Ignis berjalan-jalan dengan santai di setiap gang. Orang yang dilihatnya sangat biasa atau bahkan bisa dikatakan sangat miskin. Tunawisma ada di gang-gang mendirikan tenda sebagai rumah. Suasananya aneh, mereka memandangi Ignis dengan tatapan aneh.
Ignis mengenakan baju pendek biru tua di dalam, celana panjang putih. Ditutupi oleh jubah panjang yang juga berwarna putih dan kombinasi kerah bulu serigala, bagian belakang jubah ada logo Bajak Laut Guntur dan tertulis karakter ZEUS.
Rambut pendek biru tua dengan gaya modern. Wajah tampan, kulit putih bersih dan halus. Otot yang samar-samar terlihat dari lekukan sempurna tubuhnya. Ekspresinya selalu tenang dan santai.
Jika mereka tidak melihat poster buronan, tidak akan ada yang mengira bahwa orang ini adalah bajak laut. Lebih terlihat seperti ksatria suci.
Auranya juga bersih, tidak ada niat membunuh yang dikeluarkan sama sekali. Ini juga hal yang dia pelajari bersama Paman Jim tentang pengendalian aura.
Mungkin tunawisma ini berpikir, kenapa orang yang terlihat seperti bangsawa mulia ini berjalan-jalan di daerah kumuh?
Di sisi berlawanan.
"Bos, apakah orang ini benar-benar berbahaya? Aku bahkan tidak merasakan aura bajak laut sama sekali. Darimana dia mendapatkan karunia yang tinggi?" Miss Doublefinger merasa skeptis dengan orang yang sedang dia ikuti ini.
"Jangan menilai orang dari penampilan Miss Doublefinger. Orang itu memiliki kemampuan logia. Kita hanya menyelidikinya dan tidak boleh bertarung denganya" Mr.1 berkata dengan nada datar.
Mr.1 Memiliki kemampuan untuk membuat seluruh bagian tubuhnya menjadi tajam. Di paruh pertama Grandline kekuatanya dianggap kelas atas. Sedangkan Miss Doublefinger memiliki kemampuan untuk mengubah semua bagian tubuhnya menjadi paku.
Mereka berdua adalah anggota terkuat setelah Crocodile. Meskipun Robin memiliki posisi yang lebih tinggi. Namun kekuatanya jauh di bawah dua orang ini. Mr.1 adalah anggota yang paling setia dengan Crocodile.
Meskipun sekarang dia tidak tahu identitas Mr.0 yang sebenarnya.
Di daerah yang sepi Ignis berhenti. Diam di tengah jalan tidak bergerak.
"Kalian sudah lama mengikuti, apakah ada yang ingin kalian katakan?" Ignis menyadari sejak lama, selain dua orang tadi. Sekarang ada 60 orang di sekitarnya.
Mr.1 dan Miss Doublefinger keluar dari gang belakang. Bagaimana dia tau? Meskipun mereka sedikit ragu, orang di depanya memiliki karunia 300 juta Belly yang lebih tinggi puluhan kali daripada mereka.
Lalu berita tentang orang ini selalu luar biasa. Mengalahkan armada marinir? Membunuh bajak laut terkenal dan sebagainya.
Ignis memandang mereka dengan tatapan dingin. "Aku memberimu 10 detik untuk berkata!"
Mr.1 masih diam lalu berbicara."Apa tujuanmu? Wilayah ini milik Organisasi Baraque Works kami."
Ignis sedikit mengernyit dan mencibir. "Tujuan? Aku menghargai keberanianmu untuk bertanya!"
Ignis Haohshoku meledak sepenuhnya. Aura mengesankan bergerak ke segala arah. Jalan di bawah kakinya retak seperti sarang laba-laba menyalur ke dinding-dinding sekitarnya.
Aura seberat gunung menekan seluruh Alubarna. Orang yang tidak siap jatuh ke tanah tidak sadarkan diri. Prajurit kerajaan, pedagang, anggota Baraque Works, semuanya jatuh ke tanah.
Langit di atas Alubarna berubah, awan gelap berkumpul seolah ingin membuat bencana. Selanjutnya turun hujan deras yang membasahi tanah tandus.
Mr.1 adalah yang terakhir jatuh, sebelum jatuh hatinya dipenuhi oleh rasa ngeri yang tak tertahankan. Dia sama sekali tidak berfikir menghadapi manusia! Ini lebih seperti menghadapi makhluk agung tertinggi!
Di kerajaan.
Nefertari Cobra duduk di tahtanya, wajahnya ngeri. Keringat dingin membasahi bajunya. Dua pengawal disampingnya sudah lama tidak sadarkan diri. Dia hanya berfikir. Apa yang terjadi ?
Di ruang bawah tanah.
Crocodile gemetaran, nyaris jatuh dari kursinya. Perasaan teror ini dia pernah merasakanya. Rasa putus asa saat menghapai Shirohige. Seperti semut yang berdiri di depan Mahakuasa!
Di tempat penjualan baju penari.
Dua orang berdiri mantap saling memegangi satu sama lain. Ini adalah Lucy dan Ruins yang berkeringat dingin. Lucy memecah keheningan lalu berkata. "Ini Kapten, dia kehilangan kendali lagi!" Ruins hanya tersenyum pahit dan mengangguk.
Di bar.
Hanya ada tiga orang yang masih sadar. Ryuma, Law, dan Bepo. Mereka pernah mengalami ini dua kali dan sekarang tiga kali. Secara alami sedikit membantu mereka untuk tetap sadar. Meskipun mereka tidak berbicara, mereka hanya saling memandang dan tersenyum pahit.
Sebelumya, Ignis pernah menggunakan ini dua kali ketika menghadapi Monster Laut di Calm Belt. Lalu Lucy mengatakanya agar tidak menggunakanya lagi.
Ignis berhenti dan mendesah. Dia melupakan hal penting. Haohshokunya sedikit bermasalah. Dia sering kehilangan kendali. Kembali di Pulau Birka, dia lebih sering belajar fisik dan buah iblis daripada Jiwa. Karena itu, kendalinya kadang lepas.
"Nona, kamu ingin terus bersembunyi? Sejujurnya aku kagum melihatmu masih berdiri." Ignis melirik jendela di sampinya.
Itu adalah penampilan Nico Robin yang masih gemetaran. Dia nyaris tidak bisa berdiri mendukung tubuhnya. Bersandar di Jendela dengan diam menatap Ignis. Hanya setelah Ignis berkata dia kembali kenyataan.
Dia dengan cepat turun dan berjalan menuju Ignis dengan ragu. Tanganya masih bergetar.
Ignis berkedip di depanya dan langsung memegang tangan Robin. Secara naluri Robin ingin menarik tanganya kembali, tapi dia akhirnya membiarkanya. Robin merasakan aliran energi hangat yang membuatnya secara bertahap tenang.
Saat ini masih hujan deras, namun Ignis dan Robin tidak basah sama sekali. Medan magnet menolak air untuk jatuh ke tubuhnya.
"Suasana ini agak tidak menyenangkan. Kita akan berbicara lagi Robin. Aku menunggumu di Restoran Utama Kota besok jam 8 malam. Kita akan membahas sesuatu." Sebelum Robin mencerna apa yang Ignis katakan. Dia sudah berkedip dan menghilang dari pandanganya.
Robin yang malang, masih berdiri diam mencoba memahami setiap kata dari Ignis. Menundukan kepalanya, siluetnya menghilang dari gang sempit.