Kejadian kemarin menjadi topik utama yang di bahas di seluruh kerajaan. Peristiwa pingsan masal cukup untuk membuat Nefertari Cobra pusing. Orang-orang tidak sadarkan diri hanya selama 30 menit. Namun itu teringat terus di hati setiap orang.
Perasaan ngeri, putus asa, seakan sangat rendah.
Perasaan teror yang tidak tertahankan!
Beberapa orang bercerita bahwa setelah kejadian itu mereka mimpi buruk pada malam hari.
Ignis dan yang lainya santai, mereka berenam menginap di penginapan terbaik Negara ini. Kenyataanya banyak orang yang menjadi lilung, suasanya menjadi berat dan aneh.
Lucy dan Ruins menatap Ignis penuh dendam. Setelah kejadian itu, perasaan gembira mereka benar-benar hilang. Tidak hanya itu semua warga Alubarna juga suram, seperti telah menghadapi bencana besar.
Suasana di Kota tidak ceria lagi. Para penari yang biasanya mengadakan festival juga libur hari ini. Selain toko utama dan restoran besar, toko kecil dan kios tutup.
Ryuma, Law, dan Bepo tidak berbicara seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ignis juga tersenyum pahit, dia telah membuat dua gadis marah.Tidak tahu ingin mengangis atau tertawa.
Haohshoku Ignis yang mencapai Ekstrim dapat mempengaruhi hal-hal disekitarnya, seperti cuaca dan suasana hati sesorang.
Meskipun tidak sepenuhnya menyebabkan musuh kuat tidak sadarkan diri. Tapi, efektif untuk membuat mereka kehilangan semangat bertarung. Orang yang bisa menahan Haohshokunya tanpa fluktuasi apapun hanya satu. Paman Jim!
Malam hari, seorang gadis duduk di meja VIP Restoran Utama Kota. Dia sedang membaca buku dan samar-samar melihat keluar melalui jendela.
Saat itu suara membangunkanya dari lamunan. "Sudah lama menunggu?" Ignis berbicara di depanya.
"Baik, aku baru saja sampai." Robin tidak tahu kapan orang ini duduk di depanya sendiri. Dia tidak mendengar pintu dibuka.
"Aku tidak akan mengatakan banyak hal. Apa yang kamu ketahui tentang Poneglyph?" Ignis melihat dalam ke mata Robin.
"Poneglyph sejarah, instrusional, dan road poneglyph. Mengapa kamu bertanya?" Robin jujur menjawab. Dia merasa tidak bisa berbohong tentang ini.
"Aku tahu banyak tentang Road Poneglyph, tapi sedikit tahun tentang teks intruksional. Bagaimana denganmu, ada perkembangan? Maksudku Pluton!" Ignis berbicara dengan santai dan mengamati wajah robin yang semakin gelap.
"Kamu... bagaimana kamu tahu?!" Kali ini Robin sudah kehilangan ketenanganya. Bagiamana Ignis tahu. Seharusnya selain Crocodile tidak ada yang tahu tentang tujuan mereka di Alabasta.
"Tidak perlu gugup. Aku tidak ingin memaksamu untuk mendapatkan pluton."Ignis tersenyum tapi seperti bukan senyum lalu berkata lagi. "Aku ingin membuat perdangangan denganmu. Kamu tahu kekuatanku. Jika kamu ingin mencari tempat, kamu selalu bisa mengubungiku." Ignis menyerahkan nomor denden mushi pribadinya.
"Aku tahu kamu selalu mengetahui sejarah kosong, ibumu Nico Olivia tahu segalanya tapi tidak pernah memberitahumu. Kenapa? Karena kamu yang sekarang tidak akan bisa berbuat apa-apa."
"Robin, faktanya sejarah kosong menyangkut semua tentang kebenaran dunia ini. Meskipun aku tidak tahu kebenaran aslinya, tapi aku sudah menebak apa itu Kerajaan Hebat!"
"Kamu tidak perlu terburu-buru. Poneglyph yang mencatat abad kosong hanya dua. Aku yakin kamu sudah membaca satu." Ignis berhenti dan menatap Robin yang semakin kehilangan ketenanganya.
"Hanya dua? Aku.. aku membaca satu ketika aku masih kecil di bawah Pohon Pengetahuan, Ohara. Bagaimana kamu yakin jika hanya dua tentang abad kekosongan?" Robin menatap Ignis penuh harapan.
"Aku tahu banyak tentang dunia ini Robin. Kamu benar yang pertama ada di Ohara dan yang lainya..." Ignis berhenti sebentar lalu melanjutkan.
"Ada di Raftel!"
"Raftel?!" Robin terkejut, bagaiman Ignis tahu tentang ini. Apakah dia pernah pergi ke Raftel? Tidak tapi dia tidak mengatakan jika dia tahu tentang abad kosong.
"Hanya satu cara menuju ke Raftel, yaitu Road Poneglyph!" katanya dengan datar.
"Road Poneglyph? Sebenarnya adalah petunjuk tentang Raftel.." Robin bergumam lalu bertanya lagi. "Kamu.. Kamu tahu dimana Road Poneglyph?" Robin sedikit bergetar bibirnya saat dia bertanya. Hanya ini tujuan hidupnya. Mengetahui abad kosong!
"Aku tahu! Tapi meskipun aku memberitahumu, kamu tidak akan bisa melakukan apapun." Ignis tersenyum dan memandang Robin yang tidak tenang.
"Aku tidak peduli, aku hanya ingin tahu, aku mohon!" Robin penuh harapan.
"Baik, Pertama ada di Pulau Legendaris. Pulau Zou, Road Poneglyph disimpan disana dan dijaga oleh suku Mink. Kedua dan ketiga ada di tangan Yonkou Kaido dan Yonkou Big Mom!" Ignis melihat wajah Robin yang putus asa. Harapanya jatuh, tiga tempat itu bukanlah hal yang bisa dia jangkau sepanjang hidupnya.
Tiba-tiba Robin menyadari sesuatu dan menatap Ignis." Yang keempa.." Sebelum Robin selesai berbicara. Ignis sudah menjawab. "Cerdas! Yang Keempat ada di tanganku!"
Kejadian itu sepuluh tahun yang lalu ketika dia membuka ruangan rahasia di rumah ibunya. Sebuah batu balok Merah darah ada di tengah ruangan. Saat itu dia sangat terkejut.
Memandangi Robin, Ignis berkata lagi. "Aku tahu, aku akan membiarkanmu membacanya. Tapi tidak sekarang. Saat ini kamu perlu mengetahui tentang Pluton terlebih dahulu."
Ignis menyerahkan liontin berwarna biru langit di lehernya kepada Robin.
"Jika waktunya tepat. Aku akan kembali menemukanmu. Liontin ini akan melindungimu setelah kamu memakainya. Aku yakin Shirohige perlu usaha keras untuk menggores Liontin ini!" katanya.
Liontin ini adalah pemberian ibunya ketika dia lahir. Sudah ada di lehernya selama 26 tahun. Ignis terus meneliti Liontin ini namun tidak menemukan apa-apa. Yang jelas, Liontin memiliki pertahanan yang sangat kuat. Paman Jim perlu menggunakan serangan terbaiknya untuk membuat liontin ini bergetar!
Liontin permata berwarna biru langit. Di kelilingi oleh pola perak yang rumit. Di sambung dengan rantai kecil berkilau. Hangat di musim dingin dan dingin di musim panas. Ignis memakaikanya di leher Robin. Selain Ignis tidak ada yang bisa melepaskanya!
"Ini akan melindungi dari apapun, tidak bisa dilepas atau di hancurkan. Hanya orang yang memiliki hati baik yang bisa melihatnya, kamu tidak perlu khawatir tentang Crocodile yang memperhatikan." Ignis berbicara dengan serius.
"Lain kali bertemu lagi Robin!" Ignis menjadi listrik biru dan menghilang dari ruangan.
Robin masih diam di tempat duduknya dan memandangi permata biru langit di lehernya. Pertemuan ini hanya terjadi selama satu jam. Namun Robin merasa sudah berkeliling di dunia.