapi aldo menolaknya dan dia berkata kami belum membutukannya.
" aisyah...mulai hari ini kita akan tinggal disini, kita memulai lembaran baru, kita mulai semua dari nol lagi, kamu tidak keberatankan? tanya aldo padaku,aku pun tersenyum kearahnya.
" tidak mas...apapun keadaan kita saat ini aku akan selalu mendukungmu." kataku meyakinkannya.
"assalamu' alaikum..." seseorang mengucapkan salam, akupun segera membukakan pintu dan mendapati ayah dan ibu mertuaku berkunjung kerumah baru kami.
" wa'alaikum salam...ibu, ayah...silahkan masuk, maaf...kami baru pindah, belum sempat beres- beres." ibu meneteskan air mata melihat kami tinggal dirumah kecil ini.
" aisyah...dimana suamimu nak? " tanya ibu mertuaku.
" ada apa bu...aku disini...selamat datang dirumah kami yang baru."aldo duduk di karpet yang ada diruang tamu kami,ibu dan ayah juga duduk disamping aldo.
" nak...tinggallah dirumah ayah, rumah ini terlalu kecil untuk kalian." kata ayah mulai membujuk aldo.
" percayalah pada kami yah...kami pasti bisa melewati semua ini..ayah dan ibu tenang saja, jika kami ingin pindah kami pasti pindah kerumah ayah dan ibu." aldo metakinkan kedua orang tuanya dan mereka akhirnya menyerah, keduanya kemudian pulang.
" mas...kenapa kau tak menerima bantuan ayah dan ibumu, juga ayah dan ibuku...seharusnya kita tidak perlu kehilangan semuanya..." aku bingung dengan sikap aldo, melihat keadaan ekonomi orang tua kami seharusnya aku dan aldo tidak akan mengalami kejadian ini.aldo menarik tanganku dan kami masuk ke kamar kami.
" aisyah...ini semua ulah dylan, dia ingin menghancurkanku untuk mendapatkanmu, jika kita melibatkan orang tua kita maka dylan akan menghancurkan mereka juga, aku tidak mau itu terjadi,,,maka kita harus bermain dengannya, kita ikuti apa yang dia inginkan,,oke..." aku pun membenarkan pikiran aldo, dylan benar- benar sudah kelewat batas, tetapi aku akan mengikuti saran aldo,kami akan mengikuti kemauannya.
seharian ini kami membersihkan rumah baru kami, dan kami merasa nyaman tinggal disini.
drttt..drttt...anna calling....kulihat ponselku berbunyi, itu panggilan dari anna, aku melihat aldo dan aldo menganggukkan kepalanya,akupun menjawab panggilan anna.
" hallo...assalamu'alaikum anna...ada apa?" tanyaku pada anna, aku tidak akan memberitahunya tentang keadaan kami.
" aisyah...kudengar perusahaan aldo bangkrut dan kalian kehilangan semua aset kalian?" tanya anna, aku dan aldo tersenyum, aldo dapat mendengarkan percakapan kami karena aku loudspeaker,.
" ya begitulah anna,,yang namanya bisnis kadang diatas kadang dibawah...kami ikhlas kok...dan kami akan memulai dari awal lagi.
" aisyah...bisakah kita bertemu...?" tanya anna kepadaku,lalu aku kembali menatap suamiku, dia kembali menganggukkan kepalanya.
" baik anna...dimana?" tanyaku pada anna, aku akan menemuinya, aku ingin tahu apakah anna mengetahui ini ulah dylan atau tidak.
" di caffe dekat rumah sakit ya aisyah...ditempat biasa..." anna sudah menentukan lokasi dan aku akan segera berangkat,kami oun mengakhiri panggilan kami,kemudian aku bersiap- siap untuk menemui anna.
" mas aldo... apakah kau mau ikut? tanyaku pada suamiku.
" tidak aisyah...aku masih harus membersihkan rumah...aku percaya padamu sayang...selamat bersenang- senang..." aldo mencium keningku, akuoun segera mandi dan berangkat ke tempat kami janjian, aku mengendarai mobilku yang tidak sampai terjual, itu adalah hadiah dari ayahku, jadi aku akan mempertahankannya.
" mas aldo...aku berangkat dulu ya..." aku mencium tangan suamiku dan aku segera pergi.
dicaffe sudah ada anna dan dylan, persis seperti dugaanku,tapi aku masih belum yakin anna mengetahui kalau semua ini ulah kakaknya.
" hay anna,aku mencium pipi ana dan memeluknya sebentar, lalu aku duduk, aku tak menghiraukan dylan, aku menganggapnya seolah- olah dia tidak ada.
" aisyah...aku turut prihatin dengan kejadian yang menimpa suamimu...kak dylan memberitahuku tentang ini dan aku langsung menelepon mu." anna sepertinya memang tidak tahu ulah kakaknya.
" begitulah dunia bisnis anna,,bersantailah...kami baik- baik saja." kataku pada anna.
" aisyah...kau tidak menyapaku...?" dylan tiba- tiba menyela obrolan kami...
" oh...maaf...tapi aku disini bertemu dengan anna bukan denganmu." kataku kembali mengobrol dengan anna. dylan menggebrak meja merasa kuacuhkan.
" aisyah...tinggalkan suamimu...dia sudah miskin sekarang...kau akan hidup susah jika terus bersamanya." kata- kata dylan membuatku marah, tetapi aku menahannya didalam hatiku dan aku tersenyum kepada dylan.
" kamu tidak berhak mengatur hidupku...kita tidak sedekat itu untukmu mencampuri urusanku, aku dan suamiku akan tetap bersama, tidak ada yang berubah." kataku dengan jelas didepannya.
" tapi kau akan menderita aisyah...suamimu miskin sekarang." kata dylan mencemooh aldo.
"itu bukan masalah,untuk saling mencintai sebenarnya adalah tentang dua orang,aku menyukainya dan dia menyukaiku,itu sudah cukup, bahkan pandangan orang luar sama sekali tidak penting,apakah itu berkah atau penghinaan,itu tidak ada hubungannya dengan kalian maupun orang lain.bagaimanapun ini adalah kehidupan kami, tidak ada orang luar yang boleh ikut campur." dylan kehabisan kata- katanya, wajahnya memerah karena marah.
" itu benar aisyah ..aku yakin kalian berdua bisa mekewati ini...aku tenang sekarang,,,mau pesan apa? biar aku yang traktir.." kata ana merasa tidak enak dengan sikap kakaknya.
" aku hanya ingin langsung pulang anna, pekerjaanku masih banyak dirumah, kasihan aldo harus membersihkan rumah sendiri...aku pulang saja...terima kasih kopinya dan aku pamit.assalamu'alaikum.." aku langsung keluar dari caffe dan pulang.