Chereads / One Piece: Thunder God Tyrant / Chapter 16 - Chapter 16: Ryuma vs Momonga! Pertarungan pahlawan pedang!

Chapter 16 - Chapter 16: Ryuma vs Momonga! Pertarungan pahlawan pedang!

Kapal Perang semakin menedekat dan jumlahnya luar biasa! Ryuma memejamkan matanya, tangan kanan sudah ada di gagang pedang. Begitu tangan kananya menggenggam erat. Matanya terbuka! tatapanya dingin dan tajam.

Slash!

Energi pedang merah bergerak dengan cepat menuju posisi Momonga. Membelah tiga kapal yang menghalanginya.

Momonga masih di kapal dan matanya menyipit melihat energi pedang ini. Dia mengeluarkan pedangnya dan menahan energi merah dari Ryuma.

Benturan teknik pedang menyebabkan suara aneh bergema. Selain Momonga, 4 Laksamana muda lainya sudah menjauh dari pertarungan ini. Skala pertarungan mereka bukan hal yang baik, lebih baik menjauh sebelum terlambat.

Akibat benturan ini banyak marinir yang terbang karena terhempas.

Kapal marinir menunjukan bekas goresan-goresan.

Ryuma menyeringai, Wakil Laksamana memang kuat! Barusan dia menggunakan 70% kekuatanya untuk mewujudkan energi pedang. Tapi tetap ditahan Momonga tanpa menunjukan tanda-tanda terluka. Momonga hanya mundur 5 langkah sebelum stabil.

Momonga berhenti dan menatap Ryuma di depanya dengan tajam. "Aku tidak pernah mendengarmu dan kenapa orang sepertimu bergabung dengan bajak laut?" orang di depanya ini terlihat sepeti pendekar pedang murni.

Ryuma mencibir. "Ini bukan urusanmu Momonga!"

Teknik pedang alam: Jurus pertama, menebas wujud!

Pedang Ryuma samar-samar memancarkan cahaya merah, menebas lurus ke arah Momonga. Momonga tidak mau meremehkan serangan ini, dia dengan cepat menangkis pedang Ryuma.

Sedikit terkejut, pedangnya terasa berat!

Akhirnya dua pedang bertabrakan dan marinir yang tidak beruntuk sudah terhempas kelaut.

Selain Ryuma, Ruins sudah membantunya menahan laksamana muda dari jauh. Dia terus memberikan tembakan kepada marinir.

Ryuma mundur, mulutnya mengeluarkan darah. Dia terluka saat benturan tadi. Momonga tidak jauh lebih baik, tangan kirinya tergores pedang Ryuma.

Pedang Muramachi atau sering disebut pedang merah bukan pedang biasa. Sekali terluka, oleh pedang. Luka akan menyebabkan pendarahan terus menerus. Pedang ini menghambat efek regenerasi.

Terbukti, pendarahan Momonga tidak berhenti. Dia menggunakan jubahnya untuk menghentikan peredaran darah. Sungguh pedang yang menakutkan, pikirnya.

Wajah momonga sedikit pucat.

Soru!

Momonga pindah ke belakang Ryuma dan ingin menebas punggungnya. Ryuma dengan cepat berbalik dan menggagalkan serangan menyelinap itu. Dalam prosesnya Ryuma terbang lima meter menabrak dinding kapal, sou!

"Luka punggung itu memalukan bagi pendekar pedang!" Ryuma berdiri dengan wajah muram.

"Itu tergantung dengan tekadmu!" Momonga menyerang lagi, saat ini Ryuma sudah sangat marah. Serangan menyelinap itu meremehkan harga dirinya!

Memejamkan matanya, Kenbunshoku Ryuma mencapai puncak dan bergumam.

Teknik pedang alam: Jurus keempat, tebasan udara!

Ryuma sedikit menggangkat pedangnya lalu menyarungkanya lagi.

Hening, setelah gerakan itu udara di sekitarnya terdistorsi menuju Momonga. Ledakan supersonic mengganggu fokus momonga. Dia mencoba menghindari serangan ini. Dia merasa bahkan jika dia melawan, dia tidak bisa menghentikan serangan ini.

Tapi terlambat, energi pedang mengerikan membuat luka panjang di dadanya. Tidak berhenti, terus terbang menuju lima kapal perang dan membelah semuanya menjadi dua bagian. Laksamana muda sudah ketakutan!

Momonga matanya putih, jatuh tidak sadarkan diri. Laksamana muda disampingnya dengan cepat membawa Momonga kembali. Dia sudah tidak peduli dengan pertarungan ini. Perintah tertinggi adalah kembali dengan selamat!

Ryuma tidak menghentikanya, karena dia sudah tidak bisa bergerak. Jurus keempat adalah yang terkuat yang bisa dia gunakan saat ini. Itu menggunakan semua energi di tubuhnya. Jika bukan karena pedang yang menyangganya. Dia sudah jatuh di tanah.

Ignis dari jauh melihat ini tersenyum. Dia berkedip dan membawa Ryuma kembali ke kapal. Karena Law sedang bertarung, perawatan sementara digantikan oleh Ruins.

Ruins membawanya di ruang pengobatan dan membiaraknya beristirahat.

Kembali ke ruang kendali, Ruins dan Ignis melihat kondisi pertarungan Law dan Dobberman.

"Ruins, aku akan memperlihatkanmu sesuatu yang bagus!" kata Ignis sambil tersenyum.

"Bagus?" kata Ruins. Ignis tidak menjawabnya dan hanya membiarkan Ruins mengikutinya ke gudang kapal. Ruins melihat sekelilingnya. Selain harta dan barang-barang tidaka da apapun di sini.

Ignis berhenti di depan dinding kapal yang berbeda dari lainya. Dinding ini terbuat dari meteorit. Dia menyentuh dinding dan mengalirkan satu juta volt listrik. Setelah beberapa saat, dinding mulai bergetar dan terbuka kebawah.

Menunjukan sebuah ruangan gelap yang misterius. Ignis menyalakan mekanisme dan perlahan di ruangan itu, lampu-lampu mulai menyala. Hijau, biru, kuning, dan merah. Masing-masing menunjukan keterangan yang berbeda.

Yang paling mencolok adalah tiga tuas merah di depan. Ruins melihat layar besar di depanya. Dia familiar dengan ini, sama dengan yang ada di ruang kendali lantai tiga.

Ruangan ini tidak besar, tetapi banyak mekanisme yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Hanya kalimat yang mencolok di atas layar, karakter itu besar dan berwarna emas kemerahan. Satu kalimat.

Meriam Hades!

Ignis melihat Ruins yang terpana."Ini adalah senjata tertinggi di kapal ini. Senjata rahasia. Meriam Hades. Senjata ini terlalu berbahaya. Dalam kekuatan maksimumnya, senjata ini bisa menghilangkan pulau dengan tembakan."

Ruins yang terkejut ingin membuka mulutnya, tapi Ignis berbicara lagi. "Aku tahu yang kamu pikirkan, kapal ini bukan senjata kuno! Tapi, bersaing dengan senjata kuno. Jadi bisa dikatan Zeus adalah Senjata kuno keempat di dunia!"

"Aku ingin kamu menggunakan ini untuk menghancurkan setengah bentang G-8. Namun, hindari wilayah tengah. Banyak orang biasa di wilayah itu, meskipun kita Bajak Laut kita tidak membunuh secara sembaragan." Ignis berbicara dengan serius.

"Baik,.." Ruins tanganya gemetar ketika menyentuh tuas. Senjata ini luar biasa!