Ibuku memiliki darah keturunan Sunda, bukan dari Bandung, karena bahasa Sunda yang digunakan adalah Sunda Kasar, Ibuku seorang yang penyabar, tidak pernah sama sekali marah ataupun membentak anak-anaknya, ibuku buta akan teknologi handphone dan memiliki ciri khas ketika ia sedang terkejut, kata yang biasa di ucapkan adalah..
' MAMAMANCONG.' Entahlah aku sendiri tidak tau artinya apa.
Kemudian Ayahku memiliki darah keturunan Makasar, dia sangat tidak suka dengan ikan, karena tidak tahan dengan bau amisnya, Ayahku memiliki sifat yang mudah bergaul di kalangan tempat kerjanya, tapi ada beberapa kebiasaan saat dirumah, Saat memanggil anak-anaknya, Ayah selalu mengeluarkan nada suara yang keras, Seperti Tarzan yang ada di hutan.. AWUOOOOOOO...WUOOOOOO WUOOOOO.....WUOOOOO...., padahal orang yang dipanggil hanya berjarak 1 meter, Ayahku sangat jarang sekali marah, dan Sekalipun ia Marah, Ahhhh rasanya menyeramkan, lebih menyeramkan dari Dept Kolektor yang menagih Hutang, Selain Ayah dan ibu, ada Nenek, ibu dari Ayahku, sedangkan Kakek sudah tiada saat aku berumur 5 tahun.
Hal yang di ingat dari kakek ku adalah saat aku bermain layangan Peteng atau Layangan Raksasa bersama kakek dilapangan, Layangan yang sudah berada di atas langit itu bentuknya seperti Ikan Pari, kemudian kakek ku memberikan benang layangan yang agak tebal itu, untuk mengajarkan ku cara menerbangkan layangan, saat aku memegangnya, seketika aku terbawa arus angin dari layangan ikan pari itu dan membuatku ikut terbang ke atas, untungnya dengan sigap kakek ku langsung menangkap ku, hanya itu memori yang ku ingat saat bersama Almarhum kakek.
Aku memiliki satu kakak, dia memiliki kebutuhan khusus sejak dari lahir, cerita yang aku tau pada saat ibu melahirkan kakak ku, saat selesai melahirkan semua terlihat normal, namun saat sedang di mandikan oleh suster rumah sakit disana, susternya panik dan tidak cepat-cepat menghubungi dokter. Suster panik, tiba-tiba suhu badan kakak ku panas, karena telatnya penanganan, akhirnya menyerang syaraf otak kakak ku. Dokter bilang itu adalah penyakit kuning yang terdapat pada kakak ku yang menyerang syaraf otaknya dan menyebabkan Down Syndrome, Entahlah menurutku itu memang sudah takdir tuhan, tuhan menitipkan anak yang special kepada keluarga ku untuk dijaga saat di dunia.
Aku juga memiliki seoarang adik laki-laki yang lebih muda 2 tahun dari ku, yang terkahir Adik perempuan kecil ku yang paling bontot dan paling disayang, di keluarga ku memiliki fakta menarik, Kakak , dan adik-adik ku memiliki kulit yang putih, dan mereka Tampan dan Cantik, tapi sedangkan aku, Aku berbeda, sampai aku pernah bertanya, " Ibu, mengapa aku berbeda ? ", ibu ku bercerita sewaktu aku masih di dalam kandungan ibu, ibu mengidam Ayam bakar dari restoran padang, saat itu ayah sedang bersiap berangkat kerja dan 10 menit lagi harus berangkat, dengan sangat terburu-burunya, Ayah pergi ke restoran padang untuk membeli Ayam bakar, Akan
tetapi.....
Ayam bakar yang dibeli adalah ayam bakar yang kulitnya gosong di beberapa bagian, dan dari cerita itu aku mengetahui kenapa aku berbeda, aku berfikir ternyata ibu mengidam, bisa berefek pada anak yang nanti dilahirkan. andai saja ayam yang dibeli ayah waktu itu tidak gosong, aku bisa memiliki kulit yang putih. walaupun seperti itu, aku tetap mensyukuri apa yang aku punya, dan yang terakhir Nenek ku, Nenek ku adalah Nenek yang selalu bertanya.
" Kamu sudah makan belum?, sana...
makan."
Lalu memiliki sifat yang bawel, dan paling perhatian dengan Kakak ku, Ayah ku sangat menyayangi Nenek dan bahkan setiap pulang dari kerja, Ayah selalu memeluk Nenek sambil berteriak manja " Nenek. " Itu adalah sedikit pengenalan dari keluarga ku.
Sesampainya dirumah tidak lupa juga mengucapkan salam terlebih dahulu, aku langsung bertanya kepada ibu.
" Ibu jurusan Akuntansi itu seperti apa ?. "
Ibu menjelaskan bahwa kelas akuntansi adalah pelajaran cara menghitung dan mengelola keuangan, aku berfikir kalau pelajaran akuntansi itu mudah, kalau hanya menghitung uang, ibu juga sering meminta ku beli barang belanjaan di supermarket, tidak masalah kan ya ? . aku menjelaskan kepada ibu, bahwa aku ingin mengganti jurusan dari Multi Media, ke Akuntansi. saat ibu bertanya apa alasan aku mengganti jurusan, Aku hanya tersenyum dan berkata.
" Tidak apa-apa bu, aku....hanya ingin saja. "
Di malam hari saat ayah sudah pulang, mendengar info dari ibu kalau diriku ingin mengganti jurusan, Ayah ku justru menyarankan untuk masuk ke Jurusan Tekhnik Komputer Jaringan ( TKJ ), dan dengan hebatnya aku mengelak ucapan ayah.
" Ayah, kalau jurusan TKJ itu Zatri takut tersengat aliran listrik, Ayah tau kan CPU yang ada dirumah pun sering memberikan sengatan Listrik, rasanya engga enak ayah, tersengat listrik itu..... Geli-geli menyakitkan *sambil menggeliatkan tubuh*, lagi pula apapun jurusan yang Zatri pilih, Zatri tetap lebih fokus ke Sekolah Sepak Bola Zatri untuk mengejar cita-cita zatri masuk TIMNAS Indonesia. " Saat pembicaraan telah selesai Ibu berpesan untuk menyeimbangkan Ilmu pendidikan Sekolah dan Sekolah Sepak Bola.
Hari Ke-3 MABIS.
Saat pagi hari aku dan Ani berangkat ke Sekolah bersama lagi, Aku memperhatikan Ani, ternyata Ani itu Manis saat tersenyum, sungguh pagi yang sangat cerah, menyejukan, burung-burung seakan saling bersautan satu sama lain, langit biru dengan lembutnya awan yang menutupi, detak jantung yang terasa sangat aneh tapi menakjubkan, apa mungkin aku jatuh hati pada Ani ?.